"Lo gila! mie gue!" kata Rani sedih melihat nasib mienya itu.
"Tar gue ganti," kata Rex. "Yaudah ayok jalan!"
Rani memundurkan motornya, Rex dengan tidak sopan-nya merangkul pinggang Rani dengan sangat kencang.
"Woy! woy! woy! apaan ini, lepas!" teriak Rani sambil menepuk-nepuk tangan Rex.
"Biar gak jatuh," kata Rex dengan wajah tanpa rasa bersalah.
"Kalau gini caranya lo aja dah yang ngendarain."
"Gue gak bisa."
"Hah?! serius, ganteng doang ngendarain motor kagak bisa," kata Rani sewot. "Yaudah nih pegangnya di pundak aja."
Rex pun mengikuti perintah Rani.
"Ini ke mana nih?" tanya Rani yang fokus mengendarai motornya.
Rex menunjuk ke arah tukang nasi goreng yang ada di pinggir jalan.
Rani pun menghentikan motornya di depan tukang nasi goreng itu.
"Lo kenapa, kok mukanya pucat amat?" tanya Rani, saat mereka berdua sudah turun dari motor.
"Gapapa," jawab Rex acuh sambil berusaha memalingkan wajahnya.
Rani memicingkan matanya merasa tidak percaya, bagaimana tidak, wajah Rex yang terlihat pucat dan keringat yang bercucuran, membuat siapa saja tidak percaya tidak ada apa-apa. Tapi Rani tidak ingin terlalu memikirkannya, karena perut yang keroncong-nya lebih penting.
Rex pun memesan nasi goreng, sementara Rani menunggunya sambil duduk. Beberapa menit kemudian Rex datang sambil membawa dua piring nasi goreng.
Rani menatap nasi goreng itu, matanya berbinar. Ia langsung menyantapnya dengan lahap.
"Pelan-pelan," ucap Rex yang melihat Rani melahap dengan cepat nasi di piringnya.
"Abisnya laper banget gue." Rani mengucapkannya sambil mengunyah.
Rex tersenyum kecil kala melihatnya, lalu ia juga mulai menyantap makanannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO HEARTS, ONE WINNER [Tamat]
Fiksi Remaja... "Lo suka sama ka Dian?" "Kalo iya emangnya kenapa?" "Gapapa, tapi lebih baik lo jangan suka sama ka Dian. Nanti lo nyesel." "Terserah gue memangnya lo siapa ngatur-ngatur percintaan gue?!" ... Berawal dari kehidupan Rani yang berantakan akibat k...