Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Omayaaa ~ Om, kumisnya kondisikan dong 👉👈
Eh iya, view kamarnya itu loh wkwk
⏳⏳⏳
Rafa tidak habis pikir dengan permintaan Tante Mira yang meminta Lyra untuk sekali waktu mengecek keadaan Jaguar.
Maksudnya, Jaguar tidak mungkin dibolehkan pulang dari rumah sakit kalau memang masih belum baik-baik saja kan?
Berarti logikanya, tidak perlu lah sampai meminta Lyra datang menengok Jaguar, setiap hari pula.
"Masalahnya, mbak Lyra-ku sayang. Kosan mbak kesini aja hampir setengah jam, belum rumah sakit yang arahnya berlawanan. Itu jauh loh."
Lyra hanya tersenyum menanggapi gerutuan Rafa soal ide tantenya yang ngadi-ngadi itu.
"Paling ngga, Mbak Lyra harus nyisihkan waktu 2 jam sehari buat ngurus Mas Jaguar yang notabene baik-baik aja. Sedangkan 2 jam luang versi Mbak Lyra kan bisa buat bebersih kos, nyuci, atau istirahat."
Raka juga ikut menyimak gerutuan adik bungsunya yang manja tapi peduli itu. Dasar, aneh-aneh saja si Rafa itu.
"Bukannya aku jahat sama sepupu sendiri," lanjut Rafa, masih sambil meracik minuman untuk Lyra. Kalau buat Raka sih, paling disuruh racik sendiri. "Tapi aku ngga tega sama Mbak Lyra, YaAllah. Aku pernah tau loh ya, gimana sibuknya Mbak Lyra di rumah sakit, harus ke ruangan sana-sini, mengurus pasien bangsal atau UGD, bikin laporan, atau apalah, belum lagi kalau harus dampingi operasi yang bisa berjam-jam. Itu capek loh, mana jarang banget bisa dapet waktu buat rebahan."
Raka akhirnya terkekeh alih-alih kupingnya terasa panas.
" Mas Raka juga nih, kok diem aja sih? Tega sama Mbak Lyra! "
" Loh kok mas juga kena?"
"Ya iyalah!" balas Rafa sewot. "Pokoknya Mas Raka juga salah. Bisa-bisanya biarin Mbak Lyra pontang-panting gini!"
"Aku ngga pontang-panting, Rafa. Ya biasa aja."
Rafa cemberut. Memindahkan minuman racikan yang sudah di-shake ke gelas kecil berisi es batu, lantas menambahkan irisan jeruk nipis. Jadi sudah mojito original untuk Lyra.
"Kamu ngga pernah sebawel ini kalau khawatir sama mas," komentar Raka.
"Ya iyalah, Mas Raka kan laki-laki. Udah sepatutnya kerja keras kaya Papa."
"Sama Rana juga ngga sebawel ini."
Rafa mendengus. "Mana bisa? Mbak Rana pernah ngebanting Mas Raka dalam sekali percobaan loh. Padahal lagi hamil muda."
