The [Shit] Architect and Me 22

2.1K 317 19
                                    

Jisoo sedang mengerjakan pekerjaan begitu ponselnya berdering pelan. Menundanya barang sejenak, dia mengambil ponsel yang berada di sisi kiri dan membaca pesan yang masuk.

Taehyung
Jis, aku nanti ada kerjaan bentar, kamu mau nunggu atau pulang sendiri?

Melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan, Jisoo menarik napas pelan dan mulai mengetikkan jawaban pada Taehyung. Baru saja dia akan mengirimnya, tapi kekasihnya itu sudah lebih dulu mengirim pesan kembali.

Atau kamu mau ikut? Aku cuma ketemu klien bentar. Sskalian kita dinner bareng, gimana?

Jisoo tidak bisa menahan kedua sudut bibirnya keatas begitu membaca pesan tambahan Taehyung. Mereka baru berpacaran kurang dari seminggu, tapi semua sikap dan perlakuannya membuat dia selalu tersenyum sendiri.

Berdehem pelan untuk menutupi salah tingkahnya, Jisoo kembali membaca pesan dari Taehyung dan segera membalasnya.

Boleh, udah lama juga kita nggak dinner bareng.

Tidak perlu menunggu waktu terlalu lama, pesan balasan Taehyung sudah dapat dibacanya. Menaruh ponsel keatas meja, dia kembali mengerjakan pekerjannya yang sempat tertunda karena membalas pesan.

Seharusnya siang ini Jisoo turun ke lapangan untuk mengecek langsung lokasi taman kota yang akan dibangun bersama timnya, tapi tidak jadi begitu salah satu bawahannya mengatakan sedang terjadi bentrok di lokasi.

Banyak warga yang tidak setuju akan pembuatan taman kota di wilayah tersebut karena menganggap itu akan merugikan mereka. Tadinya mereka setuju, mereka berpikir bahwa bisa berjualan di sana, tapi begitu salah satu perwakilan pemerintah mengatakan mereka yang berjualan harus membayar uang sewa yang tidak sedikit maka terjadilah bentrok tersebut.

Warga yang tinggal di sana memblok semua akses pihak pengembang yang ingin melihat lokasi. Mereka bahkan menyuruh para preman kampung untuk menjaga wilayah tersebut.

Jisoo yang diberi tahu hal tersebut hanya bisa memijat pangkal hidungnya. Masalahnya jika proyek taman kota itu diundur akan banyak berdampak pada pekerjaannya yang lain. Belum lagi ini proyek pertamanya tanpa pengawasan langsung dari Jiyong dan Minhyun.

Menggeleng pelan, Jisoo berusaha kembali fokus pada lembaran kertas yang ada di depan mata. Lembaran itu tidak akan terisi sendiri jika bukan dia yang mengerjakannya.

Terlalu fokus pada pekerjaan membuatnya tidak sadar bahwa telah jam pulang kantor sampai ponselnya kembali berdering dan menampilkan panggilan masuk dari Taehyung. Tanpa menghabiskan banyak waktu, dia segera mengangkatnya.

"Aku udah di bawah. Kamu di mana?"

Jisoo mengerutkan kening begitu mendengar penuturan Taehyung barusan. Melirik jam yang melingkar, ia menepuk dahinya pelan.

"Aku masih di ruangan. Tunggu sebentar, ya, aku mau beres-beres dulu," sahutnya.

"Its okey, take your time. Lagian aku juga baru sampai."

Jisoo mengangguk tanpa disadarinya. "Okey, aku tutup dulu, ya."

Kembali menaruh ponselnya, ia merapikan mejanya dan membawa beberapa pekerjaan yang akan dikerjakan di rumah. Minggu ini terasa sangat hectic baginya.

Setelah menutup pintu ruangannya, Jisoo berlari kecil kearah lift yang akan segera tertutup. Mengatur napas pelan, ia menyenderkan punggungnya ke kotak berukuran tiga kali tiga meter yang akan membawanya turun.

The [Shit] Architect And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang