Suzy merasa jika tubuhnya berat, sangat berat. Membuka matanya perlahan, Suzy dapat melihat dada bidang Sehun yang tiga tahun terakhir menjadi suaminya.
Pria sakit memang!
Selama itu mereka tinggal seatap, baru kali ini mereka tidur seranjang. Pelukan bonusnya.
Tidak, Suzy tidak terharu tentu saja. Hanya saja merasa aneh. Kenapa baru sekarang? Kenapa harus membuat ibunya pergi? Lalu adiknya?
"Hks." Air mata sialan, Suzy memaki dalam hati. Ia masih kecil, tolong ya pengertiannya. Belum delapan belas tahun bahkan umurnya ini.
Pelukan di pinggang Suzy makin mengerat. Membuat Suzy makin berdempet dengan dada selebar stadion sepak bola milik Sehun.
Cup.
"Sudah bangun, Sayang?" Sapa Sehun tanpa membuka mata.
Sayang kepalamu segi tiga trapesium!
"Awas." Mendorong dada Sehun menjauh, pria sinting itu bahkan makin membekap Suzy dalam pelukannya.
"Menyingkir kau, Babi!" Amuk Suzy. Mendorong Sehun sekuat tenaga, tapi bukannya Sehun yang terdorong malah ia yang beranjak mundur. Tidak jauh pula.
"Kenapa kau ganas sekali, hmm?"
Cup.
Kali ini mencium sekilas bibir Suzy. Sehun tersenyum lembut, mengusap pipi kesayangannya dan memeluknya kembali.
"Siap-siap, nanti malam kita pergi ke Maldives."
**
"Bajingan sinting laknat! Enyah kau, Brengsek!" Jiyeon baru sadar dari acara pingsannya lalu mengamuk membabi buta menghabisi Kris. Membuat pria itu menatap Jiyeon dengan datar lalu dengan mudahnya...
Sret.
"Diam dan tenang atau aku benar-benar akan membuatmu berteriak di bawahku." Sekali tarikan nafas, Kris mengucapkan kata-kata barusan dengan mata tajamnya yang menyorot langsung pada mata Jiyeon.
"Pedofil gila! Mesum! Tidak punya otak! Stres!" Murka Jiyeon. Membenturkan dahinya ke dahi Kris hingga menbuat pria itu menghela nafas panjang dan membalikan badan Jiyeon hingga telungkup di atas ranjang.
"Pembangkang." Desis Kris.
Dan yang terdengar hanya suara teriakan Jiyeon saja setelahnya.
**
"Hentikan! Kau siapa?" Suzy memberi jarak antara dirinya dan Sehun. Memeluk guling yang bisa saja sewaktu-waktu bisa ia jadikan senjata untuk menepak kepala Sehun.
"Aku Oh Sehun. Ada apa denganmu?" Kali ini Sehun yang bertanya heran. Tak mengerti dia.
"Tatapanmu tidak seperti kau kemarin saat membunuh ibuku. Tidak saat menembak temanku." Tuding Suzy dengan telunjuk kirinya. Masa bodoh jika itu terlihat tidak sopan.
"Aku? Kapan aku membunuh ibumu?" Sehun bertanya heran. Rasanya ia kemarin tidak melakukan apa-apa.
Suzy rasanya ingin mencekik Sehun. Tidak melakukan apa-apa? "MANA GUNTINGMU?! BIAR KU TUSUK TENGGOROKANMU HINGGA MATI, BANGSAT!" Mengamuk sudah dia.
Sehun mundur selangkah, mengeryit heran dengan tingkah si mungil yang sungguh di luar kendali.
"Ada apa ini, Miskah?" Sehun menyerah. Duduk santai di tepi ranjang dan menatap Suzy yang seakan-akan bisa saja menembak mati dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just
FanfictionHanya kumpulan momen Hunzy yang bikin oleng antara mau ngaramin atau tetap berlayar membelah samudra.