7 - Permintaan Mama Jaguar

445 93 40
                                    

Ini Rafa atau yang lain?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini Rafa atau yang lain?

⏳⏳⏳

"Lyra sayang, ini Mama bawa makan malam buat kamu."

Lyra menoleh dengan wajah terkejut saat suara keibuan yang amat familiar menyapa rungunya. Mama Raka, dengan Raka di belakangnya sembari memasukkan kedua tangan di saku jaket, tersenyum pada Lyra seolah berkata, hai.

Mama lantas memeluk Lyra seperti biasa kalau mereka bertemu, menaruh kotak makan Tupperware di meja jaga. Kebetulan hanya ada Lyra disana, sedang melihat daftar obat untuk pasien di bangsal umum.

"Mama berdua aja sama Raka?"

Raka menggeleng. "Tadi bareng Mas Jaguar sama Tante Mira, nemenin kontrol. Terus Mama minta dianter kesini soalnya kan kamu lagi ngga di bangsal anak."

"Mama bikin ayam bakar merah kesukaan kamu."

"Aduh, ma. Lyra jadi ngerepotin."

"Ngga, ngga. Mama justru emang masak ini biar ngga kepikiran kamu malam ini makan apa. Dimakan ya,,"

"Makasih banyak, Mama."

"Sama-sama, sayang." Mama Raka kemudian menatap sekitar, lantas kembali menatap Lyra seraya mengusap bahunya. "Kamu ini, nduk. Jam kerja bisa semaleman suntuk gini, harus keliling jagain pasien juga. Kesehatannya dijaga ya. Vitamin sama habbat diminum kan?"

"Rutin kok, Ma."

"Sehat terus ya, kalau ada apa-apa bilang Mama."

"Siap, Mama," sahut Lyra dengan tangan kanan di dahi memberi hormat.

"Ya udah Mama mau lihat Jaguar dulu."

"Iya, Ma."

Sebenarnya Lyra ingin bertanya apa Gladis ikut, sekedar ingin tau dan titip salam saja. Tapi mengingat kemarin antara Gladis dan keluarga besar Raka tidak terlalu baik, Lyra mengurungkan niatnya dan menatap Raka dengan seulas senyum.

"Belum cukuran ya?"

Raka nyengir. "Ngga sempet, Ra. Udah mepet deadline."

"Gimana proyeknya? Ada masalah?"

"Yahh, paling ya gitu-gitu aja. Udah ke-handle kok. Tapi aku capek banget. Pipi aku dielus dong."

"Disini?!"

"Heum. Ngga ada yang lewat juga kok."

Menahan senyum, Lyra mengulurkan tangannya untuk mengusap pipi Raka, sesekali merasakan titik-titik kasar bakal kumis dan janggut Raka. Kemudian Lyra mengusap kelopak mata Raka yang agak menggelap karena akhir-akhir ini sering begadang menggarap proyek untuk mendesain salah satu mansion di Kalimantan.

"You've worked hard," bisik Lyra lembut.

"Iya dong. Kan mau bikin kamu seneng."

WhisperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang