Pt. 26 (Obstacle)

157 13 2
                                    

Ah, inikah tempatnya?” Pria itu menginjak pedal remnya, perlahan-lahan menghentikan mobil yang dikendarainya tepat di seberang sebuah rumah.

Netra tajam Namjoon memandang lebih lekat rumah tersebut dari balik kaca mobilnya. Seperti yang ia katakan, urusannya dengan wanita itu tidak akan selesai begitu saja dan kini akhirnya ia bisa menemukan keberadaan Riyeon yang sempat beberapa waktu yang lalu tak diketahuinya.

Cih, dia ternyata bisa menempel dengan pria itu dalam waktu yang lama. Ia bahkan meninggalkan flat-nya begitu saja dan tinggal bersama pria itu di sini? Sialan.” Namjoon terkekeh, “Seharusnya aku lebih cepat bertindak dan menyeretnya kembali  di hari itu.”

Tangan pria itu meremas setir, menyesali keterlambatannya. Ia mengutuk dirinya yang membuang-buang waktunya saat itu untuk menunggu emosinya mendingin, sembari tetap memantau pergerakan Riyeon di flat milik wanita itu tanpa bertindak apa pun hingga berakhir mendapati wanita itu mendadak menghilang dari sana, sebelum kini kembali berhasil menemukan keberadaannya.

“Tapi, tunggu.” Namjoon kembali menoleh ke arah rumah dengan halaman luas di seberangnya. Kali ini ia tersenyum, seakan melunturkan emosi membaranya tadi. “Bukankah ini menjadi lebih menarik? Jika ia bertahan selama ini dengan pria itu, bukankah bisa dipastikan tujuannya bukanlah uang semata?”

Tawa singkatnya menggema di dalam mobil. “Wah, bukankah ini sangat menarik?” Namjoon melanjutkan monolognya, sembari menatap tajam ke arah rumah yang sedang di pantaunya. “Aku sekarang sudah menemukanmu kembali, Riyeon. Jadi tunjukkan, tunjukan apa tujuanmu yang sebenarnya, sebelum aku menyeretmu kembali.”


•○•


Riyeon kembali meloloskan suara meringis, entah sudah yang ke berapa kali. Selepas percakapan penuh emosi mereka di atas ranjang beberapa saat yang lalu, kini dirinya kembali duduk pasrah di atas ranjang pria itu.

“Pelan-pelan, Tae. Itu perih.”

“Masih terasa perih? Aku sudah berusaha memelankan gerakanku. Tahanlah sedikit lagi.” Pria itu kembali memfokuskan diri pada paha Riyeon yang berada di pangkuannya, perlahan-lahan kembali menekan kapas berisi obat merah ke arah luka irisan yang tercetak di sana.

“Perih sekali.” Ucap Riyeon sembari menyipitkan mata. Ia melanjutkan dengan memohon. “Biar aku saja yang mengobatinya sendiri, Tae. Aku bisa melakukannya sendiri.” Riyeon menghentikan pergerakan tangan Taehyung.

Namun, pria itu tak lantas menuruti keinginan sang wanita, melainkan hanya menggeleng sebagai jawaban penolakan sebelum mengganti kapas tadi dengan kapas yang baru dan berujar tegas. “Setidaknya, biarkan aku bertanggung jawab atas apa yang aku perbuat.” Taehyung kembali memfokuskan atensinya pada luka di paha Riyeon.

Riyeon mengalihkan pandangannya. Terlalu lelah untuk kembali berujar kesakitan, berharap pria itu berhenti mengurus lukanya. Karena sesungguhnya bukan luka itu yang menorehkan rasa sakit melainkan sikap pria di depannya.

Bukankah kepedulian yang didapatnya ini sangat tidak perlu? Bukankah hal yang dilakukan pria itu saat ini sangatlah ironi?

“Aku juga turut serta, aku juga bertanggung jawab. Jadi, biarkan aku saja, Tae, hm?” Riyeon berujar lebih memelas. Ia belum menyerah untuk setidaknya menjauhkan pria itu dari hadapannya selama beberapa saat. “Biarkan aku mengobatinya sendiri, sayang.”

Taehyung mendongak, matanya membulat. “Sayang? Woah,” Taehyung memamerkan senyum tipis. “Kau berusaha memelas dengan memanggilku seperti itu?”

“Biarkan aku mengobatinya sendiri, ya? Kau bisa melakukan hal lain. Aku tidak ingin merepotkanmu.”

“Tidak, manis. Kau tidak berhasil membujukku, oke. Jadi, duduk saja dan biarkan aku mengurus ini.”

Riyeon menghela napas.

Mengapa pria ini sangat keras kepala?

Emosinya bisa kembali terpancing jika ia melanjutkan dramanya ini. Wanita itu kini benar-benar menghentikan penolakannya.

Namun, di tengah keheningan yang berlangsung selama beberapa saat, mendadak Taehyung malah mendaratkan ciuman di pahanya, membuatnya nyaris terlonjak. “Apa masih perih?” Ujar pria itu.

“Apa yang kau lakukan? Kau membuatku terkejut,”

Bibir si Kim memamerkan seringai tipis. “Kau terlihat marah karena aku terus menolak permintaanmu. Jadi, aku mencoba mencairkan suasana.”

Riyeon berdeham. “A-aku tidak marah.”

“Baguslah. Aku berjanji, ini tidak akan membuatmu merasa perih lagi.” Taehyung tersenyum lembut ke arahnya sebelum perlahan mengangkat pahanya mendekat ke arah wajahnya.

Netra Riyeon nyaris kembali melebar, dengan rasa terkejut dan segaris pancaran amarah.

Hal gila apalagi yang pria ini hendak lakukan?

Namun, diluar dugaan, Taehyung hanya meniup-niup pelan luka di pahanya, mencoba menghilangkan rasa perih. Tatapan pria itu bahkan kembali terlihat di penuhi penyesalan dan rasa bersalah.

Riyeon hanya mampu terdiam tanpa melepas pandangan dari pria itu. Rasa terkejut dan cemas memang seketika sirna, tetapi amarah samar masih tetap berkilat di balik netra hitamnya.

“Itu sudah tidak terasa perih lagi, Tae.”

Taehyung mendongak, kini sorot matanya hanya terfokus pada wanitanya seorang. Ia menggapai pipi Riyeon sebelum mencium kening wanita itu.

Riyeon sempat tersentak nyaris bergerak mundur, tak menduga akan tindakan mendadak pria itu. Tetapi, ia berakhir mengikuti alur, merunduk dengan sorot mata meredup.

Sesaat kemudian Taehyung melebarkan jarak mereka dan memandangnya lurus. “Kita akan segera memulai kehidupan kita yang baru, Riyeon. Kita tidak akan tinggal di sini lagi.”

“Kita akan pergi ke mana?”

“Suatu tempat yang damai.” Pria itu kembali menarik ujung kurva lengkung pada sudut bibirnya, seakan di penuhi begitu banyak kebahagiaan. Taehyung melanjutkan dengan antusias. “Hanya kita berdua, tanpa masa lalu. ” [♤]
















A/N: Hello, Jove!

FYI, Blue and Grey sudah selesai ditulis, jadi tinggal publikasi bagian-bagiannya satu per satu sampai tamat. Karena cerita ini sempat hiatus cukup lama, aku berencana memublikasikan lebih dari 2 part per bulan. Tapi, berhubung sepi komentar dan kendala lainnya, terkadang hal itu tidak sesuai rencana. Jadi, jangan lupa ramaikan kolom komentar, agar part selanjutnya bisa segera dipublikasikan🙌.

 Jadi, jangan lupa ramaikan kolom komentar, agar part selanjutnya bisa segera dipublikasikan🙌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Blue and Grey || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang