"Bang, yakin masih mau sama Gladis?"
"What are you talking about?" suara datar Jaguar membalas, selagi tatapannya fokus ke piring sarapannya.
"Mau muna sampai kapan lagi sih, bang?! Dia jelas nikahin abang demi naikin pamor!"
"Gladis cuma butuh waktu, Yon. Dia juga dapat tekanan gara-gara sampai sekarang belum hamil lagi."
Lionardo Hutchison -Lion, biasanya dipanggil, berdecak tak habis pikir kenapa kakaknya sampai sesabar ini. "Lo dipelet apa gimana sih?! Dia keguguran karena kesalahan dia sendiri kali."
"It's our fault," ralat Jaguar. "Gue juga yang lalai ngawasin Gladis."
"Terus ini?!!" Lion menunjuk layar ponselnya yang masih menyala di hadapan Jaguar. "Lo mau biarin Gladis jalan sama cowok lain gitu?! Istri lo nih!"
Jaguar sekali lagi melirik layar ponsel adiknya, wajahnya tanpa ekspresi. Lebih tepatnya, Lion tidak bisa menebak isi hati kakaknya lewat ekspresi itu. Tidak peduli, tapi matanya terlihat kelam. "She need to healing herself."
"Kalo gue digituin udah jatuh talak kali!"
"Ya makanya lo ngga nikah-nikah sampai sekarang," balas Jaguar datar.
Lion berdecak kesal. "Ngga usah stuck sama Gladis, bang. Lo tuh oke, lumayanlah,, banyak kali yang mau sama lo biarpun udah jadi duda."
"Lo sesayang itu sama gue? Bawel banget dari tadi, heran," ledek Jaguar, membuat Lion membuang pandangan karena gengsi.
Ya kali gue nge-iyain kalo sayang sama abang? Dih, ngga ada harga diri sebagai adek dong?!
"Terus mana yang kata Mama perawat-perawat itu?" Lion bertanya lagi, dengan sendirinya menyudahi pembahasan soal Gladis yang seperti membahas teori Darwin. Tidak jelas kapan habisnya.
"Bentar lagi-"
Tok tok tok
Jaguar menatap ke arah depan, membiarkan Bibi membuka pintu untuk mempersilahkan Lyra masuk. "Langsung suruh kesini, Bi."
"Iya, pak."
Tidak lama kemudian, Lyra menemui Jaguar dengan setelan kasual celana kulot dan blazer warna krem yang lengannya digulung ke siku, merangkap kaos hitam polos yang dikenakannya. Rambutnya digelung, dan gadis itu tampak kasual seperti biasanya.
Untuk sesaat, Lionardo Hutchison tidak bisa berkedip, cukup terkejut saat gadis itu tersenyum sopan untuk menyapa.
"Ra, kenalin, ini Lion adik saya. Yon, ini Lyra."
Lyra dan Lion kemudian berjabat tangan, berkenalan dengan sopan.
"Lion."
"Lyra."
Lion akhirnya berkedip. "Lo jomblo? Apa udah ada monyetnya?"
"Eh,,"
"Ceweknya sepupu lo, Yon. Ngga usah ngaco deh pake nanya-nanya segala," potong Jaguar melihat Lyra tampak rikuh ditanya seperti itu. Ah iya, Lyra terlalu sopan dan kalem untuk dunia ini yang menurut Jaguar makin edan.
"Siapa? Raka, Rama, apa Rafa?"
"Raka." Kali ini Lyra yang menjawab.
"Mama ngga pernah cerita kalo lo ceweknya Raka."
"Lo juga ngga pernah nanya kan?" tebak Jaguar.
"Iya sih."
Lyra kemudian mengamati piring sarapan Jaguar, yang masih ada sisa potongan rotinya, juga segelas air mineral yang tinggal separuh isinya. "Mas Aga belum minum obat?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper
General Fiction"Where are you?" "I'm here. Turn around and you'll found me."