Khazera diam tak bergerak sedikitpun, suara itu, Khazera hapal betul siapa pemiliknya.Dan, apa katanya? Bela-belain datang dan gak sopan langsung masuk kamar cuma karena mau mengambil hoodienya? Khazera juga tidak akan sudi mengambil hoodie tersebut, dan ia akan mengembalikan secepatnya jika ia tidak sakit seperti ini.
"Saya mau ngambil hoodie," ujarnya lagi, karena tidak ada respon apapun dari pemilik kamar.
Khazera tersadar, ternyata gurunya ini sudah berada di samping tempat tidurnya. Dari kapan ia berada disana? Tidak sopan sekali sudah masuk ke kamar gadis, dan sekarang malah berada disamping tempat tidurnya. Bukan kah itu tidak sopan untuk seorang guru dan muridnya? Apalagi berbeda jenis kelamin.
Huh, sudah. Khazera harus tenang, jangan sampai memancing emosi yang membuat Pak Dean berbuat hal lain. Ups, sorry bukan apa-apa, maksudnya berbuat seenaknya dengan memberikan banyak tugas tambahan.
Karena tidak sopan, mau tidak mau Khazera melihat ke arah dimana Pak Dean berada.
WHAT?
Kok, ganteng kalau dari jarak dekat gini?
Khazera jadi dibuat grogi sendiri. Sial! Dia tidak boleh seperti ini, bisa-bisa gurunya itu merasa menang.
"Kenapa, Pak?" Ujarnya langsung to the point dan sedikit jutek.
Tapi, yang ditanya malah diam mematung dengan posisi yang masih sama dipinggir tempat tidur Khazera.
"Ko gue jadi gak bisa nafas ini? Ah gilak pak dean cepet balik elah!" Gerutunya dalam hati
"Pak, kalau bapak gak ada perlu, bapak bisa keluar dari kamar saya terus pulang. Tolong deh Pak, Zera lagi pusing, jadi lebih baik bapak pulang aja deh, yah? Hoodienya besok Zera balikin karena belum dicuci," ujar Khazera panjang lebar, dan bodo amat kalau dia tidak sopan malah mengusir gurunya sendiri.
Bayangkan saja, tidak ada angin apapun, entah kerasukan atau apa, ini gurunya nyelonong masuk ke rumahnya. Dan Khazera pastikan, ini kesalahan Khazera karema tidak mengunci pintu rumahnya. Dasar ceroboh!
"Ngusir saya? Gak sopan!" Ujarnya sambil melangkah pergi menuju pintu kamar. Yaps, berhasil ternyata Khazera. Akhirnya Pak Dean pulang juga.
"Hoodienya besok yah, Pak!" Ujar Khazera sedikit berteriak karena senang, Pak Dean mau pulang.
"Aishhh, ni pala kenapa sakit mulu sih gak ngerti deh!" Ujar Khazera sembari meringis karena kepalanya sakit lagi. Dan, disana masih ada Pak Dean baru sampai pintu.
Ckrek...
Khazera terkesiap.
Hah? Jadi, Pak Dean bukan mau pulang? Dan malah menyalakan lampu kamar.
Pak Dean kembali berjalan ke arah tempat tidur Khazera setelah menyalakan lampu kamar yang awalnya gelap, bahkan gorden kamar pun tidak dibuka sama sekali.
Khazera menghembuskan nafas panjang. "Loh, kok gak pulang?" Tanyanya bingung
"Ngusir?"
Khazera berdecak tak habis pikir, kenapa Pak Dean menjadi menyebalkan.
"Guru kok gak sopan, nyelonong masuk kamar siswanya seenaknya, masih gadis terus cantik lagi, hilih apa-apaan tuh!" Gerutu Khazera yang terdengar sangat jelas oleh Pak Dean.
Khazera diam mematung, dan tiba-tiba pasokan udara disekitarnya berkurang. Wait, ini mimpi atau kenyataan? Khazera harus mencubit tangannya. Kalau sakit, berarti mimpi, kalau gak sakit, juga mimpi, pokonya harus mimpi.
Dan,
"Awh, ko sakit!" Ujarnya setelah mencubit tangannya sendiri.
Tolong, ini Pak Dean sangat lancang. Sudah masuk kamar, dan sekarang menempelkan tangannya di kening Khazera seenaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY POSSESSIVE TEACHER (On-going)
Teen Fiction"Bapak guru b.inggris, pasti jago bahasa inggris dong?" Ujar Khazera, seorang siswi kelas 12 yang terkenal karena ketidakpintarannya dalam mapel b.inggris. "Cocok dong kalo gitu, bapak jago b.inggris, Zera---" "BODOH B.Inggris!" Ujar Pak Dean, guru...