Jisoo memang mendekat, tapi perempuan itu seperti menjaga jarak darinya. Melihat itu, Taehyung hanya bisa menarik napas pelan. Pasrah. Dia tau, saat ini, Jisoo pasti masih menganggapnya lelaki yang suka berselingkuh. Tapi, kenyataannya tidak seperti itu.
Perempuan itu hanya salah paham, tapi Taehyung memakluminya. Pun, jika keadaannya dibalik pasti dia juga akan berpikir seperti itu.
Siapa yang tidak berpikir negatif jika pasangan kita berbohong. Bilangnya masih berlibur di luar kota ternyata sudah pulang dan asik jalan berduaan dengan yang lain.
"Kamu mau aku mulai dari mana?" Taehyung mengulas senyum.
"Terserah."
Taehyung mengangguk masih dengan mempertahankan senyumnya. Tangannya terulur hendak menggenggam Jisoo, tapi ditahannya kembali. Mengingat Jisoo yang sepertinya masih marah dan menjaga jarak membuatnya mengurungkan niat.
"Kamu tau? Dulu, aku selalu mempermainkan perempuan. Nggak ada alasan spesial, aku cuma menganggap diriku tinggi. Aku tampan, pekerjaanku bagus, nggak mungkin ada yang menolakku. Itu pemikiran licikku dulu.
"Sampai waktu berjalan, perempuan dengan mudahnya datang dan pergi. Aku hanya menganggap mereka sebagai salah satu pemeran figuran di dalam hidupku, sampai kamu datang."
Taehyung menatap Jisoo. Sempat ada rasa ragu untuk kembali melanjutinya, tapi dia sudah berjanji pada dirinya sendiri bahwa tidak ada lagi yang ditutupi. Cukup, kali ini saja salah paham yang terjadi.
"Awalnya, aku cuma nganggep kamu kaya yang lain," jeda Taehyung. Dia melirik Jisoo untuk melihat ekspresi apa yang perempuan itu tampilkan. Taehyung meringis begitu melihat wajah tidak terima Jisoo.
"Tapi, makin berjalan waktu, aku sadar. Perasaanku ke kamu beda dari yang lain. Aku nyaman sama kamu. Aku selalu berusaha luangin waktu biar ketemu kamu."
Meskipun dengan wajah memerah malu karena tidak biasa mengeluarkan isi hatinya, Taehyung tetap melanjutkannya, "Aku terlalu fokus sama hubungan kita sampai aku lupa punya masa lalu yang nggak baik. Aku ingin melangkah maju, tapi aku sadar aku nggak akan benar-benar bisa melangkah sebelum menyelesaikan apa yang pernah kulakukan dulu.
"Maka, aku mutusin bakal nyelesaian semua tanpa kasih tau kamu dulu—"
"Kenapa? Kenapa kamu nggak mau ngasih tau aku?" potong Jisoo tidak terima.
Taehyung mengangguk dan mendesah pasrah.
"Aku tau aku salah, tapi aku nggak mau kamu kena masalah. Aku yang memulai semua, sudah seharusnya aku juga yang mengakhiri. Aku harap kamu mengerti."
Meskipun masih tidak terima, tapi akhirnya Jisoo mengangguk juga. Taehyung mengulas senyum dan tanpa bisa dicegah tangannya mengacak rambut Jisoo pelan. "Makasih, udah coba mengerti," ujarnya.
"Sepulang dari liburan, aku niat menyelesaikan semua. Aku bakal menemui mereka dan meminta maaf. Aku nggak mau karena masa lalu hubungan kita terganggu. Aku sengaja bilang masih liburan ke kamu, aku nggak mau kamu mikir yang macam-macam. Selain itu, aku juga mau nyelesain ini sendiri."
"Nyelesain sendiri apanya? Kamu malah asik jalan berdua sama dia. Kamu bahkan nggak keberatan pas dia cium pipi kamu, kamu malah kaya menikmatinya. Itu yang namanya mau nyelesain?" sindir Jisoo.
Bukannya merasa tersindir, Taehyung malah merasa gemas dengan Jisoo yang tidak berhenti menggerutu kesal padanya. Andai saja tidak mengingat perempuan itu sedang marah, sudah bisa dipastikan dia akan mencubit pipinya gemas.
"Kamu ... kenapa malah ketawa?" geram Jisoo.
Taehyung berdehem berusaha menghilangkan sisa-sisa tawanya. "Maaf," ucapnya setelah berhasil menguasai diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
The [Shit] Architect And Me
FanfictionMembuktikan kemampuan yang dimiliki olehnya pada semua orang adalah keinginan Jisoo, tetapi semua itu lebih sulit dari apa yang dibayangkan. Taehyung, satu nama yang akhir-akhir ini memasuki dunia Jisoo. Seseorang yang mendaklarasikan cinta serta ri...