...
"Lo suka sama ka Dian?"
"Kalo iya emangnya kenapa?"
"Gapapa, tapi lebih baik lo jangan suka sama ka Dian. Nanti lo nyesel."
"Terserah gue memangnya lo siapa ngatur-ngatur percintaan gue?!"
...
Berawal dari kehidupan Rani yang berantakan akibat k...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di sebuah kafe yang terlihat tidak begitu ramai, terlihat Rex ada di sana. Ia tidak langsung pulang ke rumah melainkan pergi ke kafe Abangnya berada.
Rex masuk ke dalam, lalu berjalan ke arah Dian berada yang sedang meracik kopi.
"Rex? ngapain ke sini?" tanya Dian yang menyadari kedatangannya.
"Males pulang ke rumah, jenuh," jawab Rex sambil mengambil celemek yang tergantung di sana.
"Bukannya istirahat, hari ini izin nggak sekolah untuk istirahat kan? sama tadi pagi-pagi kamu pergi ke mana? nggak bilang ke Abang," cerocos Dian.
Dian menoleh ke arah Rex karena Rex tidak memberikan respon apapun, ternyata dia tengah sibuk dengan mesin kopi. Dian menghembuskan nafas pasrah melihatnya, memilih fokus kembali ke kegiatannya.
✴✴✴✴
Sementara itu di sisi lain, Rani tengah berbaring di atas kasur sembari melihat langit-langit kamarnya. Rani mengambil ponselnya yang sudah ia diamkan dari kemarin.
Benar saja, banyak pesan dan panggilan masuk dari Astrid.
|Astrid 🐵|
|Woy Ran lo di mana?|
|Ran!|
|RANIIII|
|Gue di depan rumah lo nih.|
|Bukain ngapah|
|PUTRI RANI RASYIANI|
|Etdah, nih bocah :V|
Rani tersenyum tipis ketika melihat pesan dari Astrid. Rani mengetik untuk membalas pesan tersebut.
|Ngapah si Strid ><|
|Woy, bangsul! ke mana aja lo?|
Pesan Rani langsung dijawab oleh Astrid sepertinya dia sedang online.
|Lagi patah hati gue|
|Wih, bisa patah hati juga lo, Emang patah hati kenapa sih Ran?|
|Tentang cinta pertama yang tidak terbalaskan.|
|Ka Dian? Yaelah, wajar kali kalo cinta pertama tuh gagal, jangan terlalu di tangisi lah. Kek bukan Rani aja lo.|
|Iya juga ya, gue kan cantik tinggal cari yang lain><|