- e n a m -

2K 57 1
                                    

Jangan lupa Vote dan Komen ya temen-temen :)

***

"Heh, itu punya gue! Balikin sini!" Pintanya pada sang adik yang selalu mengambil barang miliknya yang dirasa lucu dan unik di matanya. Seperti kali ini contohnya, Kaffa baru saja membeli T-shirt warna hitam dengan brand kesukaan cowo itu, apalagi kalau bukan balenciaga. Dan Khazera? Dia seenaknya mengambil T-shirt tersebut tanpa persetujuan si pemilik, meskipun hal tersebut bukan hal biasa yang terjadi diantara mereka, tepatnya Khazera yang selalu meminta barang milik Kakaknya yang dia sukai. Dan Sang Kakak? Dengan terpaksa harus pasrah. Kaka selalu mengalah dengan adik bukan?

"Woy Dek, anjir itu limited elah! Lo beli lagi yang lain aja deh, pake kartu gue nih, gue rela," ujar Kaffa berusaha melobi adiknya, meskipun ia tahu tidak akan mempan.

Kaffa itu laki-laki si pecinta monokrom dan termasuk orang yang royal juga kalau menurut Khazera. Karena, dia sendiri kalah saing dengan Kakaknya yang barang-barang terutama fashion style-nya bermerek semua. Meskipun, Khazera juga sama. Tapi, taulah fashion nya cowo itu meskipun gak seberapa dan sangat-sangat simple, tapi harganya bukan main. Dan itulah Kakak gue, Kaffa Decanta Arganida

Khazera menyembunyikan baju Kakaknya itu dengan cara di duduki supaya Kaffa tidak bisa mengambilnya. "Buat gua aja satu ih, lo kan banyak." ujarnya mencoba merayu.

Khazera tau, lama kelamaan Kakaknya pasti akan memberikannya meskipun perlu rayuan yang sangat lama, bahkan Khazera harus sampai memelas supaya diberikan barangnya. Jujur saja, barang-barang milik Kakaknya itu banyak yang menarik perhatian Khazera. Dan dia akui, Kaffa memiliki selera yang bagus dalam memilih style. Bahkan terkadang, Khazera juga suka meminta bantuan Kaffa saat ia memebeli pakaian.

Meskipun pakaian Kakaknya hampir semua berwarna monokrom terutama hitam, putih dan abu, tapi saat dipakai oleh Kaffa akan terasa sangat keren dan tidak membosankan. Bahkan, Khazera jadi bingung sendiri, kenapa selera fashion Kakaknya lebih baik daripada dirinya? Dia merasa gagal menjadi perempuan.

Kaffa mendengus mendengar pernyataan Khazera. "Dari kemaren bilangnya, buat gue aja satu, satu, terus aja gak abis-abis." Ujar Kaffa dengab kesal, yang membuat Khazera malah menampilkan deretan gigi putihnya.

"Jangan pelit sama adek loh Kak, tar uang jajan dari mama jadi sempit!" ujar Khazera sedikit bercanda.

"Uang jajan lo yang sempit dari gue, tau rasa lo!" balasnya, malah mengancam Khazera balik.

Ya, memang Khazera selalu dikaish uang bulanan dari Kakaknya. Meskipun Kaffa masih kuliah, tapi dia memiliki bisnis Resto dan Coffee yang ia kelola sendiri, juga memegang sebagain perusahaan cabang milik Papah nya. Maka dari itu, sebenarnya uang jajan Khazeralah yang mengalir dari sana-sini. Hanya saja, adiknya itu suka tidak tau diri terkadang.

Khazera membulatkan matanya mendegar perkataan Kaffa yang sepertinya tidak main-main, "Jangan dong!" Ujarnya cepat, "Tar gue tambah kalah saing dari lo, masa Kakaknya modis adeknya miris, kan ngeri kalau gitu." ujar Khazera yang malah membuat Kaffa terkekeh dibuatnya.

Hal itu tidak akan pernah mungkin terjadi. Bagaimanapun, Kaffa tetap akan memprioritaskan Adiknya, meskipun selalu ada sedikit perdebatan terlebih dahulu seperti tadi.

"Kalau lo miris, lo bukan gue adek gue. Malu-maluin aja!" Ujarnya membuat Khazera cemberut, "Balik ke kamar lo, gue mau tidur!" usirnya menyuruh Khazera untuk keluar dari Kamarnya. Karena tadi, Kaffa baru saja pulang dari mengecek salah satu Caffee nya sehabis kuliah. Dan bener-bener cape ingin istirahat.

MY POSSESSIVE TEACHER (On-going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang