Sore ini baca lanjutan storm of love lebih ok kan. Wkwk.
Happy reading.
Aku sangat merindukan mu!
Syifa berbalik ketika mendengar ucapan itu keluar dari mulut Rizky. Sore ini angin terasa Sepoi, meniup rambut Syifa yang menghambur di sekitar wajahnya. Rongga dadanya naik turun seiring dengan tiupan angin yang semakin kencang. Tak bisa ia pungkiri, kalimat itu membuat perasaannya kian bersemi.
Syifa tidak pernah berkurang dalam mencintai laki-laki itu, sejak saat pertemuan mereka pertama kali Syifa sudah bisa yakin bahwa ia tidak salah dalam menerka hatinya, tapi Syifa tidak pernah menyangka bahwa satu kalimat yang di ucapkan Rizky justru membuat ia kalang kabut. Kalimat rindu yang tidak pernah ia pikirkan akan keluar dari mulut Rizky begitu saja.
"Mungkin ini terdengar berbohong, tapi kau tau? Semenjak kepergian ku dari rumah itu aku menyesal." Laki-laki itu kembali mensejajarkan dirinya, menghadapkan tubuhnya ke depan. Namun, reaksi Syifa yang sedikit menjauh mendadak membuat Rizky bingung. "Aku tidak bermaksud aneh padamu, aku hanya ingin mengatakan bahwa kau bisa memaafkan ku atas sikapku yang keras waktu di rumah itu. Sekarang, kita berada dalam perahu yang sama, kau sama sakitnya ketika itu. Bahkan sampai saat ini saat kita di pertemukan dengan keadaan terpuruk lagi." Rizky menjelaskan dengan rinci. Sudah lama ia memendamnya, dan dia tidak akan membuang waktu untuk mengutarakan apa yang dirasakannya selama mereka berpisah.
Berbeda dengan Syifa, sejak tadi ia hanya mendengarkan. Semua ungkapan Rizky sore ini tak bisa ia cerna dengan baik. Bahkan untuk membalas semua rasa rindu yang juga sudah terbentuk itu justru tertahan begitu saja. Ada ketakutan yang tidak bisa ia gambarkan. Dan ungkapan Rizky hanya akan membuat keadaannya semakin sulit.
"Sejujurnya aku juga merindukan mu, merindukan semua tentang mu." Kali ini Rizky yang terdiam. Kalimat itu masih menggantung, Rizky menunggu untuk mendengarkan semua keluh kesah Syifa selama mereka berpisah. "Tapi, aku merindukan Leon. Aku merindukan laki-laki yang menganggap ku dan ku anggap berarti bagi ku. Bukan merindukan Rizky yang sekarang menjadi milik orang lain. Yang sekarang berada di lingkungan yang berbeda denganku." Kata Syifa akhirnya.
Pernyataan Syifa cukup menohok perasaan Rizky. Laki-laki itu kehabisan kata-kata meski hanya untuk sekedar membalas atau tidak membetulkan ucapan Syifa.
"Kau bisa saja mengatakan bahwa kau merindukan ku, tapi saat ini keadaan kita berbeda. Kita bukan lagi dua orang yang sedang menikmati kisah cinta. Kita hanya orang yang saling mengenal dan kebetulan kembali di pertemukan di pusara ini."
"Apa itu artinya kau tidak senang dengan pertemuan kita yang tanpa sengaja ini?"
"Tidak Rizky. Takdir kita hanya tidak cocok untuk menjalani hubungan pertemanan apalagi hubungan sepasang kekasih. Aku memang meminta pada Tuhan untuk kita di pertemukan." Syifa tersenyum simpul. "Dan untuk mengatakan maaf, karna saat itu kita masih berada dalam suatu kesalahpahaman yang membuat semuanya menjadi aneh. Kita di pertemukan dengan baik, lalu aku tidak mungkin membiarkan kau pergi dalam keadaan marah dan kecewa untuk pergi dariku. Lalu saat ini, aku lega karna sudah mendapat maaf darimu langsung." Lanjut Syifa.
Hari semakin gelap, Syifa bangkit dari kursi taman dan tersenyum sebelum akhirnya berlalu meninggalkan Rizky yang masih tidak yakin dengan ucapan Syifa tentang hubungan mereka.
Rupanya perasaan itu memang tidak pernah di anggap apa-apa bagi Syifa. Perasaan yang hanya mereka bisa mengerti. Rizky membiarkan Syifa berlalu memunggunginya, semakin menjauh sampai tak terlihat lagi.
***
"Kau baik-baik saja?"
Devan menyodorkan satu minuman ke arah Rizky, melihat laki-laki itu yang sejak tadi hanya terdiam setibanya di rumah pulang dari pemakaman ibunya.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Storm Of Love
Hayran KurguKecelakaan itu seakan mengantar Syifa dalam kekalutan hatinya. Pertemuan yang tanpa sengaja akhirnya menimbulkan perasaan suka pada sang korban.