The [Shit] Architect and Me 32

2.9K 309 28
                                    

Satu minggu dirawat kondisi Taehyung sudah lebih baik, dia sudah dapat beraktivitas meskipun dengan bantuan tongkat sebagai penyangga.

Walaupun begitu dokter menyarankannya untuk tidak terlalu banyak bergerak terlebih dahulu. Hal ini dilakukan untuk mempercepat kesembuhan Taehyung sendiri.

Taehyung yang memang sudah bosan karena tidak leluasa beraktivitas tentu saja menyanggupinya. Beberapa minggu ini dia tidak akan banyak bergerak.

Menghela napas, Taehyung menatap ruangannya dengan bosan. Siang ini, dia hanya sendiri di ruangannya. Yeonjun masih sekolah, Mamanya sedang pergi tidak tahu ke mana dan Jisoo masih disibukan dengan pekerjaannya, padahal perempuan itu janji akan datang sebelum jam makan siang.

Ingin keluar ruangan dan menghirup udara bebas, tapi Taehyung masih ingat larangan dokter untuk tidak banyak bergerak.

Mengambil ponsel yang ada di atas nakas, Taehyung memilih memainkan game yang ada di ponsel daripada mati kebosanan.

Taehyung yang terlalu asik memainkan gamenya sampai tidak sadar kehadiran Jisoo. Perempuan yang masih memakai pakaian kerja itu tampak menenteng kantong plastik yang berisi makanan pesanan Taehyung.

Lelaki itu memang setiap harinya minta dibawakan makanan dari luar. Dia mengeluh tidak berselera dengan makanan rumah sakit yang terasa hambar di lidah.

Mengeluarkan satu persatu makanan yang dibawa, Jisoo membiarkan Taehyung menyadari kehadirannya sendiri. Dia tidak ingin mengganggu Taehyung yang sedang serius bermain game.

Mata lelaki itu sejak tadi tidak berpaling sedikit pun dari layar enam koma lima inch tersebut.

Taehyung meregangkan tubuhnya begitu selesai bermain game. Matanya membola saat mendapati Jisoo sedang duduk di sofa dengan banyak makanan di atas meja.

"Sayang? Kamu dari kapan di situ?" Jisoo yang masih belum terbiasa dengan panggilan "sayang" dari Taehyung tampak salah tingkah. Pipinya memerah malu yang membuat Taehyung dibuat gemas.

Sejak mereka berbaikan, Taehyung memang selalu memanggil Jisoo, sayang, tapi sampai saat ini perempuan itu masih saja belum terbiasa.

"Baru aja kok. Kamu udah selesai mainnya? Kalau udah, makan dulu, yuk. Udah lewat dari jam makan siang sekarang."

Taehyung mengangguk dan turun dari ranjang dengan perlahan. Mengambil kruk yang ada di sampingnya, Taehyung berjalan menghampiri Jisoo.

Matanya berbinar saat mendapati makanan kesukaannya. Rasanya, Taehyung tidak sabar menghabisi itu semua.

Mengambil makanan yang ada, Taehyung memakannya dengan lahap. Jisoo yang melihat itu hanya bisa menggeleng pelan. Sepertinya, Taehyung benar-benar sedang kelaparan.

"Pelan-pelan makannya," peringat Jisoo yang langsung Taehyung turuti.

Menuangkan air di dalam gelas, Jisoo menyodorkannya pada Taehyung yang baru saja selesai makan. Semua makanan yang dibawa sudah habis tanpa tersisa sedikit pun.

"Laper banget kamu kayanya," sindir Jisoo.

"Iya gimana, ada yang janji datang sebelum jam makan siang malah baru datang sekarang."

Jisoo meringis pelan mendengar sindiran balik Taehyung. "Maaf, tadi di kantor ada masalah sedikit. Jadi, aku baru bisa datang sekarang."

"Dimaafin asal kamu ajak aku keluar. Aku bosan banget di sini," rengek Taehyung manja. Lelaki itu menampilkan wajah memohon yang membuat Jisoo tidak bisa menolaknya.

"Oke, tapi kamu pake kursi roda, ya." Baru saja Taehyung akan membantah, tapi dengan cepat Jisoo memotongnya, "Ingat, kata dokter, nggak boleh banyak gerak dulu."

The [Shit] Architect And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang