Pulang sekolah, dan kumpul bersama para sahabat itu adalah hal yang paling menyenangkan. Mungkin banyak orang yang menganggap kegiatan seperti itu hanya menghabiskan waktu dan sia-sia, atau mungkin lebih baik diisi dengan organisasi atau belajar. Tapi, bagi sebagian orang, kumpul bersama para shbat itu udah kaya another level of happiness, gak ada yang bisa ngerasain gimana perasaan seseorang selain dirinya sendiri dan mereka yang sama-sama tahu arti yang sebenarnya. Dan kini, Khazera dan para sahabatnya tengah berkumpul di rumah Khazera, tepatnya di ruang tamu bawah, karena menurut mereka, kalau ngumpul di ruang tamu akan lebih banyak makanan yang disuguhkan. Alasannya simpel, yaitu karena setiap orang yang ada di rumah ini pasti akan melewati ruang tamu, dan perlu kalian tahu, ngumpul di rumah Khazera tidak akan pernah kelaparan. Semua ditanggung pemilik rumah hahahaha.
"Revi kesini kapan?" Tanya Shovi yang tengah sibuk menyusun puzzle sambil memakan satu loyang pizza yang mereka pesan tadi.
Oliv mengedikkan bahunya tanda tidak tahu. Pasalnya, orang yang sedang berpacaran itu tidak bisa ditunggu, kadang suka lupa waktu.
"Mau apa emang lo?" Tanya Khazera dari arah dapur.
"Pengen Boba gue, mau nitip beliin si Revi," jawabnya sambil menyengir kuda. Sudah Khazera duga, kemana ujungnya.
"Telpon Kak Raka ajalah, mau kesini sih katanya tadi," ujar Khazera yang kini sudah mengambil posisi tiduran di kursi panjang dengan Zian yang tengah memainkan ponselnya.
"Rio aja gak usah si Raka, sama aja nyuruh anak bocah kalo nyuruh si Raka," jawab Shovi tidak setuju. Pasalnya, ia tahu seperti apa seorang Raka yang tidak bisa dipercaya.
"Tuaan dia woy daripada lo, si Raka si Raka aja, lo," Zian yang tadinya diam ikut menimpali dengan melemparkan sereal ke arah Shovi yang kebetulan duduk lesehan di depannya.
"Bodo amat, gak ada vibes anak S2 nya tuh anak," ujarnya masih dengan sedikit kesal.
"Anjir, vibes anak S2 whaaha, dendam apa sih lo sama Kak Raka Shov," timpal Khazera sembari ngakak.
"Dendam pokoknya gue, yang gak bisa ditebus sama apapun,"
"Kenapa Rev?"
"Lo pada mau nitip makan gak?" Tanya Revi dari sebrang telpon, yang kebetulan di loudspeaker oleh Zian.
"Rev...gue mau Boba 1, kaya biasa yg large okey!" Shovi menyahut dengan cepat.
"Berisik woy!!" Bukan Revi atau Gara yang menjawab, melainkan Raka yang kebetulan tengah berada disana sepulang dari kampus.
"Diem deh lo, ah, gue lagi gak mood ngomong sama lo, pokoknya boba 1 yang large sama toast nya 1 deh sekalian yaks,"
"Hm, yang lain mau apa?" Tanya Revi.
"Si Zera Americano, gue Milkshake aja, Oliv Greentea, makanan serah lo aja mau apa, tapi jangan pizza, masih ada soalnya, tiati kalian." Jawab Zian dan panggilan pun berakhir.
***
Revi, Gara, dan Raka kini tengah berada di salah satu mall untuk membeli pesanan Khazera sebelum mereka pulang. Kebetulan, mall yang Revi kunjungi lokasinya tidak jauh dari kampus Raka, yang membuat laki-laki itu kini menjadi kamcong orang yang sedang pacaran. Sudah biasa bagi Raka melihat keuwuan orang lain.
"Njir, kapansi gue bisi uwu kaya orang-orang. Mapan udah, pendidikan oke, wajah gue cakep deh perasaan, ko masi jomblo sih anjir, heran gue," gerutu Raka, melihat di depannya Gara dan Revi tengah berjalan mesra layaknya pasangan lain.
"Lo lagi spill diri lo sendiri, Kak?" Revi yang mendengar gerutuan Raka tadi, langsung meledeknya dengan tawa yang tertahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESSIVE TEACHER (On-going)
Teen Fiction"Bapak guru b.inggris, pasti jago bahasa inggris dong?" Ujar Khazera, seorang siswi kelas 12 yang terkenal karena ketidakpintarannya dalam mapel b.inggris. "Cocok dong kalo gitu, bapak jago b.inggris, Zera---" "BODOH B.Inggris!" Ujar Pak Dean, guru...