BRAK!!
Gladis Anjani terlonjak kaget saat Jaguar tiba-tiba membanting map tebal berwarna cokelat di meja makan saat ia sedang sarapan.
"Je-"
"Kamu apa-apaan, Dis?" Jaguar bertanya dingin tanpa ekspresi. "Buka itu map."
Dengan gerak patah-patah karena gugup sekaligus takut padahal Gladis belum tau map itu isinya apa, diraihnya map itu dan membuka isinya.
Wajah Gladis memucat.
"Ini-" ucapan Gladis tercekat sendiri. Itu beberapa lembar foto dengan ia dan Vino disana. Gladis tau ketika ia sedikit 'bermain' di belakang Jaguar, resikonya ia akan tertangkap basah kalau tidak juga berhenti bersama Vino. Bahkan waktu Jaguar sudah terang-terangan mencurigainya dengan Vino, Gladis tidak mengira bahwa di momen itulah mereka tertangkap basah. "Je, ini-"
Gladis kembali tercekat. Ada 6 lembar foto, dan isinya kurang lebih sama : ia dan Vino, sedang berciuman. Ada pula ketika mereka sedang di sebuah villa yang 2 minggu lalu dikunjungi, dalam kondisi tidak pantas. Sisanya, menit-menit sebelum mereka melakukan sex car di malam hari, di area drive thru yang sepi.
Gladis kembali mendongak dan meski Jaguar masih duduk di kursi rodanya, lelaki itu tampak mengintimidasi. Dan Gladis langsung merasa ciut karena Jaguar hanya diam, dengan rahang mengeras dan urat yang terlihat melintang dari pangkal hidung ke sepanjang kening lelaki itu saking besarnya amarah yang harus ia tahan.
Kemudian, tangan Gladis semakin bergetar saat melihat map lebih kecil dengan label tempat dimana ia pernah melakukan aborsi dulu. Isinya surat pernyataan yang jelas-jelas berisi tanda tangan Gladis, dimana ia dengan sangat sadar menyetujui tindakan aborsi itu.
"Je, aku- ini-,,"
"Kenapa kamu berubah kayak gini?"
Gladis menunduk. "Aku belum siap punya anak,,"
"HANYA KARENA BELUM SIAP APA HARUS KAMU NGEBUNUH CALON ANAK KITA?!!!" Jaguar berteriak marah, pada akhirnya api amarah itu meledak tanpa bisa ditahan lagi. "DIA ANAK AKU JUGA DAN KAMU NGEBUNUH DIA DIAM-DIAM?!!"
",,,"
"KAMU MANUSIA APA IBLIS HAH?!!"
",,,"
"BERTAHUN-TAHUN AKU NUNGGU KEHADIRAN ANAK KITA TAPI KAMU BUNUH DIA GITU AJA?!!"
",,,"
"DAN SETELAH KAMU NGEBUNUH CALON ANAK KITA, KAMU MAIN API SAMA VINO DI BELAKANG AKU!! KENAPA KAMU KAYAK GINI?!!"
Gladis yang sudah kepalang gemetar melihat Jaguar, hanya menunduk takut. Jaguar Hutchison tidak pernah semurka ini. Dari dulu, Jaguar tidak pernah membentak orang. Apalagi pada Gladis. Lelaki itu selalu berkepala dingin. Dan sekarang,, Gladis pikir ia bisa saja remuk di tangan Jaguar saat ini juga. Hancur di tangan lelaki yang ia hancurkan kepercayaannya sampai tidak bersisa.
"SALAH APA AKU SAMA KAMU?!!" Jaguar masih membentaknya, dengan wajah memerah dan napas memburu.
",,,"
"JAWAB AKU, GLADIS!! KALAU AKU ADA SALAH, BILANG KE AKU!! TAPI NGGA USAH KAYAK GINI!!" teriak Jaguar lagi, diiringi isak tertahan lelaki itu. Jaguar mengusap kasar sudut matanya yang berair oleh kemarahan dan kekecewaan. Apalagi sekarang?
",,,"
"Kamu ngga perlu takut harus ngurus anak kita sendirian. Ada aku, Gladis. Ada aku yang bakal ngurus dia juga,," lanjut Jaguar, tenggorokannya tercekat karena ia juga sedang menahan tangisnya. Bertahun-tahun dia menunggu kehadiran anak, bertahan dalam pernikahannya yang semakin dingin karena Gladis terus menerus sibuk, hanya untuk mendapat kabar bahwa semua yang ia lakukan mungkin saja sia-sia. Bertahan untuk Gladis, membuat Jaguar merasa sia-sia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Whisper
General Fiction"Where are you?" "I'm here. Turn around and you'll found me."