。⁠◕◍Bab #31◍◕⁠。

420 40 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Rani menyeruput cangkir berisi coklat hangat yang dibuatnya. Suasana di antara mereka berdua begitu canggung, Rex yang fokus dengan ponselnya dan Rani yang sibuk dengan cangkirnya.

"Rex lo itu kenapa sih?" tanya Rani mencairkan suasana, "seharian ini lo cuekin gue, emang sih sikap lo udah kek gitu dari awal, tapi hari ini tuh kek beda gitu, kenapa sih?"

Rex mematikan ponselnya lalu menatap Rani yang ada di sampingannya dengan lekat. Rani juga menatap Rex dengan raut wajah kebingungan.

"Lo sendiri kenapa gangguin gue terus? mending berduaan sama si Bintang sana," ujar Rex lalu kembali menatap layar ponselnya.

Rani mengerutkan keningnya, merasa bingung dengan Rex yang tiba-tiba membawa nama Bintang.

"Kok jadi si Bin—." Belum sempat Rani menyelesaikan ucapannya Pak Herman dan beberapa siswa lain datang dengan ikan di tangan mereka, alhasil Rani langsung mengalihkan pandangannya dari Rex.

"Rani!" panggil Astrid. "Makan enak!" ucap Astrid sambil mengacungkan ikan di tangannya.

Rani berdiri dari duduknya lalu menghampiri Astrid.

"Widih, bisa juga lo tangkap ikan," kata Rani meledek Astrid.

"Astrid gitu loh," ucap Astrid menyombongkan dirinya, "eh btw, lo kok duduk bareng si Rex, abis ngapain?"

"Nggak ngapa-ngapain, emang nggak boleh duduk bareng temen?" jawab Rani yang malah balik nanya.

"Waw, sejak kapan lo anggap si Rex teman?"

"Tau ah," ujar Rani sembari melengos meninggalkan Astrid.


✴✴✴✴

Di malam yang dingin ini semua murid beserta guru duduk mengelilingi api ungun sembari menyantap ikan bakar hasil tangkapan tadi sore.

Suasana di sana begitu ramai ada yang sedang bermain gitar dan pastinya itu Bintang beserta kawannya, ada yang bernyanyi terutama siswi perempuan dan ada juga yang mengobrol, semuanya terlihat bahagia. Namun, Rani terus memperhatikan Rex dari tempat duduknya sekarang, ia benar-benar penasaran dengan alasan Rex mengatakan perkataan itu.

Rani sempat berpikir, mungkinkah Rex cemburu? namun Rani langsung menepis pikiran tersebut, karena menurutnya itu tidak mungkin terjadi.

"Apa nih! kok ngeliatin si Rex terus, katanya teman ... kok kek demen," goda Astrid sembari menyengol Rani dengan sikutnya.

"Apaan sih Strid, siapa juga yang ngeliatin dia," sangkal Rani.

TWO HEARTS, ONE WINNER [Tamat]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang