Setelah selesai membayar, Jisoo dan Taehyung berjalan ke luar pusat perbelanjaan dengan tangan Taehyung yang memegang kantong belanjaan penuh.
Tadi setelah membayar, Taehyung bersikukuh untuk membawakan belanjaan Jisoo, tetapi Jisoo menolaknya dan bukan Taehyung namanya jika dia mengalah begitu saja.
"Taehyung, biar aku saja yang bawa belanjaanku. Itu tanganmu pasti keberatan, 'kan?"
"Kamu ngeraguin tenagaku, Jis?"
Jisoo menggeleng dengan wajah panik. Dia takut Taehyung merasa tersinggung dengan perkataannya. Bukannya dia meremehkan tenaga Taehyung, tetapi dia tak ingin merepotkan karena mau bagaimana juga mereka baru saja berkenalan hari ini.
"Nggak, bukan gitu. Aku takut ngerepotin kamu."
Taehyung terkekeh geli melihat raut wajah Jisoo yang panik. "Santai aja kali, Jis. Aku udah biasa kok bawa berat. Belanjaan kaya gini mah kecil bagi aku."
"Beneran?" tanya Jisoo, "aku benar-benar nggak enak, padahal, kan, kita baru kenal, tapi kamu udah bawain belanjaan aku aja, mana tadi kamu juga lagi yang bayarin."
"Udah deh, santai. Btw, kamu bawa kendaraan nggak?" tanya Taehyung.
"Bawa kok, itu aku parkir di sana." Tangan Jisoo menunjuk sisi parkiran sebelah kiri; di tempat mobilnya berada.
"Ayo, aku anterin sampai mobil kamu." Taehyung kembali melanjutkan langkahnya, tetapi sebelum itu Jisoo menahannya. Dia rasa sudah cukup Taehyung membawakan belanjaannya sampai sini saja.
"Nggak usah, aku bisa sendiri kok. Lagian udah mau hujan, aku takut kamu telat sampai rumah."
Belakangan ini cuaca memang tak bisa ditebak. Saat pergi cuaca sangat terik, sampai-sampai Jisoo merasa kulitnya akan terbakar, tetapi begitu keluar langit menjadi berawan.
"Nah! Sudah sampai." Taehyung menurunkan semua belanjaan yang dia pegang dan memasukan milik Jisoo ke dalam mobil.
"Sebenarnya kamu nggak perlu nganterin aku sampai mobil kaya gini loh." Jisoo tersenyum sungkan pada Taehyung yang sudah kembali menjinjing belanjaannya.
"Nggak apa, yaudah aku pergi dulu ya, takut keburu hujan."
"Tunggu,"—Jisoo mencekal tangan Taehyung—"kamu parkir di mana?"
"Aku naik taksi ke sini tadi," jawab Taehyung sembari melihat tangan Jisoo yang masih mencekalnya. Sadar akan arah pandang Taehyung, Jisoo melepaskan cekalannnya dengan segera.
"A ... aku antar, mau?" Jisoo bertanya dengan suara bergetar menahan gugup.
"Boleh emang? Aku takut ngerepotin kamu." Diam-diam Jisoo menghela napas lega melihat Taehyung yang sepertinya tidak memperdulikan tingkah impulsif-nya tadi.
"Nggak apa kok, hitung-hitung ucapan terima kasihku karena kamu udah bayarin belanjaan."
"Yaudah, mana?" Jisoo menatap Taehyung dengan pandangan tak mengerti.
"Kunci mobil kamu, biar aku aja yang bawa," jelas Taehyung yang mengerti raut wajah bingung Jisoo.
"Nggak usah, aku aja yang bawa, kamu tinggal tunjukin jalannya aja ke aku."
Jisoo membuka sling bag yang dipakai dan mengeluarkan kunci mobilnya dan dengan cepat Taehyung mengambilnya. "Kuncinya udah di aku, jadi mau nggak mau kamu harus setuju kalau aku yang bawa."
Baru saja Jisoo akan memprotes, tetapi Taehyung bersuara lebih dulu. "Udah, sana masuk." Mendengar itu, mau tak mau Jisoo menurutinya, lagian jika dia terus membantah, bisa-bisa mereka menjadi tontonan gratis para pengunjung lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
The [Shit] Architect And Me
FanfictionMembuktikan kemampuan yang dimiliki olehnya pada semua orang adalah keinginan Jisoo, tetapi semua itu lebih sulit dari apa yang dibayangkan. Taehyung, satu nama yang akhir-akhir ini memasuki dunia Jisoo. Seseorang yang mendaklarasikan cinta serta ri...