- d u a b e l a s -

1.3K 61 2
                                    

Hallo gaes...
Jangan lupa spam komen dan vote di setiap part ya gaessss🔥🔥🔥🥰
Vitamin penambah semangat komenan dari kalian tuh.....😭🔥

Happy Reading🌙

Sepanjang jalan Khazera hanya menggerutu kesal dengan langkah yang tergesa mengikuti langkah Pak Dean yang sangat cepat. Ia jadi bingung sendiri, apakah dulu gurunya ini pernah mengikuti lomba jalan cepat, atau maraton dan sejenisnya? Lihat saja langkah kakinya yang 3 kali langkah kaki Khazera.

Koridor sekolah yang cukup ramai cukup membuat pergerakan Khazera semakin terhambat. Yah, sepertinya kelas orang lain benar-benar full jam kosong sehingga para siswa banyak berkeliaran di luar kelas. Sedangkan dirinya? Malah mendapat cobaan yang bertubi dari guru galaknya ini. Siapa yang tidak akan kesal, kalau jam kosong kalian malah direnggut paksa oleh orang lain, dan sialnya hanya kita sendiri yang menerimanya, tidak dengan orang lain begitupun dengan para sahabatnya yang saat ini tengah enak-enakan di kantin.

Terlalu fokus menggerutu dan sesekali mengumpat di dalam hatinya, Khazera sampai tidal sadar dengan langkah kakinya. Alhasil, kejadian memalukan menimpanya dengan sangat tidak estetik.

Brugh..

"Awh...!" Pak Dean membalikan badannya kala mendapati sesuatu yang keras menubruk punggungnya dengan sekali benturan. Dilihatnya, siswi biang masalah di mata pelajarannya ini tengah terduduk di lantai dengan bertumpu pada kedua tangannya dan pantat yang lebih dulu mencium lantai koridor. Bisa dipastikan, ngilunya tidak tertahan. Apalagi rasa malunya.

Khazera yang tidak memperdulikan apapun selain pantatnya yang ngilu pun, hanya terdiam sambil terus meringis, bahkan tidak ada niatan sama sekali untuk bangkit. Bodo amat dengan gurunya yang masih berdiri mematung di depannya. Apakah tidak ada inisiatif untuk membantunya? Atau sedang menyiapkan perkataan pedas dan menjengkelkan yang akan dilontarkan untuknya?

"Awh...pantat gue!" Khazera terus mengelus pantat dan bokongnya yang sangat sakit dengan sebelah tangannga. Sedangkan satu tangannya ia gunakan untuk bertumpu.

"Bapak kalau mau berhenti kasih aba-aba dulu dong, atau kasih lampu sen, biar gak terjadi kecelakaan gini, kan? Mana sakit lagi!"

Pak Dean melangkah memasuki ruangannya dan meninggalkan Khazera yang membulatkan matanya tidak percaya. Wajahnya yang menahan sakit kini bertambah merah menahan kesal pada gurunya itu.

Bagaimana bisa? Pak Dean malah masuk dengan tenang dan mengabaikannya yang jelas-jelas tersiksa di depan matanya sendiri? Benar-benar tidak memiliki rasa empati pada muridnya.

Sepeninggal Pak Dean, Khazera masih berada di posisinya. Ia masih menunggu ngilu di pantat dan bokongnya sedikit mereda. Pasalnya, Khazera tidak bisa mengangkat badannya untuk berdiri, bisa-bisa ia malah jatuh dua kali dengan posisi yang sama.

Khazera berharap ada salah satu sahabatnya yang lewat di depan ruangan Pak Dean dan membantunya, meskipun itu semua mustahil karena mereka tidak pernah berkeliaran di sekitaran ruang guru.

"Anjir, ini gak ada yang niat bantuin gue gitu? Sakit banget elah, mana Pak Dean gak tanggung jawab lagi, kesel gue!"

"Boleh ngumpat gak sih, gue? Mau absen kebun binatang buat Pak Dean," bergumam sendiri dengan menahan rasa ngilu yang tidak juga mereda, membuat Khazera lupa akan tujuan awalnya ia berada di tempat tersebut.

"Gak usah bikin ulah!" Instrupsi dari seseorang membuat gumaman Khazera terhenti dan mendongakan kepalanya. Tidak lain dan tidak bukan adalah penyebab sakit dan malunya Khazera saat ini.

MY POSSESSIVE TEACHER (On-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang