。⁠◕◍Bab #32◍◕⁠。

413 37 9
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




Rani gelisah, panik, serta bingung harus berbuat apa, keringat dingin terus membasahi kening Rani.

"Tenang Ran, tenang, lo nggak boleh kelihatan panik," batin Rani yang mencoba menenangkan dirinya.

"Sebenarnya Kakak mau bawa aku ke mana sih?" tanya Rani pada Maudy, namun Maudy tidak menjawabnya, ia hanya fokus melihat ke depan.

Rani pasrah, ia diam di tempatnya sambil terus menggenggam ponselnya.

"Gue harus minta tolong ke siapa ya?" batin Rani.

"Tenang aku nggak bakal jahatin kamu kok, jadi nggak usah minta tolong ke siapa-siapa," kata Maudy yang seakan-akan tau apa yang akan dilakukan Rani.

Rani menghela nafasnya sedikit kesal sambil memalingkan wajahnya ke arah  jendela mobil di sampingnya.


✴✴✴✴


Sekitar pukul tiga sore Maudy memberhentikan mobilnya di depan sebuah bangunan bertingkat.

Rani sudah keluar dari mobil dan sekarang sedang berdiri sambil terus memandangi bangun bertingkat di hadapannya.

"Rumah sakit? kenapa ka Maudy bawa gue ke sini?" batin Rani.

"Ayok," ajak Maudy sambil berjalan masuk ke dalam rumah sakit.

Dengan perasaan bingung Rani mengikuti langkah Maudy.

Selama perjalanan banyak perawat yang menyapa Maudy, sepertinya mereka sudah mengenal Maudy dan itu membuat Rani tambah kebingungan.

Langkah mereka berdua terhenti di ruangan yang bertuliskan UGD. Maudy membuka pintu UGD dan mempersilakan Rani masuk.

Dengan ragu Rani masuk ke dalam ruangan tersebut, terlihat di sana ada seorang gadis yang berbaring di atas kasur dengan peralatan medis di badannya. Sekilas gadis itu terlihat seperti putri tidur.

"S-siapa dia?" tanya Rani dengan suara pelan.

Maudy berjalan mendekati gadis yang berbaring itu. "Perkenalkan ini Lisa, tunangannya Dian. Mereka sudah dijodohkan sejak kecil," kata Maudy.

Seperti ada sebuah pisau yang menancap di hati Rani saat mendengar ucapan Maudy. Seluruh kebahagiaan Rani rasanya seperti menguap begitu saja.

TWO HEARTS, ONE WINNER [Tamat]  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang