The [Shit] Architect and Me 11

2.7K 420 18
                                        

Selama ini mereka percaya bahwa mereka semua masih memiliki penglihatan yang baik, meskipun setiap harinya menatap layar komputer. Tapi hari ini mereka meragukan itu semua. Bagaimana tidak ragu jika teman yang selama ini mereka tau sering bermain wanita, kini memperlakukan seorang wanita begitu baiknya.

Mereka tidak bodoh—tentu saja—mereka masih dapat membedakan mana yang benar-benar tulus dan modus. Dan untuk kali ini sorot mata itu benar-benar memancarkan ketulusan.

"Ngeliat dia kaya gitu, gue ngerasa lagi ngaca tau, nggak." Jin menatap pintu dapur sesaat sebelum menatap satu per satu temannya yang masih duduk melingkar.

"Lebih parah si Bang ini mah kayanya. Lo liat aja tadi, cuma mau gue ajak kenalan aja langsung ditahan sama dia." Jungkook bersuara.

Biasanya jika ada yang membicarakan Taehyung, Jimin pasti menjadi orang nomor satu yang membelanya. Tapi untuk kali ini tidak, dia setuju dengan apa yang Jungkook bicarakan. Level yang sedang Taehyung alami saat ini memang setingkat lebih atas dari Jin.

"Padahal gue cuma ngeliatin biasa aja, tapi sikap dia udah kaya mau gue rebut aja," lanjut Jungkook.

"Biasa aja dari mana? Jelas-jelas lo liat dia kaya yang tertarik gitu," seloroh Hobi.

"Lah? Ketauan banget, ya? Gue akuin si Bang, itu Jisoo memang cantik banget, kalau nggak inget punya Bang Taehyung aja, udah gue deketin kali."

"Sialan lo, Jung." Namjoon melempar tisu pada Jungkook yang sedang tertawa geli.

"Kalau menurut lo gimana, Bang?" Hobi bertanya pada Suga yang sejak tadi hanya diam memperhatikan mereka tanpa perlu repot-repot membuka suara.

"Sama kaya kalian, tapi teman kita yang pintar itu belum sadar apa yang dia rasain sekarang."

Begitu Suga selesai bicara, pintu dapur terbuka menampilkan Jisoo dan Taehyung yang berjalan menghampiri mereka kembali.

"Masih ada?" tanya Jin selaku pemilik kafe.

"Abis semua." Taehyung menarik kursi untuk Jisoo terlebih dahulu baru dirinya. "Bisa bacain sekarang aja, Bang? Udah agak malam soalnya."

Keenam lelaki tersebut menahan tawanya mendengar kata yang baru saja Taehyung ucapkan. Sudah agak malam dari mana, biasanya juga pukul dua belas malam masih dibilang sore oleh lelaki tersebut.

Berdehem pelan untuk meredakan tawa samarnya, Jin mulai memberikan tugas masing-masing pada ke enam orang tersebut. Taehyung dan Jungkook bertanggung jawab mencari gedung; Namjoon dan Jimin mencari jasa katering; terakhir Hobi dan Suga ditugaskan mencari gedung.

Awalnya mereka menolak tugas tersebut dan meminta Jin untuk menukarnya kembali, tapi begitu mendengar ancaman Jin bahwa tiket liburan akan dibatalkan jika menolak tugas yang telah diberi, barulah mereka semua diam.

Akhirnya rapat non formal tersebut pun berakhir jam sembilan lewat. Taehyung dan Jisoo adalah orang yang pertama kali izin pamit pulang, sedangkan yang lainnya masih duduk bersantai di kafe.

"Mau makan di mana?" tanya Taehyung sembari menyerahkan helm pada Jisoo. Dia memang sedang bertukar kendaraan pada Yeonjun, dengan dia membawa motor dan Yeonjun yang membawa mobilnya.

Tadi pagi-pagi sekali Yeonjun mengetuk pintu kamarnya dan mengajak bertukar kendaraan sehari. Beralasan ingin mengajak kekasihnya ke suatu tempat dan akan terasa aneh jika membawa motor. Taehyung yang memang mengerti bagaimana perjuangan seorang lelaki tentu saja dia langsung menyetujui hal tersebut, lagian dia tak dirugikan sama sekali.

"Mcd aja, ya? Aku lagi mau burger soalnya." Jisoo memegang pundak Taehyung sebelum naik ke atas motor.

"Jangan deh, nggak kenyang nanti."

The [Shit] Architect And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang