...
"Lo suka sama ka Dian?"
"Kalo iya emangnya kenapa?"
"Gapapa, tapi lebih baik lo jangan suka sama ka Dian. Nanti lo nyesel."
"Terserah gue memangnya lo siapa ngatur-ngatur percintaan gue?!"
...
Berawal dari kehidupan Rani yang berantakan akibat k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pukul enam pagi Rani sudah terbangun dari tidurnya, sekarang ia sedang bersiap-siap untuk olahraga pagi.
"Mau ke mana Ran?" tanya Mariam yang sibuk menekan-nekan masker di wajahnya ketika melihat Rani menalikan sepatunya.
"Mau olahraga," jawab Rani.
Setelah mendengar jawaban Rani Mariam hendak berjalan masuk ke dalam. Namun langkahnya terhenti karena Rani memanggilnya.
"Kenapa?" tanya Mariam sambil menengok ke arah Rani.
"Emm, boleh nggak kalo aku balik lagi ke rumah (mendiang) nenek?" kata Rani.
"Emang kenapa? kamu nggak betah di sini?"
"Bukannya nggak betah, cuma ... kalo aku tinggal di sana jarak ke sekolah lebih dekat dari pada di sini," ujar Rani mencari alasan, Rani tidak mungkin memberikan tahu alasan sebenarnya, itu hanya akan menyakiti perasaan ibunya.
Mariam terdiam, memikirkan keputusan untuk perkataan Rani.
"Aku juga bisa belajar mandiri kalo tinggal di sana," lanjut Rani meyakinkan.
Mariam menghembuskan nafasnya. "Yaudah boleh, tapi inget ya kalo ada apa-apa hubungan ibu."
"Siap!" Rani terlihat puas dengan jawaban yang diberikan ibunya.
Lantas Mariam pun masuk ke dalam rumah, sementara Rani tengah memakai topi padahal cuaca tidak terlalu panas, tapi Rani tetap ingin memakainya.
"Bu, aku berangkat!" teriak Rani.
Rani keluar gerbang rumahnya dan mulai berlari menuju taman Gloria, tempat yang sering dipakai oleh orang-orang untuk berolahraga. Kaki Rani terus berlari pelan, seraya menikmati hembusan angin pagi yang melewatinya.
✴✴✴✴
Rani sudah sampai di taman Gloria, di sana terlihat banyak sekali pengunjung yang sedang berolahraga, ada yang sedang senam, bersepeda, joging dan masih banyak lagi.
"Buset, rame banget," batin Rani.
Rani melangkah menuju trek khusus berlari, selang lima belas menit, Rani memutuskan untuk pergi membeli minum terlebih dahulu sebelum ia melanjutkan jogingnya.
"Es teh satu Pak!" kata Rani berbarengan dengan orang di sampingnya.
Rani menoleh ke arah orang tersebut, ia terlihat terkejut melihat Rex berdiri di sana.
"Rex! lo ngapain di sini?" tanya Rani.
"Olahraga," jawab Rex.
"Sendiri?"
"Ya," kata Rex sembari mengambil minumannya yang sudah jadi, begitu pula dengan Rani.
Rex melangkahkan kakinya, Rani langsung berjalan menyamakan langkahnya dengan Rex.