The [Shit] Architect and Me 29

2.2K 334 11
                                    

Jisoo menatap kosong orang yang berlalu-lalang di depannya. Sejak kemarin, dia tidak bisa berhenti memikirkan kondisi Taehyung yang sampai saat ini belum diketahui.

Ingin sekali dia ke rumah sakit untuk melihat keadaan Taehyung, tapi mengingat hubungan mereka yang telah kandas membuatnya ragu. Dia takut tidak diterima karena bukan siapa-siapa.

Jisoo tidak mengatakan kecemasan itu pada Yeonjun kemarin. Dia beralasan tidak bisa datang karena pekerjaan yang tidak bisa ditinggal. Sempat kecewa, tapi remaja lelaki itu memilih diam dan pamit kembali ke rumah sakit.

"Kamu yakin?" ulang Minhyun yang tidak tau ke berapa kalinya. Sejak melihat Jisoo di bandara dia terus melayangkan pertanyaan tersebut.

Melihat wajah Jisoo yang seperti enggan pergi membuatnya tidak tega. Sedikit banyak dia mengerti alasan dibalik itu semua.

"Tentu saja, aku tidak mungkin mengabaikan pekerjaanku begitu saja," jawab Jisoo sembari tersenyum tipis. Dia mengalihkan pandangan ke arah koper dengan mata menerawang.

"Kenapa kamu tidak mau mendengar penjelasan darinya?"

Jisoo melirik Minhyun sejenak sebelum menegakkan punggung dan menatap lurus ke depan. "Untuk apa? Aku melihat dan mendengarnya sendiri. Semua sudah jelas, tidak ada yang perlu dijelaskan kembali."

"Keras kepala," sindir Minhyun, "bagaimana jika kamu hanya salah paham?"

Jisoo terdiam. Pemikiran itu memang sempat terlintas, tapi segera ditepisnya. Kecil kemungkinannya jika hanya salah paham. Jisoo melihat dan mendengarnya sendiri bukan dari cerita orang lain.

"Tidak mungkin." Jisoo masih kekeuh dengan pendapatnya sendiri.

"Mungkin. Kamu dapat memastikannya sendiri dengan mendengar penjelasan kekasihmu itu." Tidak tau kenapa Minhyun malah bersikap seperti ini. Dia hanya merasa perlu menyadarkan Jisoo.

"Kenapa kamu begitu yakin kalau aku hanya salah pahan?"

Minhyun tersenyum tipis sebelum menjawab, "Kamu hanya perlu mendengar penjelasannya. Saya tidak ingin kamu menyesal hanya karena menuruti egomu."

Jisoo yang memang pertahannya telah goyah pun seketika menjadi runtuh begitu mendengar perkataan Minhyun barusan.

"Kamu bisa pergi sekarang jika berubah pikiran. Tenang saja, saya bisa mengatasinya sendiri. Kamu tidak perlu kuatir."

Jisoo tidak bisa mengatakan apa-apa selain terima kasih dan menjanjikan akan segera mengirim karyawan yang lain untuk menggantikannya.


× The [Shit] Architect and Me ×

Turun dari taksi, Jisoo menggeret koper berlari memasuki rumah sakit. Tidak dihiraukannya pandangan orang-orang yang menatapnya penasaran.

Begitu masuk dia baru menyadari kebodohannya. Kemarin karena sibuk mencerna apa yang terjadi, Jisoo sampai lupa bertanya pada Yeonjun di mana ruangan Taehyung dirawat.

Melangkah ke depan, Jisoo bertanya pada resepsionis yang berjaga. Dengan ramah, dia menyebutkan dan menjelaskan di mana ruangan Taehyung berada.

"Makasih, Mbak," balas Jisoo sembari tersenyum ramah.

"Sama-sama."

Jisoo mengangguk sebelum mulai melangkah menyusuri koridor sesuai dengan intruksi resepsionis tadi.

Jisoo meringis kikuk begitu melihat tatapan penasaran orang-orang. Jika tadi dia merasa abai, kini tidak lagi. Dia baru menyadari keteledorannya. Seharusnya pulang dulu baru ke sini. Jadi tidak perlu membawa koper segala. Dia seperti orang yang kabur dari rumah saja.

The [Shit] Architect And MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang