part 5

7.6K 272 0
                                    

"makan ya?" Vira tetap menggelengkan kepalanya, Al menyimpan mangkuk yang berisi bubur itu diatas meja."mau apa hm?" Lanjut Al dengan nada lembut

"Pengen nonton Drakor tapi pake laptop bapak. ." Al tersenyum,Vira pun tersenyum melihat Al tersenyum

"Boleh, tapi ada syaratnya" ucap a ia tetap tersenyum.
"Syaratnya apaa?" Tanya Vira ia curiga kepada pak Al

"Saya ambil laptop ke rumah, kamu nonton drakor tapi kamu harus habiskan bubur ini dan obatnya mau hm?" Ucap Al menaikkan sebelah alisnya

"Obat? Gak salah pak, bapak mau ngasih saya obat?" Beo Vira dan diberi anggukan mantap oleh pak Al

"Tapi kan pak obat tuh pait bangett malah melebihi buah mahoni paitnya." Rengek Vira

"Gaada alasan, gimana deal?" Vira menghela nafasnya dalam

"DEAL!!"

><

setelah kepergiannya Al 2 menit yang lalu Vira merasa bosan yang ia lakukan hanya lah tiduran, lari kekamar mandi, muntah. Cape banget pikirnya.

Vira lagi dan lagi menghela nafasnya, sampai tak lama dari itu Arya sebagai dokter dirumah sakit itu pun masuk kekamar vira. Seperti biasa ia memeriksa Vira.

"Eh pak Al nya?"

"Lagi keluar, gw kapan pulang yaa?" Tanya Vira memelas, yaa Arya dan Vira saling kenal mereka yang dulunya pernah menjadi teman dekat tapi sekarang yang tentu nya sibuk dengan kegiatan masing-masing pasti jarang main bareng lagi.

"Lu pulang Mulu yang lain kek, btw kangen banget kalo diinget-inget waktu kita dulu masih temenan." Ucap Arya sambil menyimpan infusan di lengan Vira.

"Shh ko diinfus sih? Bukannya gw udahh swmbuh ya?"  Ucap Vira "heh lu sih sibuk Mulu kan gw nya jadi ditinggalin." Lanjut Vira.

"Lu sembuh darimana, maag lu tuh makin parah bego lagian kalo udah waktunya makan tuh ya makan jangan didiemin Mulu." Arya selesai dengan kegiatannya.

"Galaper gw Arya gimna si lu-" Vira seketika bungkam, ia melepaskan infusan nya dengan kasar Arya melotot tak percaya dan Vira segera berlari ke kamar mandi. Arya pun ikut kesana karna khawatir dengan keadaan Vira.

"Huek. . Huek. .ahh khem huh." Lagi dan lagi ia memuntahkan cairan bening, Arya mengusap punggung Vira lembut lalu ia memberikan air putih kepada Vira

"Astaghfirullah vira, bentar gw ambilin obat lu tunggu disini." Ucap Arya lalu ia pergi untuk mengambilkan obat.

Vira berjalan sempoyongan kekasur ia duduk disofa yang sudah tersedia disana, mengingat sedari tadi ia muntah lelah juga ternyata mengeluarkan cairan yang ada diperutnya.

Ia hendak kembali tiduran namun niat nya terkurung karna pintu tidak tertutup tidak enak jika pintu tidak tertutup pasti banyak orang yang berlalu lalang dan melihat dirinya sedang tidur.

Vira kembali turun ia berjalan pelan kearah pintu dan menutup nya dengan rapat, ia membalikkan tubuhnya dan kembali ke kasur namun belum sampai kasur ia tak sanggup untuk berjalan sampai tak lama kemudian Vira pun pingsan tak sadarkan diri.

Ceklek. .

Pintu terbuka menampilkan Arya dokter yang memeriksa Vira, ia terkejut lalu berlari menghampiri Vira Arya pun hendak menggendong Vira namun tak lama setelah itu pak Al yang baru saja datang pun ikut terkejut

"Astaghfirullah Vira!!" Pekik Al ia berlari ke arah Vira yang tergeletak dilantai. "Biar saya saja, kau tolong simpan ini!" Ucap Al memberikan laptop dan bubur nya. Lalu mengangkat Vira ke kasur.

"Cepetan periksa Vira!!" Arya pun memeriksa keadaan Vira ia pun memasang infusan lagi dilengan Vira.

"Ini pak obat biar Vira ga muntah-muntah lagi, tolong ya maag Vira udh parah jadi makan nya jangan telat." Ucap Arya dan diangguki pak Al
"Yasudah saya tinggal dulu jika ada masalah lagi panggil saya saja, permisi" Arya pun meninggalkan kamar inap Vira

Pak Al ingin sekali memberitahu keadaan Vira kepada orangtuanya tapi ia tahu bahwa mertua nya itu pasti sangat sibuk, genggaman tangan yang menyatu diatas kasur menggenggam dengan rasa khawatir. Ya pak Al, sampai tak lama kemudian Vira membuka matanya perlahan ia terkejut disaat manusia pertama yang ia lihat adalah suaminya.

"Vira kamu mau muntah lagi?" Ucap pak Al khawatir saat melihat Vira hendak duduk.

"Ngga, saya mau duduk." Al pun dengan siap membantu Vira duduk.

"Nih makan maaf saya lama, tadi saya habis bikin bubur buat kamu. Sekarang kamu makan oke?" Vira terdiam, ia meralat perkataan pak Al ia membuatkan Vira bubur?

"Bapak bisa masak?"

"Saya tau kamu pasti gamau makanan rumah sakit, yaudah saya buatin." Ucap Al ia menuangkan buburnya kedalam mangkok.

"Makasih ya pak, maaf saya ngerepotin bapak."

Pak Al memberikan laptop nya kepada Vira, Vira pun dengan antusias menonton drakor kesukaannya sedangkan pak Al ia menyuapi Vira

><

"Pengen pulang. ." Rengek Vira, ia sudah bosan tinggal disini 2 hari disini..

"Besok Vira besok kamu pulang."

"Tapi pengen sekarang lagian aku kan udah sehat ngga sakit lagi bolehh yaa mas pulang sekarang?" Al yang fokus dengan laptop dipangkuan nya pun beralih menatap Vira terkejut pasalnya ia tak menggunakan bahasa formal?

"Huh! A-aku? M-mas?" Ucap Al gugup bukan main.

"Huum, mas pengen pulang ihh gamau tidur disini cape." Rengek Vira lagi

"Yasudah sore kita pulang, sekarang kmu minum vitaminnya habis itu tidur." Al menaruh laptop nya disamping ia berjalan mendekati vira

"Ko vitamin sih?"

"Aaaa. ." Pak Al memberikan vitamin tersebut dan dilahap dengan kesal oleh vira, pak Al terkekeh pelan.

><

#sorehari..

Dimana Vira yang sudah siap untuk pulang bersama Al, ia sudah sembuh namun tinggal pusing nya saja yang masih terasa sampai sekarang.

Pak Al melepaskan vitaminnya dari cangkangnya, dan berjalan mendekati vira yang sedang bercermin di layar ponselnya ia menyuapkan vitamin pada Vira. Ia kini harus sering-sering memakan vitamin agar maag nya tak separah dari sebelumnya lagi.

"Ayo pulang?" Pak Al mengulurkan tangannya dengan antusias Vira menerima uluran tangan Al ia menggenggam erat tangan Vira

. . .

Sudah 2 jam lebih mereka didalam mobil, jalanan disore hari memang macet bukan main tinggal menghitung menit magrib tiba. Al tak masalah jika terkena macet tapi yang ia masalahkan adalah Vira istrinya.

Vira baru saja tertidur karna memakan vitamin, vitamin itu bercampur obat tidur agar tidur dan nafsu makan Vira menambah.

Dikit demi sedikit macet pun berakhir, dan digantikan dengan jalanan biasa Al sedikit mengebut agar cepat sampai kasihan Vira kata nya.

* * *

#semoga ngfeel oke?







My Husband Is DosenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang