Saat ini mereka sedang ada di salah satu pelataran parkir salah satu mall di Ibukota yang sedang mengadakan festival makanan.
Festival makanan ini rutin diadakan satu tahun sekali setiap akhir tahun. Makanan yang dijual tidak hanya makanan lokal saja, melainkan ada beberapa makanan khas dari negara lain.
Sebelum masuk mereka harus membeli kupon untuk bisa membeli makanan yang ada. Kupon ini berfungsi sebagai alat tukar pengganti uang.
Begitu masuk ke area festival, mereka sudah bisa mencium berbagai bau makanan yang mengunggah selera makanan. Jisoo yang memang sejak tadi tidak sabar mengetahui makanan apa yang mereka jual tentu saja langsung berjalan mengitarinya.
Semakin mereka masuk ke dalam jumlah pengunjung yang ada semakin ramai. Bahkan beberapa kali bahu Jisoo tersenggol orang lain.
Dia yang sejak tadi berjalan dengan mata menatap sekeliling itu pun terhenti begitu merasakan genggaman erat pada tangannya. Mendongakkan kepala, Jisoo menatap Taehyung bertanya, "Kenapa?"
"Biar nggak hilang," jawabnya.
Seperti tidak terjadi apa-apa, Taehyung kembali melanjutkan langkah dan tidak menyadari saat ini pipi Jisoo telah berubah warna menjadi kemerahan dengan jantung yang berdegup kencang.
"Kamu mau beli apa?" tanya Taehyung begitu mereka sudah jalan cukup jauh.
Jisoo yang masih berusaha menormalkan degup jantungnya itu pun sontak mengangkat kepala dan menatap sekelilingnya dengan berpikir. Terlalu banyak pilihan makanan membuatnya bingung.
Sebenarnya dia ingin membeli semua makanan yang ada, tetapi dia kembali berpikir lagi siapa yang akan menghabiskannya jika tidak habis.
"Bingung?" tanyanya seperti mengerti isi pikiran Jisoo.
Jisoo mengangguk. "Iya, aku mau semua, tapi takut nggak habis. 'Kan, sayang."
"Yaudah, ayok," ajaknya sembari menuntun Jisoo ke salah satu stand makanan yang paling ramai. Mereka mengambil antrian paling belakang dengan sabar.
"Kamu mau beli ini?" tanya Jisoo di sela-sela menunggu antrian.
"Memang mereka menjual apa?" tanyanya balik. Kepalanya dijulurkan ke depan untuk melihat makanan apa yang dijual stand ini. Tadi tanpa melihat jenis makanan apa yang dijual dia dengan asal menarik tangan Jisoo.
"Kamu nggak tau? Terus kenapa narik aku ke sini?" Jisoo bertanya sembari melangkah satu kaki ke depan.
"Tadi kupikir kalau-" Taehyung menarik pinggang Jisoo mendekat ke arahnya begitu matanya menangkap sekumpulan remaja berlari sembari membawa minuman dingin di tangan tanpa memperdulikan keramaian yang ada. Dia menukar posisinya agar kejadian tadi tidak terulang kembali. "Kamu berdiri di sini saja, aku takut kamu malah ke dorong-dorong."
"Err ... makasih," ucap Jisoo kikuk. Dia masih tidak menyangka Taehyung begitu sigap menariknya mendekat, padahal dia saja tidak menyadarinya.
Taehyung mengangguk setelah memastikan Jisoo aman. Menoleh ke samping, dia kembali melanjutkan perkataannya tadi. "Kupikir kalau tempat itu ramai pasti makanan yang mereka jual enak, makanya tadi aku menarikmu ke sini."
Taehyung memang tidak melihat lagi jenis makanan apa yang dijual. Begitu matanya menangkap stand makanan yang tampak ramai maka tanpa banyak bicara dia langsung menarik Jisoo karena menurut Yeonjun, gerai makanan yang ramai pembeli biasanya karena makanan yang dijual enak.
"Kamu benar." Jisoo mengangguk setuju begitu indera penciumannya menangkap bau makanan yang sangat menggugah selera makanannya. Padahal makanan yang mereka jual adalah manis, salah satu jenis yang tidak begitu dia sukai.
Melihat orang yang sudah selesai mengantri dan lewat di depannya membuat Jisoo meneguk ludah pelan. Rasanya dia tidak sabar merasakan lumeran cokelat yang masuk ke dalam mulutnya begitu di gigit.
Setiap langkah semakin dekat dengan food truck tersebut membuatnya tak sabar. Tersisa satu orang lagi di depannya, begitu mereka selesai dengan semangat dia memesan menu makanan yang ada.
Taehyung yang berada di sebelahnya tak bisa menahan senyum lagi begitu melihat wajah antusias Jisoo memesan.
"Kamu pesan apa?"
"Samain aja kaya kamu."
"Oke deh." Jisoo meluruskan pandangannya ke depan dan segera berucap, "Dua, ya, mas."
Tidak butuh waktu lama untuk penjual tersebut menyiapkan pesanannya barusan. Sebelum tangannya mengambil uang yang ada di dompet, Taehyung sudah lebih dulu menyerahkannya dan menukarnya dengan makanan.
"Kamu mau makan apa dulu?" tanya Taehyung begitu mereka selesai mencari makan dan duduk menempati kursi-kursi yang telah disediakan oleh pihak penyelenggara.
Jisoo tampak berpikir sesaat, sebelum matanya berbinar senang menatap makanan yang sejak tadi sudah menggugah selera makannya. "Itu, aku penasaran banget rasanya gimana."
Dengan tidak sabar tangannya terulur mengambil makanan yang ditunjuk tadi dan memakannya dengan lahap. Saat ini sudah memasuki jam makan siang, festival yang memang telah ramai sejak tadi kini bertambah banyak pengunjung yang datang. Bahkan, tempat makan yang telah disediakan oleh penyelenggara tampak sangat kurang.
"Pelan-pelan makannya, nggak ada yang ngambil punya kamu juga," Taehyung berujar tenang sembari tangannya menyelipkan potongan rambut yang mengganggu makan Jisoo.
"Hehe, enak banget si soalnya," jawab Jisoo di sela-sela kunyahannya.
"Oh, ya?"
Jisoo mengangguk. "Iya, kamu mau coba? Eh, kok udah habis?" Dia bertanya bingung pada dirinya sendiri. "Huh! Harusnya tadi kita beli dua porsi saja. Jadi, kamu bisa mencobanya. Maaf ya."
"Hei, it's okey, lagian kita juga bisa beli lagi, 'kan?" hibur Taehyung begitu melihat wajah murung Jisoo.
"Tapi, kan, tadi kamu lihat sendiri kalau standnya sudah tutup. Tadi aja kita yang terakhir."
"Kan, masih ada besok."
Jisoo yang dijawab seperti itu tidak lagi mengeluarkan protesannya. Tentu saja Taehyung yang melihat itu tersenyum kecil, maka dengan pelan dia menyodorkan minuman dingin yang mereka beli tadi. "Minum dulu. Kamu belum minum, 'kan?"
"Makasih," jawabnya.
Taehyung mengangguk dan kembali menyelesaikan makannya hingga tidak terasa makanan yang tadi tampak memenuhi meja kini telah habis berpindah ke perut keduanya.
"Mau ke mana lagi habis ini?" Jisoo tampak memutar otak sesaat sebelum senyumnya merekah. Saat ini mereka baru saja keluar dari area festival setelah menghabiskan makanan yang dibeli.
"Ice skating?" tanya Jisoo. Sudah cukup lama dia tidak bermain itu, terakhir kali saat keluarganya sedang berlibur ke benua Eropa. Saat itu sedang akhir tahun dan mereka memanfaatkan masa liburan tersebut dengan baik.
Berbeda dengan Jisoo yang terlihat semangat, Taehyung malah memasang wajah enggan. Ingin menolak ajakanya tersebut, tapi melihat raut wajah ceria yang jarang Jisoo tampilkan membuatnya urung mengatakan. Menarik napas pelan, dia mengangguk pasrah.
"Ayok, aku sudah tidak sabar ingin bermain." Tanpa diminta, Jisoo telah menarik tangan Taehyung memasuki mall yang berada di satu tempat dengan festival makanan.
Sampai di tempat, Jisoo langsung mengganti alas kakinya dengan sepatu yang telah disediakan. Masih dengan senyum mengembang, Jisoo menyusuri tempat tersebut dengan senang.
Terlalu asik dengan dunianya, membuat Jisoo melupakan Taehyung. Membalikkan badan, dari jauh dia melihat kekasihnya itu yang tampak kesulitan berdiri.
"Mau kubantu?" tawarnya begitu sampai di hadapan Taehyung yang masih berusaha menyeimbangkan tubuh.
"Ya," jawabnya pendek.
Jisoo tersenyum dan dengan sabar mengajari Taehyung. Awalnya dia pikir mudah, tapi sepertinya dia salah. Buktinya saja sampai satu jam sebelumnya Taehyung belum juga bisa menyeimbangkan diri.
"Akhh ... sudahlah, aku menyerah!" teriak Taehyung frustasi.
-tbc-
KAMU SEDANG MEMBACA
The [Shit] Architect And Me
FanfictionMembuktikan kemampuan yang dimiliki olehnya pada semua orang adalah keinginan Jisoo, tetapi semua itu lebih sulit dari apa yang dibayangkan. Taehyung, satu nama yang akhir-akhir ini memasuki dunia Jisoo. Seseorang yang mendaklarasikan cinta serta ri...