...
"Lo suka sama ka Dian?"
"Kalo iya emangnya kenapa?"
"Gapapa, tapi lebih baik lo jangan suka sama ka Dian. Nanti lo nyesel."
"Terserah gue memangnya lo siapa ngatur-ngatur percintaan gue?!"
...
Berawal dari kehidupan Rani yang berantakan akibat k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rani menyandarkan kepalanya ke jendela, ia sekarang berada di sebuah Bus menuju arah pulang, awalnya Rex ingin mengantar Rani pulang tapi Rani menolak ia terlalu malu jika bersama Rex. Bahkan, setelah kejadian di rumah sakit Rani tidak berani menatap Rex, sebenarnya tadi ia ingin menanyakan kenapa Rex bisa berada di sana, tapi Rani urungkan rasa penasaran itu.
✴✴✴✴
Sekitar pukul 10 malam Rani sudah sampai di Bandung, sekarang ia sedang berjalan di kompleks menuju rumahnya.
"Gue harap hari ini jangan ketemu Ka Dian," batin Rani. Namun, apa yang diharapkan Rani tidak terkabul, karena Dian sekarang sedang berdiri di depan rumahnya.
Rani menghentikan langkahnya ketika melihat Dian di sana lalu menundukkan kepala, karena tidak berani menatap wajah Dian.
"Rani!" panggil Dian sambil berjalan mendekatinya.
"Kamu abis darimana kok baru pulang jam segini? tadi siang kenapa nggak jadi ke kafe?" tanya Dian.
Bibir Rani terasa kaku untuk menjawab pertanyaan Dian, padahal ia paling suka menjawab pertanyaan dari Dian.
Dian memasang ekspresi bingung, karena Rani tidak kunjung menjawab pertanyaannya, tapi Dian tidak ambil pusing ia hanya menyodorkan kotak yang entah apa isinya kepada Rani.
"Ini bubuk kopi gula aren, Kakak buat ini karena diminta oleh Rex katanya biar kamu bisa meminumnya tiap hari," ucap Dian.
Dengan ragu Rani menerima kotak yang disodorkan kepadanya.
"Oh iya, kamu ketemu Rex nggak? soalnya tadi siang dia bikin rusuh. Masa dia datang ke kafe dengan tergesa-gesa minta kunci motor padahal kan dia nggak bisa bawa motor karena punya trauma. Kakak sudah larang tapi dia keras kepala, waktu Kakak tanya dia mau ke mana katanya mau nyusul kamu."
Rani terkejut mendengar cerita Dian, apakah Rex melakukan itu untuk menyusulnya? dan mendengar kata trauma Rani teringat dengan cerita Maudy tentang kecelakaan itu, apakah karena kecelakaan itu Rex memiliki trauma naik motor? terus kenapa Rex senekat itu menaiki motor untuk menyusulnya, padahal dia punya trauma? begitu banyak pertanyaan-pertanyaan di benak Rani.
"Ran, Rani!" panggil Dian yang membuyarkan lamunan Rani.
"A-aku nggak ketemu Rex. Yaudah ya Ka aku masuk duluan," kata Rani gugup.
Setelah mengatakannya Rani masuk ke dalam rumahnya. Rani menutup pintu dan menyandarkan badannya di pintu sambil memeluk kotak pemberian Dian, tanpa terasa air matanya turun lagi.