- e m p a t -

1.9K 71 1
                                    

Setelah mengajar dan mengadakan quiz di kelas Khazera, Pak Dean langsung keluar lebih awal meskipun waktu masih tersisa. Hal langka bagi seorang Pak Dean untuk menyisakan waktu mengajarnya. Namun, sangat berbanding terbalik dengan murid-murid kelas 12 IPA 3 ini yang kegirangan sepenibggal Pak Dean. Terkadang, guru yang kelewatan disiplin dan taat aturan itu membuat siswanya geram sendiri. Contohnya ketika ada rapat guru pun tetap saja memberi tugas yang tidak dikumpulkan, padahal guru-guru yang lain tidak melakukannya. Tapi yang namanya siswa, cuma bisa meng "iyakan" saja supaya cepar kelar.

Berjalan dengan tenang, namun langkah yabg sangat lebar menandakan dia sedang terburu-buru. Wajah tenang dengan paras yabg rupawan tiada henti terus meilirik ke arah arloji yang melingkar di pergelangan tangan kiri nya. 10.30, waktu yang tertera disana, dan ia hanya memiliki waktu 15 menit untuk sampai di tempat tujuan.

Menancapkan pedal gas dengan cepat, tidak membuat jalanan kota menjadi sedikit lengang. Nyatanya, itu hanya akan membahayakan saja dan membuat dia lebih lama sampai ke tempat tujuan. Ponsel yang terus berdering menambah kerisauan sendiri bagi Pak Dean. Mama nama yang dari tadi menghiasi layar ponselnya dengan panggilan yabg tak diangkat sama sekali.

3 pangilan tak terjawab.

Pak Dean melirik sebentar ponselnya yang ia simpan di samping nya. Dan ternyata, panggilan masuk dari orang yang sama.

"Dimana kamu?". Suara sang mama langsung menyambutnya tanpa basa-basi. Cukup hafal dengan kebiasaan sang mama yang selalu menanyakan posisi, padahal waktu masih cukup lama.

" Masih di jalan",

"Cepet, jangan terlambat!"

"Masih 10 menit!".

"Dean, cepet-.

Panggilan terputus. Dan tahu siapa pelakunya?. Siapa lagi jika bukan Dean Arsanova. Panggilan dari sang nyonya saja bisa ia matikan seenak jidat, apalagi panggilan dari sang kekasih?.

•••

Restoran klasik namun terlihat mewah ini, kini sudah kedatangan keluarga Khazera, tepatnya hanya dia, dan orang tuanya. Sedangkan Sang Kakak? Jangan ditanya, dia lebih memilih menghabiskan waktu dengab kekasihnya. Jujur saja, sampai Khazera duduk di kursi yang sudah tersedia makanan, ia masih tidak tahu ala tujuannya datang kesini, tepatnya kedua orang tuanya yang menyuruhnya datang, dan Khazera hanya menuruti saja tanpa bertanya lebih lanjut.

"Ma, kita ada acara apa? Tumben jam sengini makan bareng!". Tanya Khazera pada Mamanya, yang kebetulan duduk disampingnya.

Rere, Mama dari Khazera pun membuka suaranya, untuk menjawab pertanyaan putrinya, yang sudah bisa ditebak sedari tadi hanya bingung tidak tahu apa-apa.

"Perjodohan." Jawabnya singkat padat jelas, namun Khazera masih tidak mengerti.

" Perjodohan siapa? Si Kaka? Kan udah punya pacar". Tanyanya bingung, dan ia belum mengerti kalau sebenarnya dia lah yang akan di jodohkan.

Rere berdecak pelan, "Ck. Kamu diem aja. Nanti juga tau!". Jawabnya dan lebih memilih kembali diam, karena Khazera pasti akan bertanya jika terus di jawab.

Sekitar 5 menit menunggu, meja yang tadi hanya berisi 3 orang, kini sudah penuh dengan 3 orang yang Khazera tau pasti rekan bisnis dari orang tuanya. Namun, yang membuat dia aneh yaitu, keluarga tersebut bukan membawa anak perempuan yang akan di jodohkan dengan Kakaknya, tetapi malah membawa anak laki-laki yang Khazera rasa lebih tua darinya.

"Udah lengkap kan yah? Kita mulai aja". Ujar Antoni, Ayah dari Khazera.

Berbeda dengan laki-laki yang tepat berada di depan Khazera dengan tatapan yang tidak pernah terlepas dari Khazera, justru sang objek malah sebaliknya. Ia malah sibuk menunduk dengan ponselnya dengan raut wajah yang menahan kesal.

Anda
Gak bisa gitu dong pak, aku kan cuma izin pas quiz aja, kenapa tugasnya jadi dabel sih.
10.30

Pak Dean Guru Galak
Jgn bnth.

Double, bkn dobel.
10.33

Anda
Bapak bilang apa sih? Gak ngerti Zera.

Dobel, biar gampang pak.

Quiz aja deh pak, gkpp ngerjain di ruang guru atau ruang bk sendiri juga, atau mau quiz lisan juga zera gkpp, asal jangan ditambah tugasnya :(
10.37

"Zera", panggil Mamanya saat ia tengah asik dengan kekesalannya pada Pak Dean, Guru B. Inggris nya itu.

"Eh, Kenapa Ma? Kaka udah dateng?".

"Simpen dulu HP nya, itu kamu ditanya". Ujar Mamanya memperingati, dan melirik ke arah wanita paruh baya di depannya yang dipastikan, ibu dari anak laki-laki yang ada disana.

"Eh, iya tante bagaimana?". Tanya Khazera bingung, karena jujur sedari tadi ia gak tau mereka membicarakan apa.

"Kamu sudah kelas 3 kan yah?". Tanya Ibu tersebut yang gak gue tau siapa namanya.

"Iya tan, Zera kelas 3  sebentar lagi ujian!".

Terjadi keheningan beberapa saat setelah jawaban dari Khazera, dan Khazera sempat mendapati laki-laki di depannya ini terus saja memperhatikannya dengan senyum yang sesekali tercetak. Dia jadi khawatir sendiri.

"Jadi bagaimana? Khazera sudah kelas 3, dan sebentar lagi ujian dan lulus!".

"Bagaimana Pah?". Tanya Rere, pada Antonio.

Sedangkan yang ditanya, tidak memberikan jawaban  dan kini menatap ke arah Khazera.

"Zera", Panggil Papanya yang membuat Khazera langsung menoleh saat itu juga.

"Kenapa Pa?!" 

"Kamu siap di jodohkan?".


Hallo temen-temen dunia orange ku...

Sejauh ini, bagaimana sama ceritanya nih. Jangan jadi silent readers yah hihi.
Btw, ada guru muda gak sih di sekolah kalian? Enak gak tuh belajar sama Guru Muda?

Jangab lupa follow instagramku di @nurhid26_ yah🥰

Selamat membaca di next chapter

MY POSSESSIVE TEACHER (On-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang