Kalau kata orang, tolong jangan percaya, yah.
___________________________________________
"Zi, lo mau taekwondo abis ini?" Tanya Revi yang kini mereka semua tengah istirahat selonjoran di pinggir lapangan basket.
Empat quarter sudah, mereka bermain basket dengan hasil akhir yang dimenangkan oleh team Gara yang tak lain ada Raka, Rio, dan Pak Dean. Yah, setelah Pak Dean bertemu dengan Khazera di tempat loker, ternyata Pak Dean sedang mengambil kaos basket milik Gara. Dipaksa untuk ikut bermain basket karena team Gara kekurangan pemain, mau tak mau Dean pun menurutinya. Padahal, team mereka tetap saja kurang personil.
"Iya,"
"Sekali aja bolos deh lo," Shovi yang tengah mengipas-ngipas dirinya dengan daun kering besar yang kebetulan ada di belakangnya.
"Itumah lo kali, kerjaannya bolos," ujar Raka menyerobot Zian yang akan menyangkal.
Bugh
Shovi langsung memukul tangan Raka yang kebetulan duduk disampingnya dengan keras. Lalu mengambil air putih milik Raka yang tersisi setengah dan meminumnya hingga tandas.
"Woy! Watados amat jadi orang, udah mukul, ngabisin minum gue lagi," protesnya setelah melihat botol minumnya tandas.
"Lo kan, baik," ujarnya dengan menampilkan deretan gigi putihnya menyengir kuda.
"Ada maunya lo," ujarnya dengan mengusap wajah Shovi yang masih menampilkan senyum lebarnya. Menyebalkan memang.
"Tangan lo asem, Kak!" Teriaknya ketika tangan Raka yang cukup besar itu menutupi wajahnya. "Kotor lagi ih, jorok!" Lanjutnya setelah melihat tangan Raka yang kotor karena tangannya digunakan untuk bertumpu pada rerumputan yang mereka duduki.
Bukannya merasa bersalah, Raka malah mengapit leher Shovi dengan ketiaknya. Dan itu benar-benar membuat Shovi jengkel dan terus berteriak.
Bayangkan, badan yang lengket dan penuh keeringat sehabis bermain basket. Apalagi bagian ketiaknya.
"Kak!! Lepasin ih, bau tauuu!" Teriaknya sambil memberontak supaya bisa lepas dari apitan tangan Raka yang kekar itu.
Sedangkan para sahabatnya yang lain malah diam menyaksikan aksi mereka sebagai hiburan.
"Rakaaa ihhh lepasin, gue gak bisa nafas anjir!" Kelewat kesal, akhirnya Shovi pun berteriak tanpa ada embel-embel Kak. Bodo amat kalau ia tidak sopan. Pasalnya, ia benar-benar pengap.
"Anak orang itu woy, masih jomblo lagi kasian, lo lepasin deh Kak," titah Khazera yang melihat wajah Shovi kasian.
Uhuk...uhuk
Shovi langsung terbatuk-batuk setelah terlepas dari apitan Raka.
"Ck, tega amat lo sama gue, Kak,"
"Nih, minum," Raka memberikan sebotol air minum yang masih utuh, dan Shovi menerimnya tanpa banyak bertanya, lalu meminumnya lagi.
"Anak orang udah kaya mau sekarant anjir lo,"Gara ikut menimpali melihat Shovi yang minum dengan rakus.
"Emang dasar yah lo!" Ujarnya lagi kesal. "Nih, udah gue abisin. Tapi belom gue maafin. Kalo sama makanannya baru gue maafin." Lanjutnya malah tidak tahu diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESSIVE TEACHER (On-going)
Teen Fiction"Bapak guru b.inggris, pasti jago bahasa inggris dong?" Ujar Khazera, seorang siswi kelas 12 yang terkenal karena ketidakpintarannya dalam mapel b.inggris. "Cocok dong kalo gitu, bapak jago b.inggris, Zera---" "BODOH B.Inggris!" Ujar Pak Dean, guru...