Pt. 42 (One Sided)

136 10 0
                                    

“Jeon Heejin, kau ... benar-benar gila.”
Jungkook memandangnya tajam dari salah satu kursi dekat ranjangnya.

Meski ia sedang memunggungi sang kakak, Heejin jelas dapat merasakan tatapan menusuk bagai pisau itu tengah menancap di punggungnya.

“Kau tak ingin mengatakan apa pun padaku?” Jungkook kembali berujar dengan amarah mendidih tatkala hanya kebisuan yang ia dapat dari pertanyaan sebelumnya.

“Bukankah kau menginginkan bukti?” Heejin akhirnya memberi respons. Wanita itu melanjutkan dengan tak acuh, “Inilah bukti yang kau minta. Aku baru saja menunjukkannya padamu.”

“Dengan membuat skandal dan menjadikan perjodohan yang awalnya hanya topik tak berarti yang menemani obrolan bisnis semata, menjadi sesuatu yang serius? Itu yang kau maksud bukti? Itu sama sekali bukan hal yang kuminta.” Jungkook mengepalkan kedua tangannya. “Kalian mabuk dan berakhir tidur bersama, kau pikir ada arti dari tindakan kalian itu?”

“Artinya kami saling tertarik satu sama lain. Itulah makna yang aku mengerti. Aku telah mengenalnya sejak kecil dan kami berteman sejak saat itu. Apakah salah jika kami sesungguhnya saling tertarik sejak lama dan mulai menunjukkan perasaan itu?” Heejin menyambungkan pelan segala titik penting yang dapat ia sambungkan guna meyakinkan Jungkook dan meretakkan dinding  yang selalu dibuat pria itu di sekelilingnya. Heejin sama sekali tak peduli apakah pembelaannya adalah fakta ataupun kebohongan secara keseluruhan yang berdasar pada rencana nekat dan memanfaatkan orang yang ia incar. Heejin hanya ingin bebas dari hubungannya dengan Jungkook.

“Jadi, maksudmu kau benar-benar memiliki hubungan dengannya dan ingin melanjutkannya dengan mendeklarasikannya seperti ini?” Jungkook merasa rahangnya mengeras. Ia kesulitan untuk menanti dengan tenang setiap jawaban Heejin. “Jawab aku, Jeon Heejin. Apa yang sebenarnya ingin kau lakukan?”

Tanpa ragu, si bungsu Jeon menjawab, “Iya, aku menginginkan Taehyung. Jika hubungan kami ada dan berlanjut, bukankah itu juga menguntungkan untuk kerja sama?”

Jungkook menarik sudut bibirnya, terlihat muak. “Kenapa tak katakan saja bahwa kau ingin menjauh dariku?”

“Apa kau tak menyadarinya? Aku sudah berusaha mengatakannya tapi kau sama sekali tak ingin mendengarkan. Maka aku tunjukkan saja betapa aku sudah muak denganmu dan ingin bersama pria lain.”

Kesungguhan di mata Heejin cukup menyakitinya. Jungkook menekan belah bibirnya kuat, masih memberontak untuk berdiam diri mendengar keputusan Heejin.

Kini si sulung Jeon berujar penuh penekanan, begitu kentara usahanya untuk tetap terlihat tenang. “Baiklah. Jika itu memang kemauanmu. Jika kau memang mau mengakhiri hubungan kita yang mendadak kau anggap begitu salah ini, maka akan kuberikan kau kesempatan. Tapi, ada hal yang perlu kau ingat.”

Heejin mengerutkan kening. Bukan itu jawaban yang ingin dia dengar. Jelas terlihat sesuatu yang kemungkinan meruntuhkan rencananya.

“Apa lagi yang kau inginkan?” Wanita itu akhirnya berbalik dan langsung disambut sorot mata yang saling beradu.

“Jika kau memang ingin aku menjauh, maka pastikan hubungan yang kau jalani saat ini berbeda dengan hubungan kita. Buktikan bahwa itu bukan kesalahan, bahwa dia bisa memberimu lebih dariku, bahwa dia bisa mengecupkan kebahagiaan di bibirmu layaknya diriku. Jika tidak ...” Jungkook berbisik rendah tetapi memastikan setiap kata yang terlontar tak terbantahkan. “Jika tidak, maka aku akan menghancurkan apa pun yang menghalangi kita. Aku akan kembali membawamu ke sisiku.”

Jungkook beranjak dari kursi yang baru saja ia duduki. Ia tak menanti persetujuan maupun respons apa pun dari Heejin, karena ia telah memutuskan telak keadaan hubungan mereka.

Blue and Grey || ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang