15

204 35 11
                                    

Setelah meyakinkan Cintya tertidur, Syifa akhirnya keluar dari ruangan itu sembari menghapus sisa air mata yang masih terlihat sedikit. Baginya hari ini begitu menyakitkan, Syifa sudah meminta pada hatinya sendiri untuk berdamai dengan keadaan, namun yang ia rasakan hanya kepedihan lagi dan lagi.

Syifa menutup rapat pintu ruangan itu, berjongkok lantas mengusap dahi hingga kepalanya. Air matanya tidak lagi keluar, hanya terlihat wajahnya yang begitu letih untuk semua kejadian mendadak yang menimpanya sekarang.

Suara dari arah perut bersahutan, meminta untuk segera di isi. Sejak tadi Syifa berusaha menolak namun kali ini tak lagi bisa ia tahan. Keadaan tidak memungkinkan untuk makan, tapi ia masih harus membutuhkan tenaga untuk menjaga ibunya yang terbaring tidak berdaya. Syifa pun memutuskan pergi dari sana lalu berjalan untuk mencari makan di sekitar rumah sakit.

Namun derap langkahnya terhenti, mendapati sosok yang mendadak berdiri di hadapannya. Seorang wanita.

Jujur. Syifa tidak tau wanita itu, ia bahkan tidak pernah mengenal seseorang yang wajahnya seperti dia. Tapi, semakin lama ia memandangi ia mengenal sosok di balik wajah itu.

"Syifa kan?"

Wanita itu meyakinkan diri sendiri, merasa tidak salah dengan seseorang yang sedang berdiri berhadapan dengannya adalah Syifa. Sosok yang selama ini ia cari-cari, sementara Syifa hanya mengangguk pelan tanpa tau siapa dia.

Terlihat wanita itu mengulurkan tangan, meminta untuk Syifa menyambutnya tanpa perlu kebingungan dengan wajahnya.

"Diandra.."

"Iya aku Syifa,"

"Aku tau. Kau orang yang sudah menabrak kekasihku!" Tatapan itu berubah tajam, Diandra menghentakkan tangan Syifa, tanpa peduli pemilik tangan itu merasa kesakitan. Bahkan mendengar ringisan Syifa membuat wanita itu tersenyum sinis.

"Huh!! Kebetulan sekali kita ketemu disini, aku sudah ingin menemui jauh sebelum Rizky kembali pada kami!"

Syifa berbalik. Kali ini tatapan Syifa sama tajamnya dengan Diandra, ia mendengar Diandra menyebut nama Leon dengan sebutan Rizky. Dan sekarang ia jadi tau satu hal tentang orang yang ditabraknya, Laki-laki yang ia beri nama Leon itu ternyata nama aslinya adalah Rizky. Namun sekarang bukan itu yang penting, suara Diandra yang seolah menyalahkan dirinya sepenuhnya membuat Syifa naik pitam.

"Maaf! Tapi jaga ucapan mu! Aku tidak pernah bermaksud untuk menjauhkan kau dari Rizky, aku hanya hilang akal dan tidak tau mencari alamatnya, lalu sialnya dia hilang ingatan! Aku tidak mungkin membiarkan orang yang sudah menjadi korban sendirian tanpa mengingat apapun yang terjadi sebelumnya dan aku meninggalkannya begitu saja!"

"Aku tidak perlu mendengar mu, yang aku tau kau sudah menabraknya," balas Diandra yang tak kalah sinisnya.

Syifa hanya menggeleng, berniat untuk menjauh dari Diandra. Lalu melangkah dari tempat mereka namun cepat-cepat pergelangan tangan wanita itu justru di cegat oleh Diandra, membuat Syifa harus tinggal lebih lama.

"Kau jangan berlalu seenaknya begitu! Kau sudah membuat Rizky celaka.." ucap Diandra dengan penuh amarah.

"Lepas!!.." Syifa memberontak yang membuat Diandra kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh, untung saja dengan cepat pula Syifa lah yang kembali membuat Diandra berdiri.

"Diandra!" Pandangan keduanya berbalik menuju suara laki-laki itu, Syifa dan Diandra kompak melihat ke arah yang sama dimana orang itu menyebut nama Diandra.

Sialnya Syifa tidak tau siapa laki-laki itu namun melihat tampangnya seolah ingin memaki dirinya juga. Tatapan mata Devan mengarah ke Syifa meski hanya beberapa detik, lalu kembali mengalihkan pandangannya ke Diandra.

A Storm Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang