04. Telat

2K 364 353
                                    


Tiupan angin yang mengacak surai hitam legam itu membuat lelaki yang baru saja turun dari motor retronya.

rambut acak-acakan, seragam yang tidak pernah dimasukkan, dua kancing atasnya kebuka membuat kaos hitamnya keliatan,  dan sepatu converse Chuck Taylor 70’s Hi berwarna monokrom udah jadi penampilan sehari-harinya di sekolah.

Ia melirik jam tangan yang melilit pergelangannya.

"Telat satu jam" Monolognya. Braga melihat ke arah gerbang yang sudah tertutup rapat.

"Ck, pak tatang sekarang gak bisa di sogok lagi" lelaki itu berdecak pelan. Biasanya jika ia telat, Braga selalu menyogok satpam sekolahnya dengan satu bungkus rokok atau satu bungkus nasi padang. namun beberapa hari yang lalu Braga tertangkap tangan oleh guru BK.

Dari kejauhan Braga menatap seorang gadis yang berlari dengan tergesa-gesa kearahnya, lebih tepatnya kearah sekolah.

"Yah udah di tutup gerbangnya." Keluh gadis itu dengan nafas memburu.

Gadis itu tidak hanya diam saja ia menggebrak-gebrak gerbang sekolah dengan keras. Braga hanya terdiam duduk di atas motor dengan kedua tangannya yang ia lipat di depan dadanya.

"Pak tatang sekarang lagi solat duha,mau lo hajar tuh gerbang gak bakalan dibukain." Ucap Braga. Sadar dengan keberadaan Braga, gadis itu hanya melirik Braga lalu kembali menggebrak-gebrak gerbang sekolah.

"Eh lo cewek kemaren sore gue pinjemin jaket bukan sih?"Tanya Braga, ia baru ingat gadis yang di hadapan nya kini, gadis yang kemaren sore ia tolong. Biru melirik Braga kembali dan mengangguk.

"jaket gue man—"

Biru berdecak pelan. "Jangan bahas jaket dulu." Ucap Biru yang masih sibuk dengan mengebrak-gebrakan gerbang sekolah.

"Pak bukain gerbangnya" Teriak Biru.

"ALLAHUAKBAR YAUDAH HAYU IKUT GUE" Braga yang menarik pergelangan tangan gadis itu.

"M—mau kemana?" Ucap Biru dengan raut wajah yang ketakutan.

"Manjat belakang sekolah"

"Masa cewek manjat?"

"Yaelah kucing aja yang cewek manjat." Jawab braga dengan enteng.

"Itu kucing, bukan manusia."

"Kalo lewat sini, lo pasti di suruh ngepel lapang basket"

"Emang lewat belakang enggak?"

"Ya jelas enggak, keamanan lewat belakang terjamin"

"Enggak deh, aku nunggu pak tatang aja" Ucap gadis itu. yang dibalas anggukan oleh Braga.

"rembo lo baik-baik aja disini ya" Braga yang menyebut rembo nama motor kesayangan nya.

Braga mengambil langkah cepat ke arah gerbang belakang sekolah. Belakang sekolah tidak ada cctv atau pun guru piket yang memantau jadi aman.

Braga melempar tasnya dengan asal melewati pagar. kemudian menggunakan kaki jenjangnya untuk menaiki pagar besi tinggi yang berwarna coklat tua itu untuk memasuki area sekolah. Syukurlah celananya tak menyangkut di kawat.

"Alhamdulillah emang orang baik mah suka di permudah" Ujar Braga yang hendak mengambil tasnya yang tergeletak tak jauh dari tempat berdirinya.

"Iya alhamdulillah di permudah dipertemukan dengan saya" Suara bariton dari pak soleh membuatnya meneguk ludah dengan kasar. Braga menoleh ke arah pak Soleh di hadapan nya yang kini sedang menatapnya tajam.

"Hehe pak apa kabar?"

••••••

Peluh dan letih menyelimuti Braga yang berjalan ke kiri dan ke kanan dengan mengepel lantai lapangan. Seragam putihnya yang sudah berganti dengan kaos hitam.

PANGLIMA || Haechan✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang