Sambungan telepon itu masih tersambung sampai menit ke dua, tapi Taehyung tak kunjung membuka obrolan. Semua pertanyaan dan penjelasan yang tadi bersarang di pikirannya kini hilang tak berbekas. Tak biasanya dia seperti ini. Apa ini karena dia telah mengakui perasaannya pada Jisoo dan semua terasa begitu berbeda.
Mendengar suara Jisoo saja dia sudah merasa jantungnya berdetak tak karuan, apalagi bertemu langsung. Ah, dia harap dia tak akan mempermalukan dirinya sendiri.
Taehyung menatap Jimin meminta bantuan, tapi bukannya membantu dia malah dengan santai melenggang pergi meninggalkannya seorang diri di kamar.
Hari ini mereka memang absen dari kumpulan bersama teman-teman yang lain dengan beralasan pekerjaan yang tidak bisa ditunda. Tentu saja mereka semua tak lantas percaya, terlebih lagi mereka mengatakan hal itu secara bersamaan. Maka dengan keahlian meyakinkan yang dimiliki, mereka berhasil meyakinkan kelimanya.
"Hallo." Suara Jisoo dari sebrang sana mengembalikan Taehyung dari lamunannya.
Taehyung menarik napas gusar. Sebelumnya dia tak pernah bersikap seperti ini. Apakah menyukai seseorang memang memiliki efek sebesar ini.
Tarik napas ... hembuskan.
Berulang kali melakukan itu rupanya cukup menekan rasa gugupnya. Huh, jika tau seperti ini sudah dari tadi dia lakukan.
"Hallo? Tak ada orang? Kalau tidak aku tutu—"
"Jangan!" seru Taehyung heboh. Dia merutuki diri yang terlalu lama terdiam sehingga Jisoo hampir memutuskan sambungan telepon keduanya.
"Ah, aku pikir tadi tidak ada orang."
Tidak, tidak, ini bukan salah Jisoo. Ini salahnya karena hanya diam saja.
"Jisoo, kamu sedang apa?" Di antara banyaknya pertanyaan yang saat ini telah kembali bersarang di otaknya, kenapa dia harus memilih itu. Kenapa dia mendadak bodoh seperti ini si.
"Aku sedang tiduran di atas kasur." Suara Jisoo terdengar lemas di ujung sana.
"Kamu nggak papa?" tanyanya khawatir.
"Nggak papa kok, mungkin cuma kecapekan aja." Taehyung dapat mendengar Jisoo menguap mengantuk setelah menjawab pertanyaannya tadi.
"Pekerjaan?"
Taehyung tidak menyangka karena pertanyaan tidak berbobotnya tadi, kini dia bisa bertanya perihal hilangnya Jisoo dua hari ini tanpa menyinggung kejadian malam itu.
"Oh bukan, dua hari ini aku di rumah sakit. Maaf tak membalas pesan-pesanmu, ya. Ponselku tertinggal di rumah dalam keadaan mati."
Dari semua penjelasan Jisoo tadi yang hanya dia tangkap adalah perempuan itu dari rumah sakit. Apa dua hari ini dia di rawat di rumah sakit? Mendadak perasaan khawatir menyelimutinya.
"Rumah sakit? Kamu nggak papa?"
"Iy—"
"Kamu udah pulang, 'kan? Kalau iya aku ke sana sekarang, ya. Aku matiin dulu ya teleponnya, mau siap-siap." Tanpa membiarkan Jisoo menjawab, Taehyung langsung memutuskan panggilan telepon mereka.
Karena masih memakai pakaian rumah, Taehyung membuka lemari pakaian dan mengambilnya acak. Sebelum berganti dia terlebih dahulu ke kamar mandi untuk membasuh wajahnya.
Setelah dirasa rapi dia keluar kamar. Begitu keluar matanya langsung bisa menangkap kehadiran Jimin dan Yeonjun yang sedang menonton film di TV.
"Wangi banget, mau ke mana lo?" tanya Jimin sembari mengalihkan pandangannya pada Taehyung.
"Ke rumah Jisoo."
Setelah menjawab itu, Taehyung langsung mendapat siulan dan tatapan menggoda dari dua orang itu. Memilih abai, dia berjalan keluar tanpa menolehkan kepala.
"Pulang bawa makanan, ya!"
"Iya, Kak! Bawa pizza aja biar nggak ngerepotin."
×The [Shit] Architect and Me×
Memarkirkan mobilnya di halaman rumah Jisoo. Taehyung mendapati rumah Jisoo kembali terang tidak seperti kemarin saat dia ke sini.
Mengambil buah yang dia beli saat di jalan tadi, Taehyung melangkahkan kaki ke rumah Jisoo. Menekan bel yang ada di samping kanan pintu dia menunggu dengan sabar sampai pintu rumah itu akhirnya terbuka.
Taehyung tersenyum ramah begitu mendapati Junkyu yang membuka pintu.
"Jisoonya ada?" Masih dengan senyum yang tak luntur dari bibirnya, Taehyung bertanya.
"Kak Jisoonya lagi di kamar, masuk aja nanti gue panggilin." Sekali lagi Taehyung hanya tersenyum sembari mengikuti langkah Junkyu dari belakang. Ini baru pertama kalinya dia masuk ke dalam karena selama ini dia hanya mengantar Jisoo sebatas pagar saja.
"Duduk dulu, gue panggilin Kak Jisoo sebentar." Taehyung tidak lagi kaget mendengar nada tidak suka Junkyu karena memang adik dari Jisoo itu tidak menyukai kedekatannya dengan Jisoo atau lebih tepatnya tidak suka padanya.
Mendudukan diri di atas sofa yang ada di ruang tamu, mata Taehyung langsung menangkap pigura besar foto Jisoo dan keluarganya. Dia tersenyum begitu menyadari bahwa Jisoo sangat mirip dengan ibunya. Wajah mereka benar-benar seperti duplikat.
Ini pertama kali juga baginya melihat wajah ibu Jisoo, jika ayahnya dia sering melihatnya baik di majalah bisnis maupun bertemu langsung.
Mengalihkan pandangan ke pigura sebelahnya, kini dia mendapati foto kecil Jisoo dan Junkyu yang sedang bermain di pantai. Taehyung tak menyangka saat kecil Junkyu begitu menggemaskan, tidak seperti sekarang.
Kalau Jisoo si sudah tak perlu ditanya lagi, baik dulu maupun sekarang sama saja. Sama-sama menggemaskan.Membayangkan wajah Jisoo yang sedang tersenyum manis padanya saja mampu membuatnya senyum-senyum sendiri. Terlebih lagi mendadak foto keluarga Jisoo berubah menjadi foto keluarga kecilnya bersama Jisoo.
"Astaga, bisa gila gue lama-lama." Taehyung menepuk pipinya pelan, menyadarkan.
Meskipun malas mengakui, tapi Taehyung sadar tingkahnya saat ini benar-benar mirip remaja yang sedang kasmaran.
"Taehyung? Astaga, kamu beneran ke sini?" Jisoo bertanya sembari mendudukan diri di single sofa yang ada.
"Iya, aku benar-benar khawatir sama kamu. Oh ya, ini aku bawakan buah." Taehyung menyerahkan buah yang sudah sejak tadi berada di pangkuannya.
"Seharusnya kamu nggak usah repot-repot kaya gini. Aku nggak papa kok, tadi aku udah nelponin kamu berulang kali, tapi nggak diangkat." Walaupun enggan, tapi mau tak mau Jisoo menerima buah yang diberikan dan menaruhnya di atas meja.
"Nggak papa gimana? Jelas-jelas kamu dari rumah sakit."
Jisoo meringis pelan mendengar penuturan Taehyung barusan. Salah dia sendiri juga si berbicara setengah-setengah, jadi, kan, Taehyung salah paham begini.
"Aku memang abis dari rumah sakit, tapi cuma nemenin ayah aja."
"Ayah?"
Mengangguk singkat, Jisoo mulai menjelaskan kesalahpahaman yang sedang terjadi pada Taehyung. "Sebenarnya yang sakit itu ayahku, aku cuma nenemin beliau aja dua hari ini."
"Jadi kamu nggak papa?" tanya Taehyung yang mendapat anggukan dari Jisoo.
"Iya, aku sehat-sehat aja kok." Kini Taehyung bisa menarik napas lega karena Jisoo baik-baik saja.
"Astaga, sampai lupa. Kamu mau minum apa? Nanti aku buatin," ujar Jisoo heboh sembari menepuk keningnya pelan.
"Air putih aja, Jis."
"Kok air putih? Orange juice ajalah, ya. Aku buatin dulu, sebentar." Setelah mengatakan itu Jisoo meninggalkan Taehyung kembali sendiri di ruang tamu.
–tbc–
_________________
Sorry for typo.
Kayanya aku bakal rajin update dehh buat nyelesain cerita ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The [Shit] Architect And Me
Hayran KurguMembuktikan kemampuan yang dimiliki olehnya pada semua orang adalah keinginan Jisoo, tetapi semua itu lebih sulit dari apa yang dibayangkan. Taehyung, satu nama yang akhir-akhir ini memasuki dunia Jisoo. Seseorang yang mendaklarasikan cinta serta ri...