PUSING!!!!!
Terlihat seorang gadis tengah memegang kepalanya dengan wajah frustasi, Putri Rani Rasyiani, baru menginjak kelas sebelas SMA di usianya yang masih tujuh belas tahun. Saat ini ia tengah kebingungan bagaimana cara menyelesaikan tugas matematikanya itu.
Di sekolah SMAN 1 Matahari, Rani terkenal dengan kenakalan dan tingkah konyolnya. Rani memiliki sifat periang membuat siapa saja mau berteman dengannya, namun minat belajarnya di bawah rata-rata, ia lebih suka bermain ketimbang belajar.
Alasan Rani terlalu santai dalam menghadapi belajar dan sering bermain-main, karena itu sebagai bentuk pemberontakan terhadap orang tuanya. Kedua orang tuanya sering bertengkar membuat Rani merasa jengah, dan memulai pemberontakannya sebagai bentuk pembelaan.
Ia berpikir dengan berbuat seperti itu, mungkin saja orang tuanya akan lebih memperhatikan dirinya.
"Wah gak bener nih! udah sejam gue ngerjain tugas kagak beres-beres juga," dumel Rani pada dirinya sendiri. "Oh iya, kan ada google!" lanjutnya antusias.
Karena otak Rani yang minim pengetahuan, akhirnya ia memutuskan untuk menanyakan tugasnya kepada Abah Google. Kalau ada yang mudah, kenapa harus yang sulit, pikir Rani.
(Visual Putri Rani Rasyiani)
✳
Esok harinyaTRINGGG!!
Suara bel sekolah terdengar berbunyi tepat ketika Rani baru saja memarkirkan sepeda motornya, yaah walau pun ia baru saja menginjak umur tujuh belas tahun dan belum membuat SIM, tapi Rani tetap ngotot ingin berkendara sepeda motor ke sekolah, toh, tidak akan ada polisi juga di daerahnya.
Dengan santainya Rani berjalan menuju kelas, sedangkan siswa-siswi yang juga datang terlambat berlarian menuju kelas masing-masing, karena Rani sudah terbiasa datang terlambat. Dia bahkan tidak pernah merasa kapok dimarahin guru.
Bruggk!!!
"Aww! ... hati-hati dong kalau jalan!" omel Rani pada seseorang, karena tiba-tiba saja orang itu menabrak Rani.
Orang yang menabraknya tidak mengucapkan minta maaf, ia hanya melihat Rani yang terjatuh di lantai, lalu meninggalkannya begitu saja.
"Dasar bukanya minta maaf malah nyelonong ajah tuh orang!" kekal Rani sambil berusaha berdiri dan membersihkan roknya yang kotor, Rani pun melanjutkan perjalanannya menuju kelas.
Rani sudah sampai di kelas dan untungnya belum ada guru di sana, kali ini Rani selamat.
"Kebiasaan, bisa gak sih lo sekali aja gak terlambat!" pinta Astrid, Astrid adalah sahabat Rani, mereka sudah bersahabat sejak SMP dan keduanya sama-sama absurd.
"Gak bisa," jawab Rani sambil menarik kursi di samping Astrid.
"Pagi anak-anak." Bu Lani datang dengan seorang pria di belakangnya.
"Pagi Bu!" jawab serentak semua murid di kelas.
"Itu kan cowok yang tadi nabrak gue," batin Rani dengan raut wajah terheran-heran, ngapain dia di sini.
"Oke anak-anak kali ini kita kedatangan murid baru," ucap Bu Lani yang memperkenalkan pemuda di sampingnya. "Silahkan perkenalkan diri kamu," perintah Bu Lani pada pemuda itu.
"Halo, perkenalkan gue Rex Abyaska pindahan dari Jakarta," kata Rex memperkenalkan dirinya.
Perkenalan Rex begitu singkat, setelah ia memperkenalkan diri Bu Lani menyuruhnya untuk duduk di bangku yang kosong, dan kebetulan bangku kosong tersebut berada tepat di belakang Rani.
Karena Rani masih memiliki rasa kesal pada pemuda bernama Rex itu, ia membuat rencana agar Rex merasakan apa yang dirasakan Rani tadi. Ketika Rex melewatinya, Rani sengaja menjulurkan kaki ajar Rex tersandung dan jatuh, tapi apa yang direncanakan Rani tidak berhasil, Rex tidak tersandung. Malahan Rex menendang kaki Rani agar menyingkir dari jalannya.
"Awww!!" rintih Rani kesakitan, karena kakinya ditendang oleh Rex.
"Kenapa Rani?" tanya Bu Lani.
"Gakpapa Bu," ucap Rani sambil berusaha tersenyum.
"Awas aja lo Rex! tunggu pembalasan dari gue," ancam Rani kepada Rex dengan mengucapkan nya dalam hati.
Bu Lani mengerutkan keningnya, merasa kurang percaya namun beliau tidak terlalu menghiraukannya dan lebih memilih melanjutkan pembelajaran.
✴
Rex Abyaska, memiliki sifat cuek, meskipun begitu IQ Rex berada di atas rata-rata bahkan hampir memasuki jenius. Ia telah kehilangan kedua orang tuanya karena kecelakaan, membuatnya menjadi anak yang pemurung. Rex selalu habiskan waktunya di dalam kamar bersama buku-buku pelajaran, maka tak heran ia memiliki IQ seperti itu.
Ia diharuskan pindah ke Bandung karena mengikuti kakaknya yang membuka usaha di sini. Rex anak bungsu dari tiga bersaudara, namun ia tidak terlalu dekat dengan kedua kakaknya karena kadang mereka terlalu sibuk. Rex lebih suka membaca novel sejarah ketimbang berbicara dengan kakaknya, ia juga menyukai orang yang mampu membuatnya nyaman.
(Visual Rex Abyaska )
✳
Ini karya pertamaku. Semoga kalian suka^^.
*JANGAN LUPA VOTE YA 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
TWO HEARTS, ONE WINNER [Tamat]
Ficção Adolescente... "Lo suka sama ka Dian?" "Kalo iya emangnya kenapa?" "Gapapa, tapi lebih baik lo jangan suka sama ka Dian. Nanti lo nyesel." "Terserah gue memangnya lo siapa ngatur-ngatur percintaan gue?!" ... Berawal dari kehidupan Rani yang berantakan akibat k...