The [Shit] Architect and Me 15

2.5K 376 8
                                    

Setelah kemarin absen beberapa hari dari pekerjaannya, kini Jisoo telah kembali masuk seperti biasa. Begitu menginjakkan kaki di pelataran gedung sudah banyak karyawan yang menanyakan kondisi ayahnya saat ini. Dia menjawab semua pertanyaan dengan ramah pada tiap karyawan.

Dua hari absen bekerja, Jisoo bisa membayangkan betapa banyaknya pekerjaan yang menanti. Menarik napas dalam dia menyemangati dirinya sendiri bahwa semua bisa selesai kurang dari pukul tiga sore karena jam empat nanti dia dan Junkyu akan menjemput ayahnya pulang.

Berdiri di depan meja, Jisoo mengernyit bingung begitu tidak mendapati tumpukan pekerjaan seperti yang dibayangkan tadi.

Dia tau pasti ada seseorang yang sudah menyelesaikan pekerjaannya dan sepertinya dia tau siapa. Berjalan keluar dari ruangannya Jisoo memasuki lift menuju ruangan yang berada satu lantai di bawahnya.

Sebelum masuk ke ruangan, Jisoo terlebih dahulu mengetuk pintu berulang kali. Lama dia menunggu, tapi sampai saat ini belum ada respon berarti. Mungkinkah pemilik ruangan ini belum datang, tapi melihat jarum jam yang telah menunjukan pukul sembilan pagi hal itu terasa mustahil. Dia tau pemilik ruangan ini selalu datang tiga puluh menit lebih awal dari jam masuk kantor.

Maka dengan pelan dibukanya pintu ruangan itu. "Minhyun," panggilnya, "kamu yang menyelesaikan pekerjaanku, bukan?"

Masuk ke dalam ruangan, Jisoo langsung dapat menemukan Minhyun yang sedang serius mengerjakan sesuatu di laptopnya dengan tangan terus menggeser kursos di tangan kanannya. Sepertinya dia belum menyadari kehadiran Jisoo terbukti dari seberapa serius mata itu menatap layar di hadapannya.

"Minhyun." Jisoo memanggil sekali lagi dengan intonasi suara yang dibesarkan sedikit.

Sepertinya kali ini suaranya cukup membuat Minhyun sadar atas kehadirannya. Mendongakkan kepala, Jisoo dapat melihat raut wajah lelah dengan kantong mata yang bertambah setiap harinya.

Memajukan langkah, dia mengambil selembar kertas yang berupa contoh sketsa apartemen eksklusif bertema green building seperti yang diminta oleh pihak klien. Seharusnya pekerjaan ini miliknya bukan Minhyun, tapi miliknya. Tanpa perlu bertanya ulang, dia telah mendapatkan jawabannya.

Dari jarak yang cukup dekat matanya bisa menangkap pakaian Minhyun yang tampak kusut, belum lagi dengan gaya rambutnya yang berantakan tidak seperti biasanya. Jika tebakannya tidak melesat, bisa dipastikan lelaki di depannya ini belum pulang ke rumah sejak kemarin.

"Kamu sudah masuk? Saya pikir kamu akan masuk minggu depan mengingat ini sudah akhir weekday. Oh ya, bagaimana kabar Pak Jiyong? Sudah lebih baik?"

"Sudah lebih baik," jawab Jisoo.

Beberapa bulan bekerja dibawah pengawasan Minhyun langsung rupanya tak lantas membuat mereka dekat. Terbukti bagaimana canggungnya suasana kali ini, sangat berbeda jika dia hanya berdua dengan Taehyung.

Jisoo memejam begitu sadar secara tidak langsung dia telah membandingkan dua orang yang berbeda. Tidak seharusnya dia seperti ini.

"Ada apa?" Minhyun kembali memecahkan keheningan yang ada. Tampaknya dia sama seperti Jisoo yang tidak nyaman dengan suasana canggung ini.

Ditanya seperti itu membuat Jisoo kembali ingat dengan tujuannya datang ke sini. "Kenapa kamu mengerjakan pekerjaanku? Bukankah pekerjaanmu saat ini juga sedang banyak? Aku tidak ingin merepotkanmu, Minhyun."

"Jangan terlalu dipikirkan. Saya tidak merasa direpotkan sedikit pun olehmu."

"Tetap saja aku merasa tidak enak."

"Tidak apa, lebih baik kembali ke ruanganmu, bukankah masih ada pekerjaan lain yang menunggu?"

Mendengar itu Jisoo hanya menarik napas pelan dan memilih kembali ke ruangannya mengingat pukul tiga dia sudah harus keluar kantor karena kalau tidak bisa dipastikan ponselnya akan terus berdering menampilkan nama Junkyu di dalamnya.

The [Shit] Architect And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang