。⁠◕◍Bab #37◍◕⁠。

466 43 5
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Rani sudah berada di rumahnya ia tengah berganti pakaian, setelah selesai Rani mengambil buku yang tadi ia pinjam di perpustakaan lalu membacanya. Namun, Rani tidak fokus saat membacanya, karena ia masih teringat kejadian tadi sore. Rani merasa bahagia dan khawatir.

Bahagia karena akhirnya ia bisa mengucapkan maaf pada Dian dan berani berhadapan dengannya, tapi di satu sisi Rani juga khawatir jikalau Dian akan menanyakan alasan dari permintaan maafnya, Rani bingung harus menjawab apa nanti, apakah ia harus menceritakan semuanya pada Dian?

"Rani," panggil seseorang yang berhasil membuyarkan lamunannya.

Rani menoleh ke arah sumber suara tersebut. "Tante Nia," kata Rani ketika melihat Tante-nya yang berdiri di ambang pintu. 

"Udah besar ya sekarang," ucap Nia sembari berjalan menghampiri Rani.

"Hehe iya Tan, Tante ngapain ke sini?" tanya Rani.

"Biasa, kumpul arisan."

"Ohhh."

Rani terlalu sibuk dengan pikirannya sendiri, hingga ia tidak menyadari kalau di rumahnya ada acara arisan. Rani paling tidak suka ketika ibunya mengadakan acara seperti ini, karena para ibu-ibu itu sering berisik apa lagi kalau sudah membicarakan kehidupan orang lain, berisiknya bukan main. 

"Rani Tante balik ke ruang tamu dulu ya," pamit Nia seraya menepuk pundak Rani, "Lain kali main lah ke rumah Tante."

"I-iya Tan, nanti Rani usahain buat main ke sana." 

Setelah melihat kepergian Tante-nya Rani langsung mengambil jaket dan kunci motor, ia berniat untuk pergi dari rumah sampai acara arisan selesai. Rani menutup pintu kamarnya dan kebetulan Mariam yang hendak berjalan ke arah ruang tamu berpapasan dengannya, ia kebingungan melihat Rani yang berpakaian rapih seperti hendak pergi.

"Mau ke mana kamu sayang?" tanya Mariam.

"Mm, mau ke keluar sebentar," jawab Rani.

"Yasudah, jangan pulang malem-malem ya." 

"Iya, siap Bu," kata Rani seraya memberikan hormat.

Rani berjalan keluar rumah, setelah sampai ia langsung menyalakan motor lalu melajukan-nya. Rani pergi ke sebuah kafe baca yang sudah lama ingin ia kunjungi. Seharusnya sekarang Rani belajar untuk menghadapi ujian mendatang, tapi mana bisa ia fokus belajar kalau di rumahnya ada acara arisan.


✴✴✴✴


Rani memarkirkan motornya di depan kafe tersebut, terlihat kafe-nya tidak terlalu banyak pengunjung. Rani masuk ke dalam.

TWO HEARTS, ONE WINNER [Tamat]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang