Pt. 32 (Obscure)

127 10 0
                                    

Riyeon membuka matanya pelan ketika kelebat secercah cahaya matahari yang menyusup dari celah tirai yang ditiup angin mulai menyilaukan pandangannya.

Kepalanya terasa berat dan pandangannya masih belum jelas melihat sekeliling. Tentu saja pengaruh alkohol yang ditenggaknya kemarin tidak meninggalkan tubuhnya begitu saja dalam beberapa jam.

Wanita itu benar-benar berjuang  mengumpulkan energi untuk menegakkan tubuh, sebelum ia tersadar sebuah lengan memeluk tubuhnya, lalu jemari pria dengan cincin di jari manisnya, tengah menyusup di antara jemarinya, meremas tangannya lembut.

Riyeon terbelalak. Ia tersentak, segera menenggakkan punggungnya sembari menarik selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya.

Taehyung? Kenapa ia bisa bersama pria ini lagi? Apa yang terjadi?

Denyutan sakit di kepalanya semakin menjadi-jadi, kian membuatnya pusing tetapi tak ada satu pun hal dari otaknya yang membantunya mengerti dengan jelas keadaan di depannya kini.

Namun, satu hal yang pasti dan membuatnya kembali bergidik ketakutan dengan tubuh yang mulai bergetar.

Kim Namjoon memburunya. Pria itu ingin mengurungnya kembali.

“Pergi! Pergiii!” Riyeon mendadak berteriak, seketika membuat Taehyung terbangun dan langsung menatapnya dengan sorot panik bercampur kebingungan.

“Ada apa, Riyeon?” Pria itu menyentuh lengan sang wanita, berakhir merasakan tubuh bergetar Riyeon.

Wanita itu memeluk tubuhnya sembari menggeleng. “Pergi! Menjauh dariku!”

“Riyeon, ada apa sebenarnya?” Si Kim kembali melontarkan pertanyaan dengan kebingungan yang lebih pekat.

Riyeon menggeleng lebih kuat, seakan mencoba menepis segala kenangan yang berkelebat begitu saja membuatnya serasa di kejar rantai ketakutan yang siap menjerat.

Pria di sampingnya yang tak kunjung mendapat jawaban dari pertanyaannya, tak menonton diam, melainkan segera membawa tubuh wanita itu dalam dekapannya. Seketika isak tangis dari Riyeon semakin terdengar. Taehyung dapat merasakan dadanya basah oleh air mata sang wanita.

“Tenanglah, aku di sini. Katakan, apa yang terjadi?”

“Sakit. Itu menyakitkan. Tolong hentikan. Kumohon jangan siksa aku.”

Taehyung terdiam, sebelum memegang kedua pundak Riyeon dan menatap lurus netra bergetar wanita itu.

“Apa penguntit yang semalam—“

“Jauhkan! Jauhkan dia dariku.” Riyeon menukas. Ia kembali memeluk tubuhnya erat, netranya bergerak-gerak seakan begitu waswas.

Si Kim berakhir merapatkan belah bibirnya, menatap dengan prihatin sekaligus menahan rasa nyeri yang membuncah.

Namun, pertanyaan yang sejak semalam menghantui pikirannya segera terjawab ketika Riyeon berujar ketakutan. “Hentikan, jangan mendekatiku Kim Namjoon!”

Si berengsek itu?

Tangan Taehyung segera terkepal kuat pada sisi tubuhnya.

Keterlambatannya untuk menyadari ancaman yang mengintai serta ketidaktahuannya akan masa lalu Riyeon dengan Namjoon, sekejap langsung membuatnya tenggelam dalam emosi.

Kilatan sorot matanya menggelap dan sarat amarah. Ia hendak segera beranjak dari ranjang, sebelum teringat kondisi Riyeon yang tengah duduk di atas ranjang dengan tubuh yang masih bergetar.

Meskipun ia serasa telah dipenuhi emosi yang membara dan siap menghancurkan pria berengsek itu untuk membayar apa pun yang telah dilakukannya. Ia tak bisa meninggalkan wanitanya begitu saja.

Perlahan Taehyung kembali membawa Riyeon dalam dekapannya, sembari mengelus puncak kepala wanita itu untuk menenangkan.

Apa yang sesungguhnya tidak ia ketahui selama ini?


•○•


“Riyeon,”

Sebuah suara lagi-lagi mencapai telinganya. Taehyung memanggilnya—entah sudah yang ke berapa kali. Dan entah berapa malam telah berlalu. Ia tak tahu, ia serasa terjebak dan tak bisa bergerak.

Dirinya juga tak berniat untuk merespons panggilan yang menggema lembut itu.
Ketakutannya serasa benar-benar telah mengambil alih dirinya. Ia bahkan merasa begitu ragu untuk keluar dari rumah. Ia tak mampu berpikir apa pun selain berkali-kali membayangkan skenario terburuk yang mungkin terjadi.

Bagaimana kalau Namjoon telah menunggunya di luar rumah? Bagaimana jika pria itu telah bersiap-siap untuk menangkap dan mengurungnya selamanya?

Riyeon mengira telah sepenuhnya bebas saat hari itu Taehyung membayarkan semua hutangnya dan benar-benar memutuskan hubungannya dengan Namjoon. Ketenangan yang ia percayai selama beberapa waktu kini sirna.

Apakah memang tidak ada kesempatan baginya untuk bebas?

“Riyeon,” Taehyung meremas pelan tangannya. “Katakan sesuatu, kau sudah terlalu lama berdiam diri seperti ini. Sudah berapa minggu berlalu? Kumohon, kau perlu memeriksakan keadaanmu, kau terlihat tertekan.”

Riyeon dapat kembali melihat sorot sarat kekhawatiran dari obsidian Taehyung. Tetapi, ia masih tak memberi jawaban apa pun. Skenario yang ia mainnya dengan pria itu sebagai sasarannya kini lenyap, ia tak tahu apa yang akan ia lakukan terhadap Taehyung. Ia ingin pergi, tetapi pria itu adalah satu-satunya benteng terakhir tempatnya bertahan, setidaknya Namjoon tidak akan menemuinya dengan mudah jika Taehyung masih ada di sisinya.

Pria itu semakin menggenggam tangannya erat. “Paling tidak, katakan  padaku apa yang membuatmu seperti ini? Apa yang tidak aku ketahui selama ini? Apakah ... ini semua karena Kim Namjoon?” Taehyung menanti putus asa.

Ia sudah beberapa kali menanyakan hal yang sama. Sudah ke sekian kalinya juga ia tak mendapat jawaban. Selama berminggu-minggu ini, ia yang sudah sangat siap untuk mendatangi Namjoon dan melakukan apa pun untuk membuat pria itu membayar hal yang ia lakukan pada Riyeon, jika saja wanitanya mau membagikan dengan jelas hal yang membuatnya ketakutan maka ia akan segera bertindak.

Benarkah ini semua berhubungan dengan Namjoon?

Namun, Riyeon tak mengatakan apa pun, selain terdiam dan terkadang bergetar ketakutan, membuat Taehyung hanya mampu memastikan dirinya selalu berada di sisi wanita itu  tanpa mampu menemukan penyelesaian masalah.

Sekali lagi ia merasa tak berguna.

Dengan tatapan mata meredup, Taehyung menyerah dan hendak beranjak, memberikan ruang untuk Riyeon menenangkan diri. Ia tak bisa memaksakan apa pun, selain menunggu hingga sang wanita mau bersuara dan mengatakan apa yang terjadi. Tetapi, baru saja ia berbalik dan hendak keluar dari kamar, Taehyung mendengar suara muntah tertahan. Ketika ia berbalik, Riyeon telah melesat dan menutup pintu kamar mandi.

Pria itu mengetuk pintu itu dengan tergesa, ketika mendengar suara erangan Riyeon yang kian mengeras. “Riyeon, apa yang terjadi? Buka pintunya!” [♤]

Double update! Cek part 33👇👉

Double update! Cek part 33👇👉

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Blue and Grey || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang