。◕◍Bab #3◍◕⁠。

983 168 47
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari mulai gelap dan Rani sudah berada di bawah, ia masih bingung harus pulang ke mana, karena ia masih tidak ingin pulang ke rumahnya.

(Sambungan telepon)

"Halo?" ucap seseorang di ujung telepon. Rani menelepon Astrid ia berniat menginap di rumah Astrid untuk malam ini.

"Gue ke rumah lo ya." Tanpa harus basa-basi Rani langsung mengutarakan niatnya.

"Iya," kata Astrid dan sambungan telepon dimatikan Rani setelah mendengar jawaban Astrid.

Rani langsung meluncur ke rumah Astrid dengan sepeda motor milik satpamnya. Sesampainya di sana ternyata Astrid sedang berada di depan pintu, sepertinya dia menunggu kedatangan Rani.

"Lo nungguin gue?" tanya Rani sambil memakirkan motor.

"Dih ge-er, orang gue lagi nunggu tukang nasi goreng."

"Sekalian gue satu bunggkus ya," pinta Rani, kebetulan juga Rani belum sempat makan. Bagaimana mau makan, pulang sekolah ia langsung melihat pertengkaran orangtuanya.

"Asyia-" Belum sempat Astrid melanjutkan kalimatnya tukang nasi goreng yang ditunggu-tunggu muncul alhasil Astrid langsung berteriak dan menghampirinya.

"Gor nasgor!!"

Setelah Astrid pergi untuk membeli nasi goreng Rani langsung masuk ke dalam rumah Astrid, pertemanan Rani dan Astrid sudah melebihi hubungan sahabat bisa dibilang keluarga, jadi tak heran Rani tidak merasa canggung untuk bermain ke rumah Astrid. Bahkan, ibunya pun selalu mengangap kalau Rani adalah anak bungsunya.

"Ehh si geuliss (si cantik)," sapa ibunya Astrid saat melihat Rani datang. Saking dekatnya mereka, Rani sampai memanggil 'Mamah' juga kepada ibu Astrid.

Rani menghampiri mamah dan mencium tangannya. "Mah, Rani bolehkan nginap di sini?" tanya Rani dengan manja pada mamah.

"Iya boleh atuh geulis."

"Emang si ayah gak akan marah kamu nginap?" lanjut mamah, yang khawatir ada sesuatu dengan keluarga Rani, sehingga Rani harus menginap di sini.

"Gak apa-apa kok Mah. Malahan, diizinin," jawab Rani berbohong, ia tidak ingin mamah tau apa yang sebenarnya terjadi.

Hanya Astrid yang tau bagaimana orang tua Rani yang selalu bertengkar, karena waktu itu Astrid pernah memergoki Rani menangis dan ia menanyakan apa yang sebenarnya terjadi. Maka mau tak mau Rani menceritakan semuanya kepada Astrid, karena dirinya sudah merasa terpojok. Astrid juga berjanji tidak akan membocorkan hal itu kepada orang lain termasuk keluarganya sendiri.

"Makanan datang," kata Astrid yang datang dengan membawa dua bungkus nasi goreng.

"Asik!" Rani sangat senang, karena makananya datang.

TWO HEARTS, ONE WINNER [Tamat]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang