"ANTARA NYAMAN DAN CINTA! SUNGGUH KU DILEMA, HARUS MEMILAH HATI TUK SIAPA. KU MENCINTAIMU." Suzy menatap sepatu tingginya, hak runcing dan kerlap-kerlip di sisi sepatunya.
"TAPI KU NYAMAN DENGANNYA~~!" Kali ini Suzy menatap dalam pada flat shoesnya.
"Pilihan sulit, Oh Sehun. Bantu!" Suzy memekik heboh. Dandanan sudah seperti putri kerajaan, hanya karena masalah sepatu, imagenya jadi turun lagi menjadi manusia rimba.
"Ada apa, hm?" Sehun keluar dari walk in closenya.
"Aku harus mengenakan yang mana?" Suzy memberikan dua sepatu pilihannya tadi. "Yang datar apa yang runcing?"
"Kenakan yang runcing saat kita akan memasuki ballroom saja. Dari rumah dan akan pulang gunakan flatmu saja." Mengusak pelan surai Suzy, Sehun mencium lembut dahi istrinya.
"Tak apa?" Tanya Suzy memastikan.
"Tentu saja."
Suzy langsung mengangguk setuju, Sehun saja yang suaminya bilang tak apa, kenapa ia harus memikirkan orang lain? Peduli apa Suzy?
"Ayo, aku tidak ingin mereka memiliki kesempatan untuk mengatakan yang tidak-tidak tentangmu." Suzy menggandeng tangan Sehun dengan tangan kanannya dan tangan kiri yang memegang ujung gaunnya. Susah jika Suzy harus jalan dengan baju semekar ini.
"Kenapa?"
"Tentu karena kau suamiku!"
**
"Sudah datang?" Sejeong, mantan tunangan Sehun menyapa mereka. Iya, mantan tunangan yang hingga saat ini masih diperjuangkan oleh ibu Sehun untuk menjadi istri kedua anak bungsunya.
"Kau lihat dengan mata, jika sudah ada berarti sudah datang!" Suzy berujar sinis, mengapit lengan Sehun dan langsung saja membawanya masuk. Suzy harus menebalkan muka mulai sekarang.
"Selamat malam." Sapa Suzy ramah, dan sesuai bayangannya. Tak akan ada yang membalas sapaannya. Sudah biasa Suzy ini.
"Selamat malam, ayo duduk." Eh, ada satu orang yang selalu tersenyum ramah pada Suzy. Istri kakak iparnya, Jiyeon.
"Kau cantik." Puji Jiyeon dengan mata kucingnya yang melengkung indah.
"Eonni lebih cantik. Terlebih matanya." Suzy menunjuk mata Jiyeon. Tersenyum ramah saat wanita itu dengan tenang mengusap kepalanya.
"Sejeong tadi dimana, Sehun?" Yoona bertanya. Melihat sekitaran ballroom dan tak menemukan Sejeong di sana. Kemana dia?
"Ma, menantumu di depanmu. Kenapa mencari yang lain? Kau bahkan tak menyapanya." Kris menegur ibunya, kebiasaan memang wanita nomor satu di rumahnya ini.
"Jika rasanya aku dan istrinya tak bisa di hargai di sini, lebih baik kami kembali." Sehun sudah ancang-ancang akan berdiri dari kursinya jika saja Suzy tak menahannya.
"Tenang, semua baik-baik saja." Bisik Suzy pelan. Mengusap lengan Sehun dan menggenggam kepalan tangan prianya.
"Maaf, aku keluar tadi sebentar."
Sret.
Sejeong duduk tepat di sebelah Sehun! Kurang ajar! Memang mencari muka manusia satu ini, terambil muka babi baru tau rasa!
KAMU SEDANG MEMBACA
Just
FanfictionHanya kumpulan momen Hunzy yang bikin oleng antara mau ngaramin atau tetap berlayar membelah samudra.