20

229 35 8
                                    

Maaf part ini paling sedikit.

Tapi di bacanya harus dengan pelan, biar kalian tau kunci story' ini ada di part ini. Happy reading.



'aku mohon'

Tidak pernah Syifa rasakan kehilangan yang begitu berat untuk kedua kalinya hanya karna satu pelukan yang membuatnya lupa dengan keadaan. Syifa akan pergi dengan ayahnya sebentar lagi, namun rasa-rasanya ia tidak akan bisa melakukan itu dengan mudah. Terlebih ketika ia merasa pelukan itu semakin erat.

Tanpa sadar tangan Syifa terangkat, meraba pelan punggung rapuh itu. Entahlah, hal itu bisa membuat Rizky tenang atau semakin kacau. Dan sekali lagi, suara tangis itu nyatanya semakin nyaring terdengar. Wanita itu tau, kesedihan itu sudah ia rasakan sebelumnya, sewaktu Ia tau Rizky kembali pada ingatannya, tapi lagi-lagi karna perasaan yang teramat sangat pada laki-laki itu membuat Syifa ikut hanyut kedalamnya, dan kembali merasakan sakit di rongga dadanya.

"Aku tidak akan meninggalkan mu lagi, sekali saja beri aku kesempatan untuk hubungan kita, aku tidak peduli pada apapun, siapapun dirimu." Meski terdengar meracau Syifa masih bisa mendengar suara laki-laki itu dengan jelas, sejujurnya ia tidak bisa memberikan reaksi apa-apa pada Rizky, terlebih ketika ayahnya dan juga Liora sedang menunggu.

"Rizky," panggil Syifa dengan sangat pelan. Tubuh itu mengisyaratkan Rizky untuk segera melepaskan pelukannya, dan beberapa saat Rizky melepaskannya. Kali ini ia beralih menatap Syifa dengan rona pilu. Dan mendadak tangan Syifa lagi-lagi terangkat, menyentuh wajah itu lalu mengusap air matanya dengan pelan.

Jujur saja, Syifa tidak pernah melihat laki-laki menangis tersedu dihadapannya terlebih karna menangisi kepergiannya. Meski pada umumnya Syifa tau laki-laki tidak suka menampakkan kesedihan di hadapan wanita, tapi berhadapan dengan Rizky yang rapuh seperti ini Syifa menjadi sangat yakin bahwa ketulusan itu benar adanya. Air mata ketulusan itu membuktikan bahwa laki-laki tidak selamanya bisa menjadi kuat.

"Rizky, aku tidak bisa menjelaskan bagaimana hatiku menanggapi perasaan mu sekarang, tapi..." Syifa terdiam menatap ke dalam sorot mata Rizky yang sendu. "Yang aku tau, kau tidak pernah terlihat begitu menyedihkan. Terlebih itu semua karna diriku." Lanjutnya.

"Lalu bisakah aku meminta mu untuk tinggal sebentar saja? Karna jujur saja Syifa, aku belum bisa melepaskan semua kenangan tentang kita. Kemanapun aku melangkah, atau bagaimana pun aku meminta pada Tuhan untuk melupakannya, yang ada aku selalu berharap bisa bertemu denganmu, lagi dan lagi, aku tidak bisa menghindari sesuatu yang menjadi rutinitas dalam ingatanku..." Rizky meluapkan semuanya. Sore itu menjadi waktu yang panjang untuk Rizky mengungkapkan isi hatinya, yang Syifa tangkap Rizky tidak bisa hidup tanpanya sekarang.

Padahal, Syifa sudah ikhlas jika harus kehilangan Rizky ketika ingatan itu kembali, namun Tuhan berkehendak untuk meletakkan satu wanita saja di hati Rizky. Lalu, sekarang Syifa tidak akan ragu.

Syifa mengangguk, sembari menangis. Entah kenapa ia tidak bisa lagi menahan kesedihan dan keharuannya akan ketulusan Rizky, ia yakin keputusannya untuk tinggal sebentar lagi dengan laki-laki itu tidak ada salahnya.

Ya. Lebih tepatnya, Syifa memberi kesempatan pada Rizky untuk membuat momen kebersamaan pada laki-laki itu sedikit lebih lama lagi.

"Aku sudah menghabiskan banyak waktu untuk menunggu putriku pergi dengan ku, tapi sepertinya sebentar lagi dia akan meminta pada ku untuk tetap tinggal di kota ini," ayah Syifa berucap sembari menatap putrinya yang masih memeluk laki-laki yang tak ia kenal, meski berbicara dengan diri sendiri tapi ia yakin suaranya terdengar sampai ke telinga Liora yang tepat berdiri di sebelahnya.

"Apa paman tidak akan membiarkan Syifa bersama laki-laki itu?" Imbuh Liora.

"Menurut mu, dia laki-laki yang baik? Kalau dia tidak menyakiti putriku aku bisa memberikan dia kesempatan untuk membuat Syifa bahagia dengannya." Lanjutnya.

"Paman. Jika Syifa akan tersakiti oleh laki-laki itu, aku yang pertama akan mematahkan kedua kaki orang itu." Canda Liora yang di iringi dengan tawa ayah Syifa.

Pemandangan itu masih terus terjadi, Liora enggan memberi komentar lebih banyak. Yang terpenting Syifa bisa tau seseorang yang datang padanya dengan tulus dan tidak menyakitinya sedikit membuat Liora merasa lega. Dan Rizky? Liora berpikir positif pada laki-laki itu, sedikitpun ia yakin bahwa Rizky tidak akan menyakiti sahabatnya meski laki-laki itu orang baru yang masuk ke kehidupan Syifa.

-

Kedua tangan yang bertaut itu enggan terlepas. Sejak tadi, Rizky terus menggandeng tangan Syifa sampai di gerbang pemakaman. Sedikit pun ia tidak merasa canggung dengan orang-orang yang menatapnya. Rasa bahagia itu lebih bisa menutupi rasa malunya, bahkan sampai di hadapan laki-laki paru baya itu, Rizky masih terus dengan posisi yang sama.

"Bisa kah kau melepaskan ini?" Bisik Syifa yang mulai terusik akan obsesi laki-laki itu padanya. Dengan terpaksa Rizky melepaskannya, ia tau bahwa Syifa akan malu jika ayahnya lebih dulu berkomentar perihal hubungan spesialnya yang baru saja terjadi tadi.

"Ayah..."

"Aku membiarkan mu, ayah akan pergi tanpa mu." Senyuman sang ayah mengembang. Sejak bersama putrinya, beliau tidak pernah melihat wajah Syifa seceria itu semenjak perceraian ia dan Cintya, lalu tidak ada alasan baginya untuk melarang Syifa pergi dengan laki-laki pilihannya, ia tidak akan lagi membiarkan kesedihan Syifa lebih lama karna ulahnya yang sudah-sudah.

Sementara itu, mata Syifa berbinar. Ia bahkan belum menjelaskan tentang keinginannya untuk tinggal di kota ini, namun ia sudah mendapat ijin. Syifa memeluk ayahnya, jelas kebahagiaan dan ijin sang ayah menjadi hal utama dalam pelukan ayah-anak itu.

"Terimakasih ayah,"

"Sama-sama sayang,"

"Terimakasih paman, aku akan menjaga Syifa," imbuh Rizky.

Ayah Syifa mengangguk. Tidak ada keraguan di wajahnya, yang ia tau putrinya akan bahagia dengan laki-laki yang benar.

Sedangkan Liora, masih enggan memberi komentar. Menunggu untuk Syifa, Rizky dan juga laki-laki paru baya itu beranjak dari pusara.

***

TBC!

Hay guys. Gimana nih? Sudah menemukan titik terang? 🤭 Yuk kasih vote dan komentarnya biar authornya makin semangat lanjut story' sampai akhir. Bye.. and see you.

A Storm Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang