Alangkah baiknya untuk follow dulu sebelum baca
••••••••••
Suara deru motor yang bersahutan dengan suara sirine polisi tampak beberapa pelajar SMA mengendarai motor dengan kelajuan diatas rata-rata dan dibelakangnya terdapat dua mobil polisi yang mengikuti mereka.
Lambaian tangan salah satu pelajar yang mengintruksi untuk berpencar mereka pun akhirnya berpencar.
"Mampus gue yang dikejar!" Gumaman lelaki yang melajukan motornya lebih cepat sesekali menengok ke arah belakangnya.
Mobil polisi dan motor retro tampak aksi kejar-kejaran dengan berbagi tikungan namun tak membuahkan hasil, hari semakin malam jalanan mulai sepi.
Saat di perempatan tampak sebelah kiri dan kanan mobil polisi datang tetapi bagi pria itu ini menarik, ia memberhentikan motor nya di pertengahan perempatan seketika mobil polisi itu mendekatainya ia melajukan motor kembali ke arah lain sedangkan dari arah kanan kirinya kedua mobil polisinya yang mengikutinya tampak saling bertabrakan karna kelajuan mobilnya diatas rata-rata.
pria itu berhenti tak jauh dari tempat mobil polisi itu bertabrakan. Ia tersenyum senang melihat kejahilannya kepada polisi itu, setelah puas melihat aksi mobil polisi tabrakan sang pengendara melajukan kembali motornya.
Ditempat lain,teman-temannya gelisah, mereka yang sekarang sedang menunggu di warung tongkrong yang sudah dijadikan markas bagi mereka.
"Si Braga lama amat,apa ketangkep?" gelisah lelaki yang bernama Naren lelaki yang selalu di sebut sumber informasi apapun itu, hidupnya tergantung mood 'Skip dulu tawuran, gue lagi gak mood jalan.'
"Gak bakalan, pegang omongan gue." kata janu yang mengobati luka di ujung bibirnya sendiri. Januar sering di panggil oleh mereka Janu, anak rajin cuma salah pergaulan aja tapi kalo sekolah sebelah ngajak tawuran ikut-ikut aja.
Tak lama, terdengar suara deru motor dari arah sebelah kiri. "Nahkan panjang umur." ujar reyhan yang tengah minum bajigur khas buatan abah. Reyhan, suka di sebut-sebut lelaki bertanduk merah definisi 'kesenggol dikit bacok aja' suka ngambis sebelum acara tawuran, 'Bentar kimia gue belum selesai.'
Braga membuka helmnya, tangan nya terulur menyisir rambutnya kebelakang lalu menghampiri teman-temannya.
"biasa ada acara main kejar-kejaran dulu." ujar Braga yang sambil melakukan highfive.
Mereka semua sudah hafal akan hal itu,Braga yang selalu kejar-kejaran dengan polisi, yang sudah biasa masuk kantor polisi. sudah tak asing bagi Braga.
Braga abimanyu,terkenal urakan dan bernyali. orang bilang dia adalah panglima tempur . lelaki yang selalu menjadi pemimpin, lelaki yang selalu menjadi tameng teman-temannya.
lelaki yang memberi kehangatan untuk semua orang. bagi teman-teman nya,Braga adalah sebuah kehangatan dan keamanan untuk mereka."kita panik ga,dikira lo ketangkep," Ucap salah satu kawannya itu bernama Marka, diantara mereka Marka lah yang tertua, hidupnya suka gurang gusuh, kalo ada Marka datang dengan keadan grasak grusuk mereka paham bahwa dunia lagi tak baik-baik saja.
Braga bukannya menjawab ia malah bertanya balik kepada mereka.
"ada yang luka parah?"tanya Braga yang mendudukan bokongnya dikursi kayu panjang."Luka dikit bang." sahut lelaki bernama Aji paling termuda diantara mereka awalnya ia iseng-iseng aja main ke warung Abah diajak oleh Leo malah terbawa arus ikut-ikut nyerang. Aji definisi luar dalem lembut.
"Pinggang gue bang yang encok." keluhan dari lelaki bernama Leo adik kelas mereka yang kadang suka ngeluhin hidup kalo kebanyakan di kasih tugas tapi giliran jadwal nyerang yang padet suka di asik-asikin aja.
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGLIMA || Haechan✔️
Teen Fiction❝ Takut mah ke Allah dan abah, selain itu mah sikat aja ❞