- d u a p u l u h s a t u -

911 47 7
                                    

Khazera memilih pergi ke dapur kecil yang berbatasan dengan ruang tengah. Ia memilih duduk di kursi bartender daripada harus bersama Raka dkk juga para sahabatnya yang tengah ribut makanan dan juga gamenya.

Khazera lupa, entah dimana kresek makanan yang tadi dibelinya. Pasalnya, di dalam kresek yang Khazera bawa tadi ada makanan miliknya. Dan sialnya, tadi diambil alih oleh Pak Dean.

Berbicara Pak Dean, sampai sekarang Khazera belum melihatnya sama sekali. Apartemennya yang ternyata jauh dari perkiraan Khazera. Mewah, luas, dan elegan. Hanya itu yang bisa Khazera deskripsikan ketika sudah beberapa menit menginjakkan kakinya di apartemen milik Pak Dean ini.

Gaji seorang guru PNS pun tidak akan pernah cukup untuk membeli apartemen semewah ini. Bahkan, untuk menyewa phn tidak akan mungkin. Khazera rasa, Pak Dean hanya sampingan bekerja sebagai guru. Jika dilihat dari penampilan dan yang lainnya.

Pak Dean ini merupakan guru baru semenjak Khazera berada di kelas 12. Oleh karena itu, kehidupan gurunya itu belun banyak terkespose dan tidak banyak orang yang mengetahui. Berita yang beredar di kalangan siswa disekolahnya, hanya sekedar guru tampan dan mapan.

Keasikan melamun, Khazera sampai tidak sadar jika seseorang telah duduk di sampingnya yang berjarak satu kursi dari tempatnya duduk.

"Gabung," ujar Pak Dean memecah lamunan Khazera.

"Kok bapak disini?" Tanyanya bingung. Sejak kapan Pak Dean ada disana.

Yang ditanya, malah mengangkat sebelah alisnya, tanda ia sendirpun bingung kenapa Khazera tidak menyadarinya.

"Apart saya."

"Iya iya, apart bapak, Zera tau, kok," jawabnya malas.

"Ah, iya pak, tadi kresek yang Pak Dean bawa, dikemanain?"

"WOY!! Ini siapa yang beli promina anjir, emang ada bayi disini?" Teriak seseorang yang tak lain adalah Raka.

Mendegar teriakan Raka, Khazera langsung beranjak dari tempat duduknya meninggalkan Pak Dean.

"Punya gue ih, mana?" Tanya Khazera pada Raka.

Raka menatap Khazera penuh tanya. "Lo beli promina puffs ini? Serius lo?" Tanya nya tidak percaya.

Khazera yang ditanya menganggukan kepalanya. "Iya punya gue, mana sini, semuanya 3 bungkus plus susu fermentasi gue, mana?" Tagihnya pada Raka.

Raka menggelengkan kepalanya tidak percaya. "Gila, luarnya aja bikin orang serem, eh makanannya anak bayi,"

"Udah gak aneh kali, tuh anak. Sukanya coffee, tapi susu fermentasi juga dia doyan, apalagi snack bayi itu tuh, promina pup," ujar Shovi yang tengah asik memakan cemilannya.

"Bukan pup anjir, puffs," ujar Khazera dengan menekankan kata terakhirnya.

Setelah mendapatkan makanan miliknya, Khazera kembali ketempatnya tadi. Dan disana ternyata masih ada Pak Dean yang tengah berkutat dengan laptopnya. Entah sejak kapan diasana ada laptop, mungkin ketika Khazera mengambil makanannya kali.

"Lagi apa, pak?" Tanyanya basa-basi, dan membuka satu bungkus promina puffs nya.

Pak Dean melirik sebentar ke arah Khazera yang santai menikmati cemilan bayi itu. Benar-benar diluar dugaan.

"Mau gak, Pak?" Tawarnya lagi.

"Gak,"

"Pak," panggilnya

Pak Dean tidak mengindahkan panggilan Khazera. Karena pikirnya, Khazera akan tetap melanjutkan bicaranya meski tidak ada respon.

"Pak,"

MY POSSESSIVE TEACHER (On-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang