Braga yang tengah duduk di warung abah, hari ini ia bolos pelajaran. kebetulan abah pergi ke pasar jadi ia yang menunggu warung.
Lokasi warung abah tak jauh dari sekolahnya, letaknya di belakang sekolah. tempatnya cukup sepi jauh dari pemungkiman warga dan strategis untuk
konferensi meja bundar saat akan menyerang sekolah lain.Warung abah udah jadi markas mereka,dibelakang warung ada rumah abah. Braga yang selalu menginap dirumah abah, ia hidup seorang diri. kedua orang tua telah tiada saat ia berumur lima tahun.
Braga mempunyai kakak laki-laki,umurnya hanya selisih satu tahun dengan nya. namun satu tahun lalu kakaknya tersebut telah menyusul kedua orang tuanya. meninggalkan Braga yang harus menghabiskan waktu beranjak dewasa sendirian.
"Alah siah boy bolos juga lo" Naren yang tiba-tiba datang membuyarkan lamunan Braga.
"Bolos gue bermanfaat bagi orang lain na" sahut Braga dengan sebatang benda bernikotin yang masih terus ia hisap.
"Mana ada"
"Ada,nih kalo gue gak bolos siapa yang ngejaga warung abah?kalo ada rampok ni warung gimana?"
"Semerdeka lo aja lah ga" Ucap Naren
"Lo bolos kenapa?" tanya Braga yang menghembuskan asap rokok pada udara.
"Cape belajar" jawab Naren dengan santai, mengambil satu batang rokok.
"Dikira gue gak ada yang di warung abah" Reyhan yang baru datang dengan motor beat hitam kesayangannya.
"Mau ngapain lo rey?tumben amat bolos pelajaran"
"Mules anjing tadi si marka ngasih buras basi" teriak Reyhan yang lari masuk ke dalam rumah abah.
"ASSALAMUALAIKUM AHLI BOLOS" Leo yang tiba-tiba datang bersama janu dan aji.
"Lo bonceng bertiga kayak cabe-cabean" ledek Braga.
"Ni anak dua ngejegat gue di parkiran pengen ikut" jawab Janu yang mendudukan dirinya diantara Naren dan Braga. Mereka berdua yang merasa terpanggil pun hanya memberi cengiran.
udah jadi rutinitas mereka bolos pelajaran atau bisa jadi juga mereka bolos kesekolah.
"Gabut anjir,main Gapleh yok dah" Ajak Braga yang mengambil kartu domino yang di selipkan di atap.
"Halah paling lo lagi yang menang bosen gue" keluh Naren yang sedang menyeruput kopi hitamnya.
Braga terkekeh pelan "Yaudahlah gue kalahin dah"
"Alah bosen gue dengernya,ujung-ujungnya pasti lo yang menang"
"REY BUNTING LO? DI USAP TUH PERUT KAGAK BAKALAN KELUAR TUH JIN IPRIT" teriak Braga yang melihat Reyhan mengelus-ngelus perutnya saat keluar dari rumah abah setelah panggilan alamnya.
"Anjing!" ketus Reyhan yang kesal.
Membuat canda tawa mengalir dengan kental di warung Abah. hanya mereka lah yang sekarang Braga punya, merekalah penyebab tawa Braga dan tak lagi merasa sepi.
Suara motor yang terdengar oleh mereka membuat mereka mengalihkan pandangannya ke arah jalan, marka yang menghampiri mereka terlihat gurung gusuh.
"anjing marka gue mules nih tanggung jawab lo!" kata Reyhan yang bergabung di warung.
Marka mengabaikan Reyhan.
"pos satpam sekolah kebakaran" ucap Marka.
"sama siapa?"
"gak ada yang tau"
"dibakar atau kebakar bang?" tanya Leo
"dibakar" jawab Braga yang mengambil jaketnya
KAMU SEDANG MEMBACA
PANGLIMA || Haechan✔️
Novela Juvenil❝ Takut mah ke Allah dan abah, selain itu mah sikat aja ❞