Sick

135 22 1
                                    

Suzy tengah duduk bersandar di ranjangnya sambil menonton drama di televisi. Tenang, bukan azab kubur tentu saja.

"Sayang."

Suzy menoleh pada Sehun yang baru saja masuk dengan senampan penuh makanan.

"Mom."

Suzy tersenyum manis, tiga anaknya juga mengekor di belakang Sehun dengan buket bunga di masing-masing tangannya.

"Sudah baikan?" Sehun menunduk sebentar untuk mencium dahi Suzy dan meletakan nampannya di sebelah nakas. Bersiap memasang meja kecil yang memang selalu ada di kamar itu.

"Lebih baik."

Haowen mengerucutkan bibir kecilnya sambil memegang ujung kemeja Jasper. Dia tidak suka jika mommynya pucat begini.

"Mom, wanna thome fanta?" Haowen dengan sigap menawarkan sebotol fanta kecil yang sudah tersisa setengah pada Suzy yang hanya tertawa kecil.

"Itu jatah bulanan Haowen, mommy minta air putih saja boleh?"

Dengan sigap Haowen langsung menarik Jinyoung untuk turun lagi ke dapur. Tingginya tidak mencukupi untuk mengambil gelas teman-teman.

"Cutee." Jasper tersenyum manis sambil menatap pintu kamar. Adiknya sudah tumbuh makin dewasa ternyata.

"Jas, sudah makan?" Suzy memanggil anak sulungnya yang hanya termagu sambil menatap pintu kamar.

"Huh? Aah, itu. Sudah daddy bawakan." Jasper menunjuk nampan yang sudah di susun oleh Sehun di atas nakas dengan rapi. Itu memang untuk mereka berlima ngomong-ngomong.

"Mommyyyyy, ingin yang ada eth atau tidaaak?" Pekikan Haowen dari dapur membuat Sehun menghela napas lelah. Terlalu sering menggunakan kotak suara anak bungsunya itu jika bersama Jinyoung.

"Tidak, Mom. Jangan ikut berteriak." Jasper mewanti-wanti ibunya yang sudah bersiap-siap dengan tarikan napasnya.

"Mommy tidak bisa minum es sekarang." Terdengar lagi suara Jinyoung yang sedikit lebih manusiawi dibandingkan suara Haowen tadi.

**

"Sorry." Suara Jasper memecah keheningan saat makan bersama ini.

Alis Suzy berkerut heran mendengar itu. "Untuk apa?"

"Hanya ingin."

"Dad akan menikah lagi."

Jasper melirik sekilas sambil tetap fokus pada makanannya. Ayahnya ini pasti belum selesai bicara, biar saja dia selesai dulu.

"Menikah? Dengan?" Jinyoung merespon santai, tidak ada ruginya juga untuk Jinyoung.

"Bae Suzy."

Jasper seketika tersedak dengan makanannya. "Bae Suzy?" Ulang jasper tak percaya. Ayahnya ini berubah haluan menjadi pedofil apa bagaimana?

"Ya."

"Dad, dia hanya beda dua tahun denganku. Kau serius?"

"Apa masalahnya?"

Suasana meja makan langsung hening, Jinyoung yang mengerti keadaan hanya bisa diam. Toh menurutnya juga umur tak menjadi hambatan.

JustTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang