The [Shit] Architect and Me 18

2.2K 347 3
                                    

Sampai saat ini Taehyung masih tidak menyangka efek Jisoo bisa sebesar ini padanya. Sejak pulang dari rumah Jisoo tadi, tak henti-hentinya dia tersenyum. Yeonjun bahkan sampai menatapnya aneh, tapi dia tak memperdulikan itu.

Melihat pipi Jisoo yang memerah serta gerak salah tingkahnya membuat bibirnya kembali tertarik ke atas. Andai saja dia merekamnya pasti akan sangat menyenangkan. Belum lagi saat di rumah, Junkyu bersifat ramah padanya. Taehyung tidak tau apa alasannya, tapi apa pun itu dia sangat bahagia.

Jika ayah dan adik dari Jisoo telah menerimanya dengan baik, bukankah itu tanda jalannya bersama Jisoo telah terbuka lebar. Dia tidak akan menyianyiakan kesempatan ini begitu saja.

"Kak, serius deh. Stop senyum-senyum nggak jelas kaya gitu. Nyeremin tau, nggak?"

Bukannya berhenti seperti apa yang Yeonjun katakan, dia malah tersenyum lebih lebar lagi. Dia seperti tak bisa mengontrol dirinya sendiri.

"God, Kak please deh." Yeonjun menarik rambutnya putus asa. Melihat kakaknya yang sejak tadi tak berhenti tersenyum membuatnya bergedik ngeri. Bagaimana tidak, tadi dia diberi tau oleh Jimin bahwa kakaknya ini bertengkar di kantor dan menerima SP2, tapi begitu sampai di rumah bukannya marah-marah seperti dugaannya malah tersenyum sangat lebar sampai dia takut bibir kakaknya itu akan robek.

"Lo nggak tau si, apa yang terjadi sama gue hari ini," jawab Taehyung, masih dengan mempertahankan senyumnya.

"Tau. Lo kena masalah di kantor, 'kan?"

Berdecak kesal, Taehyung menduga Chaeyoung memberi tau Jimin perihal kejadian siang tadi kantor, dan temannya yang sangat baik itu memberi tau adiknya.

"Iya, tapi bukan itu yang buat gue senang." Taehyung kembali menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Moodnya yang sempat turun karena mengingat kejadian di kantor tadi, kini telah hilang berganti wajah memerah Jisoo. "Ahh, kenapa nggak gue rekam si."

"Rekam? Lo habis lihat macem-macem ya, Kak? Pantesan daritadi senyum-senyum!"

"Sembarangan." Taehyung menoyor kepala Yeonjun tidak terima. Enak saja dia dituduh yang tidak-tidak.

"Ya, terus kenapa?" tanya Yeonjun dengan wajah memberengut sebal.

"Kenapa si? Mau tau banget, biasanya juga lo nggak peduli urusan gue."

"Ya masalahnya, lo itu nggak biasanya bertingkah aneh kaya gini. Mama sama papa sampe bingung, kok lo tumben-tumbennya nelpon mereka duluan. Jujur deh, lo sebenarnya kenapa? Tunggu, tunggu, jangan cerita dulu. Biar gue tebak dulu, pasti karena kak Jisoo, 'kan?"

Bukannya memberi tau, Taehyung malah melenggang pergi meninggalkan Yeonjun di ruang tamu begitu saja.

Yeonjun yang ditinggal, berseru tidak terima, "Kak! Jawab dulu, bener, kan, tebakan gue?"

Taehyung tetap melanjutkan langkah mengabaikan seruan Yeonjun. Dia sengaja tak memberi tau karena jika ya bisa dipastikan besok orang tuanya akan tau, dan bertingkah berlebihan dengan menelponnya hanya untuk meminta bertemu dengan Jisoo jika mereka telah pulang nanti. Bukannya tidak ingin memperkenalkan, Taehyung hanya takut Jisoo tidak nyaman apalagi saat ini status mereka hanya berteman.

"Bener, kan, karena kak Jisoo?" Taehyung yang sedang meneguk air putih, hampir saja tersedak karena kedatangan Yeonjun yang tiba-tiba.

Mendelik sebal, Taehyung berkata, "Kalau ya kenapa? Kalau nggak juga kenapa?"

"Ck, apa susahnya si tinggal jawab." Yeonjun masih terus berusaha mendesak Taehyung.

"Susah, susah banget." Kembali Taehyung melenggang pergi memasuki kamarnya, tak lupa sebelum itu dia menguncinya, sengaja biar Yeonjun tak sembarang masuk.

The [Shit] Architect And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang