Pt. 6 (Stigma)

432 53 20
                                    

“Jeon Heejin, apa kau sadar dengan tindakan yang kau lakukan ini?”

Heejin menelan ludahnya, ia menatap kedua netra Taehyung bergantian. “Tentu saja. Kau tahu? Aku bahkan mencari keberadaanmu tadi. Aku menelusuri bar-bar yang kau datangi. Aku tak ingin kau bermalam lebih lama bersama jalang-jalang itu.”

Sang pria mengambil langkah mendekat ke arahnya. “Apa kau tidak ingat apa yang aku katakan terakhir kali padamu? Kau—“

“Hubungan kita tidak seperti yang kau katakan, Taehyung.” Heejin menukas, kedua tangannya mengepal erat pada sisi tubuhnya. “Aku istrimu.” Bisiknya melanjutkan.

“Benarkah itu? Benarkah kau akan tetap bertahan denganku?” Taehyung menyambar pergelangan tangan Heejin hingga wanita itu meringis kesakitan.

“Ak-aku akan bertahan.”

Taehyung menyeringai tipis, sebelum menarik Heejin mengikuti langkahnya, melewati pintu depan, menaiki deretan beberapa anak tangga berlantai marmer hingga mencapai lorong menuju pintu kamarnya.

Heejin kembali meringis. “Tae, pergelangan tanganku sakit,” Ia berusaha memperlambat langkahnya yang serasa diseret pria itu.

Namun, Taehyung bahkan semakin mencengkeram pergelangan tangannya dengan kuat. Ketika mencapai pintu kamarnya, ia membuka benda dari kayu itu dengan kasar. Taehyung masih menyeret Heejin hingga mencapai pinggiran ranjang, sebelum mendorong tubuh wanita itu begitu saja.

Heejin tersentak dan masih menahan sakit yang menyengat dari pergelangan tangannya. Tetapi, ia bahkan tak sempat meloloskan kata apa pun karena Taehyung telah menindih tubuhnya dan menekan kedua tangannya hingga sejajar dengan tubuhnya yang terlentang di atas ranjang.

Pria itu memandangnya tajam tanpa bersuara. Sesaat kemudian Heejin dapat mendengar suara derak benda besi yang ditarik Taehyung dari bawah ranjang.

Wanita itu tak dapat menyembunyikan ketakutannya. Tubuhnya serasa berkeringat dingin, melihat sorot mata Taehyung yang kian menggelap ketika menatapnya. Pria itu membawa kotak yang ditariknya tadi ke atas ranjang.

Samar-samar dalam keremangan kamar pria itu, Heejin dapat melihat isi di dalam kotak tersebut, membuatnya dadanya kian bergemuruh.

Taehyung kini menegakkan punggungnya, dengan dua utas tali di tangannya, ia kembali menyambar tangan Heejin dan mengikat kedua pergelangan tangan wanita itu bergantian di headboard ranjangnya.

Ia nyaris tak bisa bergerak. Bahkan kini kedua tangannya serasa lebih perih akibat serat tali yang menggesek kulitnya. Heejin mati-matian berusaha mempertahankan keberaniannya.

“A-apa yang sebenarnya ingin kau lakukan, Taehyung?” Nada suara wanita itu bergetar.

“Hal yang kau minta dariku.” Taehyung melepas shirt putih yang membalut tubuhnya. Ia melempar bajunya ke arah lantai sebelum melanjutkan, “Kau  bilang ingin menghabiskan malam denganku’kan?”

Heejin hanya mampu bungkam dan menatap pergerakan pria itu dengan netra yang mulai berair.

Taehyung menjalarkan tangannya mulai dari belahan dada sang wanita, perut, hingga ke panggal kaki, sebelum ia mendadak menarik paha Heejin lebih mendekat hingga wanita itu memekik karena serat tali yang mengikatnya kian terasa mengiris dan menarik tangannya paksa.

“Ta-taehyung...” Isaknya. Napas wanita itu berembus tak beraturan.

“Kenapa? Kau mulai ketakutan?” Taehyung segera menyingkap gaun tidur sutra yang membalut tubuh Heejin yang bergetar.
Tanpa memedulikan air mata yang telah mengalir pada pipi wanita di bawahnya, Taehyung bergerak mengambil benda logam tipis dari dalam kotak.

Pria itu menjilat bibirnya sensual, sebelum mengarahkan silet ke arah paha Heejin yang terekspos tanpa menghalang.

Heejin dapat merasakan kulit pahanya diiris.  “Hen-hentikan...akhh-“

Pria itu tak bergeming. Ia memandang kosong segaris luka yang ia cetak di paha Heejin. Luka itu awalnya hanya seperti coretan pena bertinta merah, sebelum aliran darah itu mulai merembes lebih lebar dan menciptakan luka terbuka.

“Lepaskan aku Taehyung...” Heejin menarik-narik tangannya yang terikat di ranjang, mencoba lepas dari kungkungan sang pria.

Taehyung melempar silet dengan noda darah itu di atas sprei “Kenapa kau menjadi begitu ketakutan sekarang? Aku belum selesai dengan pekerjaanku di pahamu,” Ia kembali mengambil silet dari dalam kotak.

“Taehyung! Hentikan....kumohon—“

Lagi-lagi tak bergeming akan permohonan Heejin, ia kini telah kembali mengarahkan ujung tajam silet ke arah kulit paha wanita itu. Taehyung mengiris dengan cepat kali ini dan seperti sebelumnya ia menatap lurus warna merah yang terbentuk di sana perlahan.

Untuk kedua kalinya Heejin kembali memekik dan terisak.

“Kumohon...kumohon hentikan, kau menyakitiku.” Kedua netra wanita itu kini memejam. Ia tak memiliki keberanian yang tersisa untuk menatap pria di atasnya.
Taehyung mendesah samar, sebelum melemparkan silet di tangannya sembarang dan beranjak dari atas ranjang.

“Aku sudah memperingatkanmu, Heejin. Tapi kau tak mendengarkanku.” Taehyung membuka lemarinya dan menyambar kemeja hitam yang tergantung di sana.

Pria itu kini kembali menoleh ke arah ranjang. Ia mengancingi satu persatu deretan vertikal kancing kemejanya sambil berjalan mendekat ke arah tubuh Heejin yang masih terikat.

Ia berakhir duduk di pinggiran ranjang, sebelum melepas ikatan yang menahan tangan Heejin. Taehyung menegakkan punggung bergetar wanita itu dan menurunkan kembali gaun tidur yang sempat disingkapnya.

Heejin masih tak berani menatapnya dan hanya terdiam sambil terus terisak. Sesaat kemudian Taehyung memeluknya dan berbisik, “Aku tahu kau tak lupa apa yang terjadi. Kau juga pasti mengingat perjalanan kenapa kita bisa berada di titik ini—pernikahan ini. Kau seharusnya sangat tahu bagaimana perasaanku.”

Taehyung mengusap punggung Heejin. “Kau seharusnya tahu bahwa pria yang kau nikahi ini, bukanlah pria yang memiliki sisa akal sehat. Aku menggila karena keadaan ini, Jeon Heejin. Jadi...” Ia mengusap puncak kepala Heejin, menyisir helai rambut berantakan sang wanita. “Jadi, mengertilah dan tinggalkan aku sendiri.” [♤]














Hi!

Fyi, cerita ini mengandung lebih banyak drama dari cerita-cerita yang pernah aku buat sebelumnya jadi tebak-tebakannya mungkin ga bakal greget karena misterinya minim, tapi para karakternya mungkin pengen kalian ajak baku hantam🤡 Anyway, banyak hal yang awalnya hanya mengendap di pikiranku lalu aku tuliskan di sini, mungkin kalian bakal terkejut atau bakal dengan mudah menebak jalan ceritanya atau banyak pendapat lainnya lagi, tapi aku berharap kalian tetep bisa menikmati work aku yang satu ini. Thank you.

 Thank you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Blue and Grey || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang