33

30 5 2
                                    

Hay. Selamat sore.. apa masih ada yang berharap cerita ini berlanjut?? Author lagi happy banget, tahun ini couple kesayangan kita comeback. Dan untuk itu, jadi membuat saya semangat lanjut cerita yang udah berdebu ini. Yuk baca..!! 😍😍

-

Diandra membanting kasar pintu rumahnya, setelah tau kedatangan Rizky justru meminta dirinya untuk menerima laki-laki yang tidak ia cintai. Apakah Rizky ingin mempermainkan dirinya sejauh itu? Kenapa harus Rizky yang datang memintanya? Dan kenapa harus Rizky yang menjodohkan ia langsung dengan Diandra.

Tidak!! Diandra menggeleng kuat, amarahnya kian menggebu membayangkan wajah Syifa yang pastinya sangat bahagia dengan keberanian Rizky padanya.

"Bibi!!!" Teriak Diandra. Bak memanggil seseorang yang jauh, Diandra terus berteriak, yang pada akhirnya teriakan itu membuat asisten rumah tangganya langsung lari menuju tempat Diandra berdiri.

"Kurang ajar ya!! Kau pikir aku menggaji mu hanya untuk meneriaki mu lebih dari satu kali?"

"Maaf non, saya tidak tau kalau non memanggil. Saya lagi masak di dapur.." bibi berusaha memberi pengertian, namun alih-alih di dengar, Diandra mendorong kasar asistennya itu.

"Dengar yaa... Kau jangan sampai bercerita apapun pada keluargaku. Ayah atau ibuku! Kalau mereka tau soal ini, bukan lagi aku memecat, tapi aku pastikan kau mati!" Ancam Diandra. Wajah asisten rumah tangga itu terlihat pasi, tak berani menatap ke arah majikannya, akhirnya yang bisa ia lakukan hanya tertunduk sembari mengangguk pasrah. Hanya beberapa langkah, Diandra berhenti, mendadak terlintas dalam pikirannya untuk memanfaatkan wanita paru baya itu. "bibi!"

"I-iya,"

"Apa kau punya rekomendasi orang-orang yang bisa menggugurkan kandungan dengan cepat?" Tanya Diandra. Yang mana hal itu memicu wanita paru baya tersebut melihat ke arah perut Diandra. "Apa?!" Diandra murka saat tau wanita tua itu justru melihat kaget ke arahnya.

"Tidak non.."

"Aku tidak mau mendengar mu, kau hanya perlu Carikan aku orang-orang yang seperti itu, kalau perlu hari ini juga kau berangkat." Ucap Diandra. Wanita paru baya itu segera mengangguk, meski sebenarnya ketakutan dalam dirinya kian membuncah.

"Aku akan memberikan sejumlah uang, kalau perlu kau bawa orang yang aku minta untuk datang ke rumah ini!" Perintah Diandra. Pada akhirnya sifat arogan tersebut membuat sang wanita tua itu tidak dapat berkata apa-apa lagi dan hanya mengangguk mengerti untuk mengakhiri malam yang baginya sangat mengerikan itu.

***

Pagi ini Syifa terlihat sudah rapi. Acara pergelaran akhir tahun yang di rayakan di pameran lukisan membuat Syifa harus segera bersiap-siap sebelum acara itu di mulai. Jelas saja, macet dan tidak ontime hal yang paling Syifa hindari.

Kesendirian di dalam rumah membuat Syifa harus bergegas sendiri, sarapan dan lain-lain. Syifa tidak bisa mengandalkan siapapun untuk kesibukannya meskipun hanya sekedar butuh teman untuk memenuhi undangan itu.

Namun ketika hendak berangkat dari rumah, bel rumah berbunyi. Syifa yang melirik jam tangan sudah menunjukkan pukul lima lewat tiga puluh menit, Syifa menerka jika seseorang itu adalah Rizky, siapa lagi yang mengunjunginya di pagi jika bukan Rizky. Kekasihnya itu. Terlebih karna semalam sebelum tidur, Syifa menyampaikan pada Rizky agenda yang akan ia jalani hari ini. Rizky tidak berjanji untuk menemaninya namun Syifa sangat yakin Rizky sengaja untuk tidak memberi tahu apa yang sudah di rencanakannya. Begitu pikir Syifa.

"Kamu kenapa.."

Syifa membeku. Bersamaan dengan suaranya yang mendadak menghilang, melihat sosok laki-laki paru baya yang sudah berdiri tepat di depan pintunya. Laki-laki itu tersenyum, entah senyuman tulus atau apa,namun Syifa merasa aura ini sangat berbeda. Di belakang laki-laki paru baya itu terlihat dua laki-laki yang sedang menunggu aba-aba atau sekedar menemani laki-laki paru baya tersebut, Syifa tidak paham.

"Halo Syifa.."

"Om?"

"Kenapa kaget begitu? Kau tidak mempersilakan calon mertua mu ini duduk?" Terdengar seperti menyindir, Syifa berusaha mengabaikan Garibaldi, namun sia-sia saja laki-laki paru baya itu dengan cepat menyuruh dua laki-laki tadi untuk menyekap Syifa segera.

Ummmm!!! Erhhmmm!!

Syifa memberontak, alih-alih berhasil lolos Syifa merasa kedua tangan laki-laki itu semakin erat membekapnya.

Jantung Syifa berdetak cepat, dia tidak tau bagaimana harus bertindak. Syifa hanya seorang wanita sementara tiga laki-laki ini memiliki postur tubuh yang kuat, yang mana hal itu tidak memungkinkan membuat Syifa menang melawan mereka.

Kejadian ini sungguh cepat, Syifa bahkan tidak sempat mengambil ponsel atau apapun itu untuk meminta pertolongan. Wanita itu kian pasrah ketika dua laki-laki itu menyuruh Syifa untuk masuk ke dalam mobil.

-

"Tenang saja, aku tidak akan menyakiti mu atau berbuat aneh padamu. Kau hanya perlu ikut perintahku dan setelah ini kau tidak akan terluka sedikitpun." Garibaldi menekan ucapannya, sementara Syifa akhirnya menangis karna tidak tau harus berbuat apa lagi.

"Bagaimana om bisa sekejam ini padaku?" Syifa bertanya lirih.

"Hahaha.. kau bilang Om kejam? Om tidak kejam Syifa. Om hanya tidak suka melihat Rizky putra om yang begitu om banggakan sekarang malah membangkang dan mengancam ku. Apa kau pikir Rizky seperti itu karena kemauannya?! Tidak Syifa! Itu semua karna kau sudah meracuni otak putraku..!" Garibaldi membentak, suaranya nyaring terdengar ke telinga Syifa. Yang mana hal itu justru membuat Syifa menggeleng, Syifa menyangkan jika apa yang di lakukan Rizky itu karna kehadirannya.

"Aku tidak pernah berniat untuk memisahkan anda dengan putra anda om, aku justru berharap kalian bisa akur." Syifa bersungguh-sungguh.

"Kau pikir om akan percaya sama apa yang kau bilang itu? Sementara om hanya berharap Rizky menikahi anak dari temannya om dan sahabatnya sendiri tapi malah di anggap seperti orang yang tidak mengerti putranya sendiri.." Garibaldi bergumam. Sementara Syifa masih terus menangis, bahkan tidak merespon apa yang di katakan Garibaldi barusan. "semua yang Rizky lakukan sekarang, itu karna kau yang sudah masuk dalam kehidupan putraku!!"

"Om salah, om tidak akan mengerti bagaimana Rizky tidak pernah menganggap hubungan dia dengan Diandra lebih dari seorang sahabat. Rizky tidak pernah mencintai Diandra, dan Rizky juga tidak pernah berniat untuk menghancurkan hati kalian. Percayalah om, semua yang Rizky katakan bukanlah kejatahan hanya saja Rizky menyampaikan apa yang mungkin membuat hidupnya tidak nyaman."

"Persetan! Kau hanya datang mengacaukan apa yang sudah om rencanakan selama ini. Kalau pun Rizky tidak menikah dengan Diandra, aku pastikan kau juga tidak akan menikah dengan putraku!" Ancam Garibaldi. "Satu lagi, kalaupun kau menikah dengan putraku, aku tidak akan membuat pernikahan kalian indah, terlebih kau!! Kau tidak akan merasakan seperti yang kau impikan dengan Rizky. Kau hanya akan menggali kubur mu sendiri jika benar kau nekat untuk menikah dengannya.." ucap Garibaldi.

Deg!!

Mendengar itu, Syifa menangis ketakutan. Dan hanya terdiam dan menunggu di mana Garibaldi akan membawanya pagi ini.

TBC!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Storm Of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang