"Halo, Suzy."
Suzy menolehkan kepalanya dan mendapati Kim Jongin yang saat ini tengah tersenyum lebar padanya. Melebarkan sedikit jarak pandangnya, Suzy mendecih kesal saat melihat Sehun duduk tetap di sisi kiri Kai. "Bedebah!" Melengos pergi begitu saja, Suzy membuang muka.
Kai yang niatnya menyapa dengan aura yang penuh pelangi jadi merasa tersakiti. Ia tidak salah apa-apa, tapi kenapa ia terkena imbas? "Kau apakan lagi dia?" Tanya Kai dengan helaan nafas berat.
Sehun mengendikan bahunya, masih dengan pandangan mata yang tertuju pada arah punggung Suzy melangkah pergi. Ia juga heran kenapa dengan wanita gila satu itu. "Dia datang bulan mungkin ya?"
**
"Suzy, sudah minta uang kas?" Suzy yang baru masuk kelas dengan beberapa belanjaannya langsung berhenti di depan kelas untuk menatap Chanyeol. Terlihat berpikir sebentar sebelum menggeleng kaku. Ia lupa sekarang senin dan tugasnya adalah menjadi pemeras uang saku teman satu kelas.
"Nanti saat jam pelajaran kelima aku minta, maaf aku lupa." Suzy merasa tidak enak. Walau ia yakin Chanyeol juga tak akan mempermasalahkan kelupaannya itu.
"Tak apa, santai saja. Aku hanya mengingatkan. Apa kau melihat Kai dan Sehun?" Chanyeol bertanya pada Suzy yang langsung menunjuk arah kantin. "Dua bodoh itu tengah makan." Berlalu begitu saja, Suzy memilih untuk melanjutkan langkahnya.
Meninggalkan Chanyeol yang hanya terkekeh pelan dan berlalu menuju kantin untuk menyusul dua temannya yang memang bodoh itu. Suzy tidak salah.
"Membeli apa?" Jiyeon bertanya sebagai ungkapan basa-basi walau ia tau itu tidak akan berakhir dengan baik.
"Kau tidak bisa lihat sendiri?" Suzy menunjuk belanjaannya yang sudah ia hampar di atas meja. Duduk dengan tenang dan mulai memakan apapun yang terlihat menarik untuknya. Satu minggu ini moodnya sangat buruk.
Jiyeon menghela nafas lelah, sedikit meringis melihat tatapan Suzy yang biasanya datar menjadi semakin datar. Mengumpulkan keberanian yang ia miliki, Jiyeon mulai menatap Suzy dengan penuh minat. "Kau sebenarnya kenapa? Ada masalah?"
Suzy menggeleng tak peduli, kembali lanjut dengan makanan keduanya dan menatap lurus keluar jendela. Tak ada yang bisa menarik perhatiannya dan itu membosankan. "Tak usah menatapku seperti itu, menjengkelkan."
Jiyeon mengangguk paham, mengambil satu belanjaan Suzy dan menatap keluar jendela. Mengikuti arah pandang temannya yang sudah tidak tertolong ini. Jiyeon khawatir hanya saja ia tidak ingin diamuk Suzy. Jadi ya tunggu saja.
Suzy menatap seisi kelas yang sudah mulai ramai dan mengambil buku saktinya dari laci meja. Membersihkan remahan yang berserakan, Suzy mulai mengambil pena. Menengadahkan tangannya pada Jiyeon yang dibalas dengan tatapan tidak mengerti.
"Apa?"
"Uang kas."
"Ah." Jiyeon mengangguk paham dan mengeluarkan dua lembar uang untuk ia berikan pada Suzy. "Lunas ya."
"Iya." Suzy menjawab pelan, mulai berkeliling tanpa banyak suara. Mengadahkan tangan dan dia akan menjadi mangsa lain.
Jiyeon hanya memperhatikan dalam diam, ia masih tidak mengerti. Irene, kakak Suzy terlihat baik-baik saja, tapi kenapa Suzy seperti macan kumbang bunting yang tidak bisa disenggol seperti ini?
"Pasti ada sesuatu." bisik Jiyeon yakin.
**
Suzy masih setia berkeliling kelas untuk meminta uang kas. Para anak monyet ini jika tidak dipaksa tidak akan dengan suka rela membayar uang kas. Lelah Suzy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just
FanfictionHanya kumpulan momen Hunzy yang bikin oleng antara mau ngaramin atau tetap berlayar membelah samudra.