20 - Negosiasi Versi Raka

335 87 37
                                    

Kalian nge-ship siapa?

⏳⏳⏳

Jaguar Hutchison bukan lelaki yang mudah mengeluh.

Sejak kecil ia terbiasa melakukan banyak hal sendiri. Ia dan adik-adiknya memang dididik untuk jadi mandiri dan pantang mengeluh, mengingat Papa adalah orang yang tegas dan disiplin. Sedangkan Mama sangat cekatan dan cenderung blak-blakan.

Intinya Jaguar sudah terbiasa melakukan banyak hal sendiri meski ia sedang kesulitan.

Termasuk kali ini, ketika ia harus menahan sedikit rasa ngilu yang menyerang dadanya saat tangannya terulur untuk mengusapkan salep di bawah lututnya.

Dikit lagi, tahan, Aga!

Lelaki itu kemudian membereskan kembali obat-obatannya sembari menetralkan napasnya. Lantas bersandar pada bantal di punggungnya.

Ini adalah rutinitasnya sejak Lyra memutuskan berhenti sementara pengganti gadis itu sama sekali tidak bisa ia andalkan. Tidak dengan Ina yang sedikit-sedikit merona karena Jaguar menginstruksikan agar kakinya diwaslap dengan air hangat, atau ketika lelaki itu mulai merasa kakinya agak bengkak dan perlu disalep.

Risih, sebenarnya.

Jadi dengan sopan Jaguar menghentikan Ina, sementara jauh di sudut hatinya ia menginginkan agar Lyra kembali.

Jaguar suka ketika Lyra mengurusnya dengan tenang dan lembut. Ia juga suka ketika gadis itu menatap Jaguar dengan tatapannya yang teduh.

Dengan gerak hati-hati, Jaguar membenarkan sedikit posisi kaki kanannya di atas bantal, dan kembali sibuk dengan laptopnya. Meski dari rumah, Jaguar harus tetap memastikan biro arsitekturnya berjalan dengan baik. Ia juga harus menyelesaikan proyek lain yang ia pegang dan untuk sementara waktu, meniadakan agendanya yang sesekali mengisi seminar arsitektur di kampus.

Lelaki itu pernah ditawari untuk jadi dosen di kampusnya dulu, bahkan ia bisa dapat kesempatan untuk jadi dekan di usianya yang tahun ini menginjak 32. Tapi Jaguar menolak dengan alasan ingin fokus pada biro arsitekturnya. Meski sebenarnya, Jaguar hanya tidak terlalu suka bertemu orang banyak.

Sebagai seorang introver, bertemu dengan orang banyak sangat menguras energinya.

Jaguar lebih suka mencurahkan fokus dan pikirannya pada bidang yang ia tekuni saja.

Beberapa saat kemudian, ponsel lelaki itu berbunyi lagi setelah ia menerima telepon dari kantor.

Kali ini dari Brama Yudha Adhitama, adik Raka yang juga sepupunya itu.

"Ya, Ram?"

"Mas, sibuk ngga?"

Sebelah alis Jaguar terangkat. "Tumben nanya. Biasanya langsung ke rumah."

Di seberang sana Rama tersenyum simpul. "Mau minta tolong, mas."

"Minta tolong apa? Saya usahain bantu, Ram."

"Mau minta tolong buat jadi narasumber pengganti di video tugas kuliah, mas. Soalnya narasumber yang sebelumnya ada halangan pas mau wawancara."

"Temanya apa? Daftar pertanyaan udah ada?"

"Tentang manajemen bisnis. Kalau daftar pertanyaan udah ada kok, mas."

"Ohh, ya udah. Kamu atur jadwalnya aja kapan mau ketemu. Di rumah saya ya?"

"Siap, mas! Mau dibawain apa nih kalau ke rumah?"

"Ngga usah, Ram. Santai aja."

Pengennya dibawain Lyra aja sih, batin Jaguar. Sebenarnya Jaguar tidak ribet kalau mau barang atau makanan atau lainnya, jadi tidak perlu bawa-bawa. Lelaki itu bisa mendapatkan banyak hal dengan mudah. Tapi Lyra,, adalah manusia yang sulit diraih Jaguar.

WhisperTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang