8 - Maunya Jaguar

441 92 17
                                    

Rumah Keluarga Adhitama, alias keluarga Raka, selalu berhasil bikin Lyra betah.

Rumah bergaya Amerika klasik dengan halaman luas yang rumputnya rapi dan pepohonan rindang di depan suasananya persis seperti di film-film.

"Lyra, makan malam disini ya. Mama masih masak, sebentar lagi selesai."

"Lyra bantu, Ma."

"Boleh-boleh. Mama pinjam Lyra dulu, Ka."

Lyra terkekeh mengikuti Mama ke dapur, memindahkan masakan yang sudah matang. Kali ini ada rendang, opor ayam, sayur lodeh, ikan asin, sambal. Mama Raka memang biasa masak banyak karena ia harus memasak untuk 4 lelaki yang porsinya seperti kuli : Papa Raka, Raka, Rafa, dan Rama. Omong-omong, Rama itu adik kedua Raka yang sekarang sedang kuliah di Brawijaya, ambil Teknik Komputer.

Sedangkan adik pertama Raka, adalah Rana. Perempuan satu-satunya dalam persaudaraan Adhitama. Sudah menikah dan tinggalnya tidak jauh, masih di kawasan Tidar juga.

Jadi kadang Raka-lah yang mengantar Rana untuk periksa ke dokter kandungan.

Lyra sudah memindahkan semua piring saji itu ke meja makan, tinggal menunggu anggota keluarga Adhitama yang lain datang.

Raka katanya mau mandi dulu, sedangkan Rafa pulang sebentar dari Calluca sekalian makan, Rama masih di kampus, dan Adrian Adhitama baru saja pulang kerja.

Cucian kotor bekas memasak sudah dicuci dan sekarang Lyra bersama Viona Adhitama sedang menunggu yang lain sembari menyeduh teh.

"Mama dengar mulai sekarang kamu bakal rutin ngecek kondisi Jaguar?" tanya Viona sembari memasukkan 2 balok kecil gula batu ke cangkir suaminya.

Lyra mengangguk. "Iya, Ma. Sehari sekali kalau Lyra sudah pulang dari rumah sakit."

"Kapan ke rumah Jaguar?"

"Setelah makan malam, Ma. Nanti sama Raka juga."

"Kebetulan. Mama titip rendang buat Jaguar ya? Habisnya kalau disuruh kumpul suka sibuk."

"Boleh, Ma."

Ketika yang lain sudah berkumpul, ruang makan itu segera ramai karena Rafa dan Raka lagi-lagi menjahili satu sama lain. Belum lagi kepulangan Rama yang membuat suasana disana makin ramai.

Usai makan malam, dengan dibonceng Raka, Lyra segera menuju rumah Jaguar di bagian atas sembari membawa kotak makan berisi rendang.

Omong-omong, masakan Viona Adhitama memang juara!

Begitu tiba di ruang tamu rumah mewah bertingkat itu, Lyra bisa merasakan betapa sepinya suasana disana. Amat berbeda dibanding rumah Keluarga Adhitama.

Bibi yang barusan membukakan pintu untuk mereka sudah kembali ke belakang, lanjut melipat baju.

Raka yang sudah hafal seluk beluk rumah itu meski tidak terlalu akrab dengan pemiliknya mengajak Lyra memasuki lift buatan Jerman itu -Raka menekan tombol ke lantai 3, lantai paling atas. "Kayaknya Mas Jaguar di ruang kerjanya deh."

"Ngga tidur gitu, Ka?" Lyra bertanya polos. Maksudnya, orang sakit biasanya tidur awal karena pengaruh obat.

Raka tertawa, bertepatan dengan pintu lift yang terbuka dan Lyra bisa melihat ruangan luas dengan jendela penuh di sisi ruangan yang menampakkan kerlip lampu di area perumahan dan kota Malang. "Jam 9 tuh masih terlalu sore buat orang kayak Mas Jaguar tidur."

Mulut Lyra membentuk huruf o tanpa suara, tatapannya terpaku pada ruangan luas dengan sederet sofa mewah menghadap jendela besar di hadapannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WhisperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang