Pt. 49 (Grudge)

87 8 2
                                    

Jungkook kian beranjak brutal dan membenturkan berkali-kali badan yang tengah dihentaknya pada dinding. “Kau dengar aku, Jeon Heejin?! Aku akan membunuh semua orang yang hendak menyakitimu, mengambilmu, apalagi menghalangi jalan kita. Kau milikku! Hanya milikku seorang!” Pria itu kini mencekik leher wanita itu tanpa belas ampun, sebelum membiarkan tubuh itu merosot lemas pada dinding ketika gairahnya telah usai dikeluarkan.

Pandangannya menukik ke arah tubuh lemas tersebut, seakan itu hanya seonggok sampah tak bernilai. Ia melanjutkan dengan cahaya mata gelap dan seringai yang terukir tipis pada wajahnya. “Kembali, atau mati seperti mereka, itulah pilihan yang kau miliki, adikku yang manis.”


•○•


Jimin yang beberapa saat yang lalu telah berhasil meloloskan dirinya dari ruangan privat tempat Jungkook berada, kini tengah menanti panggilan lainnya.

Iya, ia memang bekerja untuk Jungkook, tapi ia patuh hanya pada satu orang.

“Nona,” Panggilnya lembut ketika panggilan itu datang.

[“Laporkan padaku, Jimin. Bagaimana rencanaku berjalan, hm?]

Ada semburat merah pada pipi pria tersebut ketika ia membalas setiap pertanyaan Heejin daribalik ponsel. “Sesuai rencana anda, nona. Anda sekarang hanya perlu menjemput Kim Taehyung sebelum ia mencapai bar Kim Namjoon. Setelah itu, segala bukti tindakan kriminal yang selama ini telah anda simpan akan dirilis, dengan begitu anda akan benar-benar terbebas dari Tuan.”

[“Kerja bagus, Park Jimin. Selanjutnya juga bantulah aku, hm? Aku suka hasil kerjamu selama ini.”]

“Baik.” Jimin menjawab terlampau antusias. “Baik, nona.”

Di sisi lain, Heejin yang tengah berada di balik kemudi segera menurunkan ponselnya ketika telah usai mendapat laporan dari Jimin atas rencana yang tengah ia jalankan.

Ia sangat tahu, bahwa sang kakak adalah pria obsesif nan impulsif. Daripada kembali berhadapan secara langsung dengan sikap tak tertahankan itu, Heejin memilih menggunakan itu sebagai salah satu kartu dalam permainannya. Ia memilih memanfaatkan tangan orang lain guna membereskan hal yang menghalangi keinginannya.

Heejin kini begitu menginginkan Taehyung kembali, dan ia terlampau yakin bisa membawa pria itu kembali padanya. Tetapi, pria itu memang tak pernah terbebas dari masa lalu, bahkan kini malah terjerat pada wanita lain. Heejin juga ingin menyingkirkan Riyeon, tetapi dirinya pun masih terjebak dalam obsesi Jungkook. Maka dari itulah, untuk menyingkirkan Riyeon sekaligus sang kakak, Heejin harus menyeret Riyeon yang juga berarti menyeret Taehyung kedalam amarah Jungkook, hingga kakaknya itu lepas kendali dan berakhir melakukan kesalahan fatal lainnya. Dengan begitu, dibarengi dengan perilisan bukti-bukti lain dari tindak kriminal nan nekat Jungkook di masa lalu, tindakan fatal yang akan dilakukan kakaknya akan sangat membantu untuk benar-benar mengurung pria itu selamanya.

Kini yang hanya perlu dilakukannya, adalah menghentikan Taehyung yang hendak mengejar Riyeon, sehingga hanya Riyeon yang menjadi korban rencana insiden tersebut, dan hanya Jungkook yang akan terlihat terlibat dalam rencana itu.

Rencananya hampir benar-benar berhasil.

Heejin menanti tak sabaran sosok Taehyung di dekat areal bangunan bar milik Kim Namjoon, hingga tepat ketika ia melihat mobil yang membawa Riyeon melewatinya diikuti Taehyung yang terlihat berlari dari kejauhan, ia segera melajukan mobilnya guna menghentikan langkah sang pria.

Langkah Taehyung terpaksa terhenti ketika mobil yang dikendarai Heejin mendadak muncul dari salah satu gang sempit. Sorot cahaya lampu kendaraan itu membutakannya sesaat dan membuat langkahnya guna mengejar mobil Namjoon terhenti begitu saja.

“Heejin?” Kedua alis Taehyung menukik tajam, pertanda kebingungan, saat dirinya sudah mampu melihat dengan jelas siapa pengemudi mobil yang tengah menghalanginya.

Wanita itu menutup pintu mobil dan melangkah mendekat.

“Taehyung, ikutlah denganku.” Heejin berujar tanpa ragu, nyaris seperti perintah mutlak yang tak menerima penolakan.

“Apa?” Taehyung berujar setengah berteriak, masih tidak bisa mengerti arti tindakan sang mantan istri. Namun, jelas dirinya merasa begitu terganggu akan tindakan Heejin di saat pikirannya hanya tertuju pada Riyeon. Maka tak berusaha meminta penjelasan, Taehyung tak segan berujar, “Jangan bicara omong kosong, dan menjauhlah dariku.”

Si Kim hendak kembali berlari, tetapi Heejin menahan lengannya. “Kim Taehyung, aku sungguh-sungguh menyukaimu. Memang permulaan hubungan kita terlihat seperti kesalahan, tapi aku tidak pernah menyesal. Kumohon, kembalilah—"

“Hubungan kita sudah berakhir, Jeon Heejin.” Taehyung berujar muak, menukas tegas sekaligus melepas paksa lengannya dari cengkraman tangan sang wanita.

Namun, Heejin yang tidak pernah sedikitpun melihat rencana yang ia buat memiliki lubang kecil, renggang dan lemah yang menyatakan kemungkinan kegagalan bahkan hanya secuil; kenyataan bahwa Taehyung menolaknya dengan begitu serius dan tanpa keraguan. Terlebih itu juga berarti dirinya seakan kalah hanya dengan bersanding dengan wanita seperti Riyeon.

Heejin benar-benar merasa disudutkan. Cukup sudah orang-orang merendahkanya, menganggapnya remeh dan selalu mendekapnya dengan rasa kasian seakan ia harus selalu dilindungi layaknya sang kakak yang tak pernah mau melepasnya dan membangun hubungan terlampau intim dengan dirinya sebagai satu-satunya pihak yang berhak memutuskan apapun. Lalu sang ayah yang selama masa hidupnya, memamerkan, menjajakan dan hendak menukarnya layaknya barang tak bernyawa. Kini, meski ia awalnya memang hanya memanfaatkan Taehyung, tapi saat ini dirinya benar-benar menginginkan pria itu.

Taehyung adalah trofinya; bukti bahwa dirinya telah terbebas, bahwa dirinya telah berubah dan tak ada yang bisa membayanginya, apalagi menunjukkan arah dan memaksanya menempuh suatu pilihan.

Maka, apapun yang terjadi, pria itu harus berada di sisinya; sebagai pasangannya ataupun hanya sebuah boneka pajangan dalam lemari pencapaiannya. Heejin benar-benar tak ingin peduli hal lainnya, hingga dirinya tak segan melangkah cepat memasuki mobil, menekan pedal gas dan menabrak sang pria yang baru saja berbalik dan hendak kembali berlari guna mengejar mobil yang membawa Riyeon.

Taehyung berakhir tergeletak dengan sedikit sisa kesadaran menatap ke arah siluet cahaya bangunan bar milik Namjoon; kemungkinan terbesar tempat dimana Riyeon berada sekarang. Namun, baru saja pria itu hendak bersusap payah merangkak, memaksa tubuhnya untuk terbangun hendak menggapai cincin Riyeon yang sempat terlepas dari genggaman tangannya serta melanjutkan usahanya untuk bertemu dengan wanita itu, tepat saat itu juga, terdengar sebuah ledakan disusul api yang perlahan terlihat dari siluet bangunan bar itu. [♤]

Blue and Grey || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang