Perempuan itu kembali memasuki kantor milik ayahnya dengan senyum yang mengembang. Hampir satu minggu ini dia rutin datang untuk mengecek perkembangan ruangan kantor miliknya.
Sehari setelah mengatakan akan mempekerjakan Jisoo di sini, ayahnya memang langsung membuatkan ruangan khusus untuknya. Ruangan itu diperkirakan akan selesai minggu depan dan segera, setelah itu Jisoo akan mulai masuk kerja.
Melihat sang Boss membuat ruangan khusus yang tepat berada di samping ruangannya, para karyawan menebak bahwa putri atasan mereka itu akan segera bekerja di sini.
Hal itu disambut baik oleh para karyawan pria—merasa senang karena dapat melihat Jisoo setiap hari. Hal ini berbanding terbalik dengan karyawan wanita, mereka menganggap kehadiran Jisoo menyulitkan mereka mendapatkan pria yang mereka incar. Bukan rahasia umum lagi jika hampir semua karyawan pria yang ada di sini menyukai Jisoo. Bahkan Minhyun—karyawan yang paling banyak dibicarakan akan ketampanannya—menyukai Jisoo secara terang-terangan.
Jisoo memasuki lift khusus petinggi lalu tersenyum tipis pada Minhyun yang baru saja akan memasuki lift.
"Ingin bertemu Pak Boss?" tanyanya basa-basi pada Jisoo.
Jisoo menolehkan kepala, tak lama ia mengangguk dan tersenyum sekali lagi. "Ya, kamu?"
Minhyun mengangguk dan menunjukan sketsa bangunan yang baru saja selesai dibuat pada Jisoo. "Saya ingin mengasih lihat ini sama beliau."
"Boleh aku—erhh ... saya liat?" Lidah Jisoo belum terbiasa berbicara formal seperti Minhyun.
Laki-laki itu tersenyum singkat melihat tingkah menggemaskan perempuan yang sudah menarik minatnya saat sedang melakukan wawancara. Dulu dia pikir, perempuan ini sama sepertinya; datang ke kantor ini untuk melakukan wawancara, tapi dia salah. Karena begitu dia diterima kerja, dia tau bahwa gadis tersebut adalah putri satu-satunya sang atasan.
"Tentu saja." Minhyun menyerahkan sketsa miliknya pada Jisoo, perempuan itu menerimanya dengan semangat. Dia menatap sketsa buatan Minhyun dengan kagum.
"Bagus sekali, pantas saja ayah mengangkatmu sebagai Kepala Tim" ujar Jisoo dengan menatap Minhyun kagum.
"T-Terima kasih." Minhyun tersenyum kikuk menerima pujian tak terduga dari Jisoo.
"Itu sketsa untuk pembangunan Apartment yang ada di Seminyak, Bali," jelas Minhyun tanpa diminta oleh Jisoo. Jisoo menyambut baik penjelasan Minhyun.
"Oh ya? Bukannya di sana sedang ada masalah ya?"
"Sudah selesai, baru saja diselesaikan pihak cabang kita yang ada di sana."
"Hanya dalam waktu kurang dari dua minggu?"
"Iya, mereka mengoptimalkan kinerjanya sebisa mungkin agar pembangunan dapat dikerjakan sesegera mungkin."
Jisoo mengangguk, dia merasa kagum dengan hasil kinerja cabang yang ada di Bali. Masalah yang biasanya memakan waktu satu bulan bisa mereka tuntaskan hanya dalam waktu satu minggu lebih.
"Ini makasih yaa." Dia kembali menyerahkan sketsanya pada Minhyun.
Pintu lift terbuka membuat Minhyun mengurungkan niatnya untuk menanggapi pujian Jisoo. Mereka keluar bersama-sama menuju ruangan Ayah dan Boss mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
The [Shit] Architect And Me
FanfictionMembuktikan kemampuan yang dimiliki olehnya pada semua orang adalah keinginan Jisoo, tetapi semua itu lebih sulit dari apa yang dibayangkan. Taehyung, satu nama yang akhir-akhir ini memasuki dunia Jisoo. Seseorang yang mendaklarasikan cinta serta ri...